Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bobby Nasution

Bobby Nasution Calon Gubernur Sumut Ambil Keputusan saat Disebut Dalam Kasus Korupsi, KPK Berani?

Kini elektabilitas Bobby Nasution menantu Presiden Jokowi berada di puncak, mengalahkan petahana Edy Rahmayadi.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
KPK dan Bobby Nasution - Wali Kota Medan Bobby Nasution diterpa masalah baru saat sedang persiapan maju bertarung di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara 2024. 

Namun, setelah berbulan-bulan menjalin kerja sama untuk memenangkan Anies-Muhaimin, Edy Rahmayadi harus menghadapi realita politik.

Meskipun Edy Rahmayadi sudah mengikuti penjaringan calon gubernur di ketiga parpol tersebut, bahkan bolak-balik ke Jakarta untuk lobi-lobi politik.

Pada akhirnya Partai Nasdem, PKB, dan PKS memutuskan dukung Bobby Nasution.

Adagium “politik adalah seni mencari kekuasan” menjadi warna tersendiri dalam dinamika Pilgub Sumut 2024.

PKS yang selama ini memberi sinyal arah dukungan politik untuk petahana Edy Rahmayadi di Pilgub Sumut 2024, tiba-tiba berbalik arah.

 Secara mengejutkan, PKS resmi mendukung Bobby Nasution sebagai calon Gubernur Sumut pada Pilkada Serentak November mendatang.

Surat rekomendasi berupa formulir B1KWK diserahkan langsung oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu kepada Bobby Nasution di kantor DPP PKS, Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Terlihat juga hadir Ketua DPW PKS Sumut Usman Jakfar, hingga Wakil Ketua DPRD Medan dari Fraksi PKS Rajudin Sagala.

Sementara Bobby didampingi calon wakil gubernur, Surya, mantan Bupati Asahan.

Dukungan politik kepada Bobby Nasution dibenarkan Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri. "Iya benar, (penyerahan surat dukungan) sore jam 17.00 di DPP PKS," kata Mabruri kepada Tribun, Jumat petang.

Mabruri mengatakan, alasan PKS mendukung Bobby ketimbang Edy Rahmayadi lantaran memiliki kesamaan visi dalam membangun Sumut ke depan.

"Sudah ada kesepahaman dengan Bobby terkait agenda di Sumut," ujarnya.

Dukungan PKS untuk Bobby Nasution memang menjadi kejutan terbesar dalam dinamika Pilgub Sumut 2024.

Sebab, sejak jauh hari PKS konsisten memperlihatkan arah dukungannya kepada Edy Rahmayadi.

Bahkan, Presiden PKS Ahmad Syaikhu terang-terangan intens membangun komunikasi dengan Edy Rahmayadi.

Saat hadir dalam acara Harlah Guru Madrasah di Hotel Madani, Kota Medan, Jumat (26/7/2024) lalu, Syaikhu mengatakan, Edy akan mengikuti kontestasi Pilkada Sumut seperti halnya Anies Baswedan yang didukung PKS di Pilkada Jakarta. 

"Mudah-mudahan insyaallah kita akan berlayar seperti halnya Pak Anies berlayar di DKI," kata dia.

Syaikhu juga mengenang masa lalu ketika PKS mendukung Edy Rahmayadi pada Pilgub Sumut 2016 silam.

Karena itu, ia menyebut peluang PKS untuk bersama Edy pada Pilgub Sumut 2024 sangat besar.

"Besar lah (peluang PKS bakal usung Edy) kita dari 2016 (sudah bersama)," sambung Syaikhu.

PKS juga intens menjalin komunikasi dengan PDIP yang digadang-gadang akan mengusung Edy Rahmayadi.

Pada akhirnya, PKS berubah arah dan memberikan dukungan kepada Bobby Nasution.

Dengan begitu, PKS menjadi partai ke-8 yang memberikan dukungan kepada Bobby Nasution.

Dari total 11 partai parlemen di Provinsi Sumut, kini tersisa dua parpol yang belum menentukan dukungannya, yakni PDIP dan Perindo.

Di sisi lain, elite DPP PDIP berkali-kali memastikan tidak akan terjadi pilkada kotak kosong di Pilgub Sumut 2024.

Berdasarkan hasil Pemilu 2024, PDIP memang punya “golden ticket” untuk mengusung sendiri pasangan calon tanpa harus koalisi dengan parpol lain.

PDIP mendapat 21 kursi DPRD Sumut. Perolehan itu sudah cukup untuk memnuhi syarat minimal pencalonan 20 kursi DPRD.

Sampai saat ini PDIP belum mengumumkan sosok yang akan diusung sebagai lawan tanding Bobby Nasution di kontestasi Pilkada Serentak 2024.

Adapun nama yang santer terdengar belakangan ini, PDIP akan mengusung calon petahana Edy Rahmayadi.

Edy Rahmayadi mengklaim telah mendapat dukungan dari partai banteng. Ia mengaku ditugaskan untuk mencari pendamping.

"Ada rekomendasi (dari PDIP), tetapi bukan satu ketentuan untuk persyaratan atau B1KWK untuk ke KPU," kata Edy Rahmayadi di posko pemenangan di Medan, Selasa (30/7/2024).

Terkait klaim Edy Rahmayadi ini, Ketua Tim Pemenangan Pilkada 2024 PDIP Adian Napitupulu tak membenarkan namun tak juga membantah.

Ia memberi jawaban normatif, bahwa keputusan mengenai rekomendasi akan diumumkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Kalau gue (saya) jawab, gue (saya) mengingkari pernyataan gue (saya) ke dia. Ntar lo (kamu) mancing mulu," kata Adian kepada awak media di Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Dinamika kemudian muncul mengenai bakal calon wakil gubernur untuk mendampingi Edy Rahmayadi.

Pasalnya, PDIP dikenal sebagai partai yang punya tradisi kuat mengusung kadernya sendiri di pilkada.

Bermodal “golden ticket”, PDIP disebut-sebut akan memilih kadernya di kursi calon wakil gubernur.

Bursa bakal cawagub pun bermunculan, seperti Nikson Nababan, Barry Simorangkir, Sofyan Tan, bahkan Djarot Saiful Hidayat.

Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengungkap pengumuman bakal calon gubernur yang akan diusung PDIP di Jakarta, Banten, dan Sumut dijadwalkan pada Rabu (7/8/2024) pekan depan.

Jika berhasil mendapatkan dukungan dari partai banteng, Edy Rahmayadi akan berlayar ke arena Pilgub Sumut 2024 dengan dua perahu parpol, yakni PDIP dan Hanura.

Sebelumnya Hanura sudah lebih dulu memberikan dukungan kepada Edy Rahmayadi.

Edy juga masih berpeluang mendapatkan dukungan dari satu partai tersisa, yakni Perindo.

Namun, ini tak mudah lantaran pada beberapa kesempatan Perindo memberi sinyal arah dukungan kepada Bobby Nasution.

Berikut peta politik Pilgub Sumut 2024 antara Bobby Nasution vs Edy Rahmayadi :

1. Partai Golkar 22 kursi (dukung Bobby Nasution/sudah rekom B1KWK)

2. Partai Gerindra 13 kursi (dukung Bobby Nasution)

3. Partai NasDem 12 kursi (dukung Bobby Nasution)

4. PAN 6 kursi (dukung Bobby Nasution)

5. Partai Demokrat 5 kursi (dukung Bobby Nasution)

6. PKB 4 kursi (dukung Bobby Nasution)

7. PDIP 21 kursi (Edy Rahmayadi klaim sudah dapat dukungan)

8. PKS 10 kursi (dukung Bobby Nasution/sudah rekom B1KWK)

9. Hanura 5 kursi (dukung Edy Rahmayadi)

10. PPP 1 kursi (dukung Bobby Nasution)

11. Perindo 1 kursi

* Syarat pencalonan Pilgub Sumut adalah parpol atau koalisi parpol mempunyai minimal 20 kursi DPRD Sumut.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com/KompasTV/Tribun-Medan.com

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved