Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dirut Bulog Pantau Pasar di Makassar, Pastikan Stok Beras Aman di Tengah Ancaman Inflasi

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi kunjungi Pasar Pabaeng-Baeng Makassar, Selasa (30/7/2024) sekitar pukul 11.00 Wita.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/ERLAN SAPUTRA
Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi berbincang dengan warga di Pasar Pa'baeng-baeng Makassar, Selasa (30/7/2024) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi kunjungi Pasar Pabaeng-Baeng Makassar, Selasa (30/7/2024) sekitar pukul 11.00 Wita.

Kunjungannya untuk memantau dan memastikan ketersedian beras dan kondisi harga pangan terkendali.

Bayu didampingi oleh Kepala Kanwil Perum Bulog Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), Akhmad Kholisun.

Lalu Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Makassar, Karmila Hasmin Marunta.

Bayu Krisnamurthi menjelaskan bahwa kunjungannya ke pasar tersebut berkaitan dengan upaya pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam memantau inflasi.

Itu untuk mengantisipasi dampak musim kemarau yang diprediksi BMKG akan terjadi Agustus 2024.

"Kebetulan saya juga ada rapat kerja di kantor wilayah Sulselbar, jadi saya sempatkan untuk memantau langsung kondisi di pasar Makassar,” ungkapnya.

Menurut Bayu, pekan lalu ada 130 kabupaten/kota yang terpantau mengalami inflasi. 

Namun, Kota Makassar tidak termasuk dalam daftar tersebut. 

“Makassar tidak ada dalam daftar kota yang mengalami inflasi. Sementara di daerah lain, kenaikan harga beras menjadi salah satu faktor inflasi yang perlu diwaspadai,” tambahnya.

Terpisah, Kepala Kanwil Perum Bulog Sulselbar, Akhmad Kholisun, mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki stok beras yang cukup hingga Maret 2025. 

“Saat ini, stok beras kami di Sulselbar mencapai 135 ribu ton," kata dia.

"Stok ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga bulan Maret 2025 dan mengantisipasi musim kemarau yang mungkin berlangsung dari November hingga Januari,” kata Akhmad.

Akhmad menambahkan, jika terjadi kenaikan harga beras, Bulog siap melakukan intervensi pasar melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Tak hanya itu, bantuan program pangan untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan.

Adapun untuk tahun 2024 ini, Bulog Sulselbar melakukan penyerapan untuk program SPHP-nya 120 ribu ton.

Kemudian untuk komersialnya mencapai 11 ribu ton.

Dia menjelaskan bahwa distribusi beras tersebut berasal sejumlah daerah di Sulsel, bahkan Sulbar.

"Yang terbanyak memang dari Sidrap, Pinrang, Parepare, kemudian disusul wilayah lainnya. Termasuk ada Gowa, Takalar, ada juga sebagian dari Soppeng, Polman. Jadi ada beberapa di wilayah Sulselbar," tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved