Musim Kemarau, BPBD Sulsel Imbau Warga Tak Buka Lahan dengan Membakar
Amson Padolo mengimbau masyarakat lebih hati-hati membakar lahan di musim kemaran untuk menghindari kebakaran
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Secara bertahap, Sulawesi Selatan mulai memasuki musim kemarau.
Ancaman kekeringan jadi tantangan harus dihadapi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Mitigasi bencana seperti kebakaran hutan pun harus dilakukan Pemprov Sulsel
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo mengimbau masyarakat lebih hati-hati melakukan tindakan pembakaran.
Apalagi melakukan pembakaran untuk pembukaan lahan.
“Kita mengimbau kepada masyarakat untuk mengatasi pada memasuki kemarau agar berhati-hati untuk tidak melakukan namanya tindakan seperti pembakaran untuk pembukaan lahan," jelas Amson pada Jumat (26/7/2024)
Amson juga mengingatkan masyarakat lebih perhatian terhadap indikasi kebakaran.
"Kita juga mengimbau agar menyampaikan segera ke pemerintah setempat apabila melihat adanya potensi kebakaran,” lanjutnya.
Diperkirakan puncak musim kemarau pada agustus mendatang.
Namun baginya antisipasi dampaknya tentu sudah harus dilakukan sedini mungkin.
BPBD Sulsel mulai aktif meningkatkan koordinasi bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK).
Tentunya untuk memperhatikan kondisi wilayah untuk dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan pengamalan masing-masing instansi.
"Kita mengaktifkan bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan jajaran terkait itu bagaimana mengamankan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya.
Saat ini, sejumlah wilayah di Sulsel sudah memasuki musim kemarau.
Umumnya wilayah di Sulsel bagian selatan dan barat mulai musim kemarau.
Diantaranya kabupaten Bantaeng, Jeneponto, Takalar, Gowa, Makassar, Maros, Pangkep, Barru hingga Parepare.
Sementara itu, Sulsel bagian utara dan timur masih terdapat potensi hujan.
Diantaranya Kabupaten Luwu Timur, Luwu Utara, Tana Toraja, Toraja Utara, Luwu, Palopo, Wajo, Bone hingga Sinjai.
9 Kecamatan Terdampak Kekeringan di Maros, 700 Ribu Liter Air Bersih Dilasurkan |
![]() |
---|
Tak Ada Irigasi, Petani di Sendana Palopo Pompa Air saat Kemarau |
![]() |
---|
Tiga Kecamatan di Maros Tetap Tanam Padi Meski Kemarau |
![]() |
---|
Petani Bone Terpuruk, Kemarau Panjang Picu Hama dan Turunkan Hasil Panen |
![]() |
---|
Tak Kemarau Pun Air PDAM Parepare Macet, Solusi PDAM Hanya Mobil Tangki Lagi? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.