Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Kemerdekaan Indonesia ke-79 dengan Hiruk Pikuk Kontroversinya

Kemerdekaan yang tidak melanggar norma berarti menjalani kebebasan dengan cara yang menghormati nilai-nilai dan aturan yang berlaku

Editor: Ilham Arsyam
Dok Pribadi
Muh Ilyas, Kepala SMAS Tahfidz Al-Quran Wahdah Islamiyah Anabanua 

Oleh: Muh Ilyas, Kepala SMAS Tahfidz Al-Quran Wahdah Islamiyah Anabanua

Kemerdekaan bukan hanya tentang bebas dari penjajahan atau penindasan, tetapi juga tentang menciptakan kondisi di mana individu dan masyarakat dapat berkembang dan mencapai potensi penuh mereka dengan tetap memperhatikan norma-norma yang berlaku. 

Kemerdekaan yang tidak melanggar norma berarti menjalani kebebasan dengan cara yang menghormati nilai-nilai dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Ini melibatkan suatu prinsip, seperti penghormatan terhadap  hak orang lain. Kemerdekaan harus dilakukan dengan mempertimbangkan hak dan kebebasan orang lain.

Ini berarti tidak menggunakan kebebasan pribadi dan kekuasaan penentu kebijakan di negeri yang merdeka untuk melakukan tindakan yang merugikan atau melanggar hak orang lain seperti kebebasan menjalankan aturan agama pada setiap individu serta ini sejalan dengan Etika dan Moral bahwa Kemerdekaan juga harus disertai dengan tanggung jawab moral. Ini berarti bertindak sesuai dengan prinsip etika yang dipegang oleh masyarakat, seperti kejujuran, integritas, dan rasa hormat.

Di bulan merdeka yang ke 79  di tahun 2024, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan sebuah kebijakan pemerintah yang penuh dengn kontroversi, dua kebijakan pemerintah itu adalah  PP Nomor 28/2024 Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi Bagi Anak Usia Sekolah dan Remaja dan kebijakan lepas jilbab bagi peserta paskibaraka putri pusat yang baru-baru dikukuhkan di IKN oleh persiden Joko Widodo.

Dua kebijakan tersebut telah menjadi perbincangan hangat dari berbagai kalangan diberbagi platfom media sosial. Secara khusus MUI Sulawesi selatan dengan tegas menolak PP tersebut yang terkait pasal penyediaan alat kontrasepsi dengan pertimbangan bahwa kebijakan ini sangat kontroversi karena akan mengarah pada praktik perzinahan dikalangan anak usia sekolah dan remaja.

Kontroversi kebijakan alat kontrasepsi belum berakhir, muncul lagi kontroversi baru yang juga menjadi atensi di platform sosial media, terkait kebijakan lepas jilbab bagi Paskibraka putri ditingkat pusat.

Penulis menyadari bahwa menjadi pengibar bendera pada perayaan kemerdekaan adalah simbol penghargaan dan kebanggaan terhadap negara. Ini juga merupakan kesempatan untuk memperlihatkan bahwa nilai-nilai agama dan pendidikan dapat berjalan beriringan dengan rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air.

Nilai agama dapat memainkan peran penting dalam kehidupan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), baik dalam konteks pribadi maupun saat menjalankan tugas mereka. 

Nilai agama dapat mempengaruhi anggota Paskibraka seperti Kedisiplinan dan Tanggung Jawab, ajaran agama menekankan pentingnya kedisiplinan dan tanggung jawab. Nilai-nilai ini sangat relevan bagi anggota Paskibraka, yang harus mengikuti aturan ketat, menjalankan tugas dengan tepat waktu, dan bertanggung jawab atas tugas mereka.

Etika dan Moralitas  Agama sering kali mengajarkan prinsip-prinsip etika dan moralitas, seperti kejujuran, integritas, dan menghormati orang lain. Anggota Paskibraka diharapkan untuk menampilkan sikap-sikap ini dalam semua aspek kegiatan mereka, baik saat berlatih maupun saat bertugas.

Kehidupan Spiritual dan keseimbangan nilai agama juga dapat membantu anggota Paskibraka menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan tugas mereka. Praktik keagamaan dapat memberikan ketenangan, fokus, dan motivasi untuk menghadapi tantangan dan stres yang mungkin muncul selama masa pelatihan dan pelaksanaan tugas.

Secara umum, nilai agama dapat membantu anggota Paskibraka dalam menjalankan tugas mereka dengan integritas, disiplin, dan dedikasi, serta memelihara hubungan yang harmonis dengan sesama anggota dan masyarakat.

Ketika praktik baik keagamaan seseorang terganggu seperti kebijakan melepas jilbab bagi anggota paskibraka, baik oleh faktor internal maupun eksternal, ini bisa menimbulkan kontrovesi, Indonesia yang sangat menghargai toleransi adalah bukti bahwa Islam adalah salah satu agama mayoritas di negeri ini yang terus menjaga kerukukan dan persatuan antar ummat beragama.

Secara umum, wajah kerukunan umat beragama di Indonesia tetap cantik. Ketika toleransi diibaratkan laksana jerawat yang muncul di wajah yang cantik. Pandanglah wajah yang cantik itu secara keseluruhan jangan hanya memandangi dan membesar-besarkan jerawat yang muncul. Tentu saja, jerawat itu mengganggu dan jika tidak diobati, bisa menimbulkan infeksi yang dapat merusak wajah cantik secara keseluruhan. 

Upaya sejumlah kebijakan yang kontroversial untuk menonjol-nonjolkan ketidakmerdekaan terhadap individu yang menjalankan nilai agama dengan menutup wajah kerukunan dan toleransi umat beragama yang harmonis, justru bisa menjadi sumber masalah kerukunan umat beragama yang baru. 

Menjaga kerukunan dan persatuan berarti mensyukuri kemerdekaan. Mensyukuri kemerdekaan adalah dengan mengisi masa kemerdekaan dengan amalan yang disyariatkan Allah tuhan yang maha esa, dalam berbangsa dan bernegara, bukan dengan mengisinya dengan kemaksiatan kepadaNya. 

Dengan tegas Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberi arahan kepada bangsa ini bagaimana seharusnya mengisi kemerdekaan dan mensyukuri nikmat kepemimpinan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 41, ”(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” Kalimat ”kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi” dapat berarti suatu bentuk kemerdekaan dari penjajahan. 

Akhirnya, mari kita syukuri kemerdekaan ini dengan mempertahankan keutuhan jati diri bangsa ini dengan nilai-nilai Islam yang tinggi dan cinta kepada negeri ini sebagai negeri yang menjunjung nilai-nilai pancasila yang dijiwai oleh Islam. Dengan itu, insyaaAllah kita akan mampu meraih kejayaan di masa yang akan datang dan meneruskan sejarah bangsa ini menjadi sebuah baldatun thayyibatun warabbun ghafuur yaitu sebuah negara dan bangsa yang meraih maghfirah (ampunan), kesejahteraan dan kedamaian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala selama-lamanya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved