Hamzah Haz Wafat
Sosok dan Sepak Terjang Hamzah Haz ke-9 RI Wafat Hari Ini, Kebaikan Dikenang MUI
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Muhammad Cholil Nafis mengenang sosok Hamzah Haz.
TRIBUN-TIMUR.COM - Profil dan sepak terjang Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz.
Wakil Presiden ke-9 RI Hamzah Haz telah meninggal dunia hari ini, Rabu (24/7/2024) pagi.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Muhammad Cholil Nafis mengenang sosok Hamzah Haz.
Muhammad Cholil Nafis menyebutkan, Hamzah Haz sosok santri yang berjuang lewat jalur politik.
"Sejak saya mahasiswa mengenal, mengetahui beliau sebagai politisi yang santri, tampak dari cara bicaranya. Lalu partainya dengan backgroundnya adalah NU sehingga beliau itu memang menampilkan politik NU, santri di PPP," kata Cholil dihubungi Rabu (24/7/2024).
Ia mengatakan sosok almarhum komitmen keislamannya sangat kuat yang diperjuangkan melalui jalur politik.
Dan tidak tergoda dengan hal-hal yang membuat terperosok.
"Bahkan ketika saya menyaksikan pada saat reformasi, bagaimana beliau itu menjadi wakil presidennya Bu Mega," lanjutnya.
Mungkin, kala itu kata Cholil ada sebagian yang menolak terhadap presiden perempuan.
"Tapi beliau jalani dengan dalil keagamaan yang kokoh dan praktik yang juga sesuai dengan prinsip santri," terangnya.
Cholil mendoakan Hamzah Haz khusnul khotimah.
"Saya mendoakan mudah-mudahan amal-amal beliau dalam perjuangannya diterima dan diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT," tandasnya.
Profil
Hamzah Haz merupakan politikus dan Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
Hamzah Haz menjabat pada periode 2001-2004 mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri.
Ia merupakan pria kelahiran Katapang, Kalimantan Barat pada 15 Februari 1940.
Hamzah Haz merupakan sosok aktivis yang mulai berorganiasai sejak dirinya mengenyam pendidikan di sekolah menengah pertama (SMP) di Ponntianak.
Dia kemudian lulus dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak pada 1961.
Hamzah Haz juga sempat menjadi wartawan surat kabar Pontianak, Harian Bebas, serta menjadi Pemimpin Umum Harian Berita Awau.
Setelah itu, Hamzah merantau ke Yogyakarta melanjutkan pendidikan di Akademi Koperasi.
Di sana, ia mengasah kepiawaian berorganisasi dengan menjadi aktivis di Keluarga Pelajar Mahasiswa Kalbar di Yogyakarta.
Ia pernah menjadi ketua organisasi itu pada periode 1962 sampai 1965.
Kemudian, ia kembali ke Pontianak untuk melanjutkan pendidikannya.
Hamzah Haz kuliah di Jurusan Ilmu Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura, Pontianak.
Selama menuntut ilmu di Pontianak, ia juga merupakan Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak.
Berbekal aktif berorganisasi sejak SMP, ketika menjadi mahasiswa ia mendirikan organisasai Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di kampusnya.
Karier Politik
Hamzah pernah menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) pada 1971.
Pasca terjadinya fusi atau peleburan antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif bergerak menjadi anggota DPR bagi PPP.
Ia menjadi pengurus penting PPP sampai akhirnya menjabat mejadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu pada 1998 - 2007.
Hamzah Haz terpilih sebagai Anggota DPR RI secara terus menerus selama beberapa periode setelah NU dan PPP melebur.
Pada tahun yang sama saat dirinya menjabat sebagai Ketum PPP, Hamzah Haz juga menjabat sebagai Menteri Investasi / Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di bawah kepemimpinan Presiden B. J. Habibie.
Namun pada 10 Mei 1999, Hamzah Haz kemudian mengundurkan diri dari jabatannya.
Saat itu, ia mengaku ingin fokus memimpin PPP dalam pemilu 1999.
Ketika Abdurrahman Wahid diangkat menjadi presiden menggantikan B. J. Habibie, Hamzah Haz kembali menduduki kursi menteri.
Ia diangkat sebagai Menko Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan pada 29 Oktober 1999.
Namun ia hanya menjabat selama 2 bulan.
Hamzah Haz beralasan ingin konsentrasi pada partainya, PPP.
Namun beberapa sumber dari istana mengatakan Gus Dur mencoretnya.
Keluar dari kabinet Gus Dur, Hamzah Haz menjadi kritikus yang vokal terhadap pemerintah.
Namun di samping itu, ia juga terkenal sebagai politikus yang lihai berkompromi.
Menjadi pemegang kekuasaan tertinggi di partai terbesar ketiga di parlemen saat itu membuat Hamzah Haz ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri pada 26 Juli 2001.
Sebelumnya, untuk meraih kursi wakil presiden ia harus bersaing dengan kandidat lain yang juga cukup kuat seperti Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agum Gumelar, serta Siswono Yudo Husodo.
Berikut rekam jejak karier Hamzah Haz dikutip dari TribunnewsWiki:
- Guru SM Ketapang (1960 – 1962)
- Wartawan surat kabar Bebas, Pontianak (1960 – 1961)
- Pimpinan Umum Harian Berita Pawau, Kalimantan Barat
- Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia (1965 – 1970)
- Dosen Universitas Tanjungpura Pontianak (1968 – 1971)
- Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat (1971)
- Anggota DPRD Kalimantan Barat (1968 – 1971)
- Anggota DPR RI (1971 – 2001)
- Menteri Negara Investasi / Kepala BKPM (1998 – 1999)
- Menko Kesra dan Taskin (1999)
- Wakil Presiden RI (2001 – 2004)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.