Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Luwu Ditandu

Desa Ilan Batu Uru di Luwu Masih Terisolasi dari Jaringan Seluler, Warga Manfaatkan Handy Talky

Desa yang terletak 84,2 kilometer ke utara dari ibukota Belopa ini belum pernah merasakan adanya jaringan seluler.

|
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/MUH SAUKI
Warga Desa Ilan Batu Uru, Kecamatan Walenrang Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan Jana (30). 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Di tengah kemajuan teknologi informasi abad ke-21, Desa Ilan Batu Uru di Kecamatan Walenrang Barat, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, masih terbelakang dalam hal akses komunikasi.

Desa yang terletak 84,2 kilometer ke utara dari ibukota Belopa ini belum pernah merasakan adanya jaringan seluler.

Kehidupan di desa ini jauh tertinggal dibandingkan dengan masyarakat kota. Jalanan yang biasa dilalui warga juga belum diaspal, dan akses jaringan telepon serta internet masih sangat minim.

Untuk berkomunikasi, warga bergantung pada pesawat radio handy talky, yang di daerah tersebut dikenal sebagai "monitor."

Jana (30), salah seorang warga setempat, mengungkapkan belum pernah menikmati akses internet.

Baca juga: VIDEO Warga Walenrang Luwu Sulawesi Selatan Ditandu ke Puskesmas Gegara Jalan Rusak

“Di sini tidak ada jaringan telepon seluler sama sekali, jadi kami hanya menggunakan handy talky ini, yang kami sebut monitor,” katanya

Menurut Jana, handy talky yang digunakan tidak bisa menyimpan informasi secara pribadi karena frekuensinya terbuka dan dapat didengar oleh siapa saja.

“Kami sangat kesulitan mengakses informasi karena hanya mengandalkan handy talky ini. Jika ada yang sakit, kami juga hanya bisa mengandalkan alat ini,” keluhnya.

Jana juga menjelaskan perjuangannya ketika ingin menghubungi keluarga di luar daerah.

Ia harus berjalan kaki atau menaiki kendaraan roda dua sejauh 3 hingga 4 kilometer untuk mendapatkan sinyal seluler.

“Kalau mau cari jaringan, harus keluar ke Desa Simbuang karena di sana ada akses, meskipun jaraknya jauh, 3 hingga 4 kilometer,” jelasnya.

Namun, jaringan seluler di Desa Simbuang tidak selalu stabil.

Jana bahkan harus menembus jalan tanah pegunungan sejauh 7 kilometer untuk mencapai desa tersebut.

“Jaringan di Simbuang kadang bagus, kadang tidak. Kalau jelek, harus jalan lagi sampai dapat sinyal yang baik,” ungkapnya.

“Kalau benar-benar mendesak, kami tetap keluar meski hujan, asalkan bisa mendapatkan sinyal,” Jana menambahkan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved