Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Laris, Mi Legendaris Diproduksi Sejak Tahun 1990 Ternyata Mengandung Formalin dan Barusan Digerebek

Sebuah pabrik mi yang sudah beroperasi sejak tahun 1990 di Semarang, Jawa Tengah, digerebek petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM)

Editor: Edi Sumardi
KOMPAS.COM
Mi basah berformalin yang diproduksi pabrik di Jalan Kimar V nomor 260B, Pandan Lamper, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sebuah pabrik mi yang sudah beroperasi sejak tahun 1990 di Semarang, Jawa Tengah, digerebek petugas Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM), Selasa (30/7/2024).

Pabrik mi tersebut beralamat di Jalan Kimar V nomor 260B, Pandan Lamper, Gayamsari, Kota Semarang.

Penggerebekan ini dilakukan karena mi yang diproduksi di pabrik tersebut awalnya diduga mengandung bahan berbahaya, yaitu formalin.

Setelah dilakukan pengujian di laboratorium, ternyata positif mengandung formalin.

"Temuan ini merupakan tindak lanjut dari beredarnya mi ayam yang mengandung formalin setelah dilakukan penelusuran ditemukan sarana produksi," kata Kepala Balai Besar POM Kota Semarang, Lintang Purba Jaya.

Pemilik pabrik tersebut diminta untuk menghentikan produksi mi untuk sementara waktu.

BPOM Kota Semarang juga sudah memusnahkan 75 kilogram mi berformalin dari hasil penggerebekan tersebut.

"Petugas akan memintai keterangan lebih lanjut pemilik pabrik untuk mengidentifikasi apakah ada unsur kesengajaan atau tidak," ujar Lintang.

Di lokasi yang sama, pemilik pabrik, Putut Anggoro mengaku tidak mengetahui mi yang diproduksi di pabriknya mengandung formalin.

Padahal, pabrik pembuat mi tersebut sudah beroperasi lebih dari 30 tahun, dan sekarang sudah diturunkan ke generasi kedua.

"Sehari bisa menjual rata-rata 20 sak, dengan berat 25 kilogram per sak. Mi tersebut dijual dengan harga Rp 22 ribu per kilogram. Saat ini jumlah karyawannya ada lima orang," ujarnya.  

Bahaya formalin

Formalin, atau formaldehida, adalah zat kimia yang sering digunakan sebagai pengawet.

Sayangnya, penggunaan formalin dalam makanan dan produk konsumen lainnya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.

Formalin sangat berbahaya karena bersifat karsinogen, yaitu dapat memicu pertumbuhan sel kanker.

Paparan formalin dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terkena berbagai jenis kanker, termasuk:

* Kanker hidung.

Sering terjadi pada pekerja yang terpapar formalin dalam konsentrasi tinggi dalam jangka waktu lama.

* Kanker tenggorokan.

Paparan formalin melalui pernapasan dapat meningkatkan risiko kanker tenggorokan.

* Leukemia.

Kanker darah ini juga dapat dipicu oleh paparan formalin.

Selain risiko kanker, paparan formalin juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti:

* Iritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan.

Gejala yang sering muncul adalah kemerahan, gatal, batuk, dan kesulitan bernapas.

* Kerusakan organ dalam.

Paparan jangka panjang dapat merusak organ hati, ginjal, dan sistem saraf.

* Alergi.

Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap formalin, seperti ruam kulit dan sesak napas.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved