Destinasi Wisata
Wisata Luppung, Hutan Mangrove Pertama di Bulukumba Sulsel yang Eksotis
Dahulu pantai Luppung hanya hamparan pasir dan tanah namun sekitar tahun 90-am warga menanam pohon mangrove.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Hutan mangrove Luppung berada di Desa Manyampa, Kecamatan Ujung Loe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Hutan mangrove ini kini menjadi destinasi wisata.
Lokasinya sekitar 18 kilometer dari arah timur Ibukota Bulukumba atau dapat ditempuh sekitar 30 menit.
Kepala Dusun Luppung, Ismunandar menyampaikan bahwa dahulu pantai Luppung hanya hamparan pasir dan tanah.
Abrasi kerap terjadi setiap kali gelombang tinggi tiba.
Sekitar tahun 1990-an, masyarakat setempat memiliki gerakan menanam pohon mangrove.
Baca juga: Nikmati Indahnya Sunset di Wisata Mangrove Lantebung Makassar, Cukup Bayar Rp5.000
Tujuannya agar wilayah permukiman warga tidak terkena abrasi.
Masyarakat pun bersama pemerintah mulai bergerak menanam pohon mangrove.
"Dulu di luar sana di laut ada rumah warga tapi karena abrasi sehingga jadi lautan," ungkap Ismunandar, Sabtu (27/7/2024).
Dari situlah, sepanjang pantai Luppung menjadi hutan mangrove.
Kini dijadikan sebagai objek wisata dan habitat ikan.
Tahun 2018 lalu, Pemerintah Desa Manyampa mulai rintis hutan mengrove jadi destinasi wisata.
Dibawah kepemimpinan Kepala Desa Manyampa, Abbas Madda menganggarkan biaya pembangunan wisata melalui dana desa.
Pada 31 Desember tahun 2019, hutan mangrove diresmikan oleh Bupati Bulukumba, AM Sukri Sappewali (almarhum) jadi objek wisata.
Sarana itu sebagai pengembangan ekonomi masyarakat setempat.
Sejak itulah objek wisata itu menjadi ramai dikunjungi masyarakat umum.
Pemerintah desa juga dibawah Badan Usaha Milik Desa membangun jembatan panjangnya 200 meter.
Jembatan Kayu dan Kafe Terapung Jadi Pelengkap Eksotis
Jembatan kayu penuh warna-warni menambah keindahan wisata Luppung.
Hutan mangrove setinggi tujuh meter menghijau melengkapi keindahan objek itu.
Angin laut berhembus sepoi-poi, menembus dedaunan pohon mangrove menambah kesejukan lokasi itu.
Hempasan dan desiran ombak pecah pada akar pohon.
Gulungan ombak dari kejauhan, namun perlahan melambai masuk ke celah-celah akar pohon.
Saat air pasang laut, ikan-ikan bebas berenang di bawah pohon mangrove.
Eksotisme paling indah saat pagi hari atau menjelang petang.
Baca juga: Pesona Hutan Mangrove Tongke-Tongke Sinjai, Destinasi Wisata Mangrove Terpanjang di Indonesia
Dari lokasi itu, Ujung Bira dan Pantai Bontobahari tampak jelas.
Untuk masuk ke objek ini, pengunjung harus bayar retribusi Rp 5000 untuk orang dewasa, anak-anak Rp 2000 per orang.
Di dalam objek terdapat dua gazebo apung.
Sedang gazebo biasa terdapat tiga.
Satu warung makan dan kafe dan satu buah musala.
Pengunjung juga bebas beraktivitas malam.
Sebab di dalam objek lampu penerangan PLN cukup.
Batas berkunjung hingga pada pukul 22.00 Wita.
Pengunjung, Sheila berharap agar pengelola bisa menambah fasilitas pendukung.
Seperti saluran internet, papan-papan jembatan dapat diganti yang patah.
Dapat juga menambah spot spot foto dan area terbuka dalam pinggir hutan mangrove.(*)
| Nongki Santai Modal Rp 13 Ribuan di Dante Pine Enrekang, Latar Gunung Nona Bonus Playground |
|
|---|
| Nikmati Pesona Gunung Nona dari Kolam Renang Mendatte Park Enrekang |
|
|---|
| Dulu Primadona, Wisata Hutan Mangrove Tongke-Tongke Sinjai Kini Kehilangan Pengunjung |
|
|---|
| Agoda Rilis 9 Peringkat Destinasi Wisata Paling Terjangkau, Indonesia hingga Tempat Populer Asia |
|
|---|
| Nikmati Indahnya Sunset di Wisata Mangrove Lantebung Makassar, Cukup Bayar Rp5.000 |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.