Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bupati Pangkep

Berurai Air Mata Peluk Adnan Muis RMS, Yusran Lalogau Raih Doktor Kepiting Rajungan Spermonde

Muhammad Yusran Lalogau (32), tak kuasa menahan air mata usai resmi dikukuhkan jadi doktor ilmu perikanan di Universitas Muslim Indonesia

Penulis: thamsil_tualle | Editor: Muh Hasim Arfah
dok Tribun
Dr M Yusran Lalogau (32), berurai air mata saat dipeluk pamannya, Adnan Muis RMS (52) usai promosi doktor perikanan di UMI Makassar, Jumat (26/7/2024) pagi 

Yusran lulus dengan IPK 3,98.

"Kalau kita lihat riwayat akademik bahwa (Yusran) menyelesaikan studi 2 tahun 11 bulan, kurang 5 hari pas 3 tahun," kata Rektor UMI Prof Sufirman Rahman.

"Tadi waktu majelis bermusyawarah saudara mencapai ipk 3,98. Nilainya semua A, tidak ada B dan C. Hanya ada A- satu," lanjut Sufirman, pimpinan sidang.

Bupati Yusran  mempertahankan disertasi di hadapan tim penguji masing-masing, Prof Dr Ir Ambo Tuwo DEA, Prof Dr H Mansyur Ramli SE M Si, Prof Dr Ir Muhammad kasnir MSi, Dr Ir H Andi Tamsil MS, Dr Ir Asbar MSi, dan Dr Ir Rustam MSi.

Selain tim penguji, Yusran Lalogau juga didampingi promotor dan co-promotor, Prof Dr Ir Jayadi MP, Dr Ir H Abdul Rauf MSi, dan Prof Dr Ir Ihsan, M.Si.

Disertasi Yusran Lalogau meneliti salah satu sumber daya perikanan di Kabupaten Pangkep jenis Crustacea (rajungan). 

Kepiting pantai ini nilai ekonomis penting dan jadi salah satu komoditas ekspor perikanan andalan Pangkep.

Hasil penelitian Yusran, ditemukan produksi rajungan di Kabupaten Pangkep yang mengalami trend penurunan dari tahun 2020 hingga 2022. 

"Bahkan, status keberlanjutan rajungan di sini (Pangkep) termasuk kategori buruk/kurang dengan hasil indeks untuk dimensi ekologi sebesar 37.20 persen, dimensi ekonomi sebesar 44.76 persen, dimensi sosial sebesar 63.51 persen, dan hukum/kelembagaan sebesar 21.12 persen," paparnya dalam hasil penelitiannya.

Karena itu, prioritas kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk keberlanjutan rajungan berdasarkan hasil analisis adalah pengembangan budidaya, restorasi populasi, alat tangkap yang selektif, ukuran minimal dan musim tangkap, diversifikasi mata pencaharian nelayan, kuota tangkap, pengembangan kawasan perlindungan laut, partisipasi masyarakat dan kelembagaan lokal, pengawasan hukum yang ketat, kolaborasi pihak berkepentingan, hingga perlunya edukasi pengelolaan rajungan berkelanjutan. 

Selamat Yusran! (thamzil thahir)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved