Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabar Viral

Nasib Nazli Putri Mahasiswi UNG Gadaikan 11 Laptop Teman Biayai Pacar Judi Online, Ujungnya Putus

Diketahui Nazli Putri menempuh pendidikan jurusan hukum di Universitas Negeri Gorontalo (UNG) ditangkap karena gadaikan laptop temannya.

Editor: Alfian
ist
Nazli Putri Pratomo mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah sosok Nazli Putri Pratomo mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) viral lantaran gadaikan 11 laptop temannya demi biayai sang pacar.

Mirisnya lagi, Nazli Putri membiayai pacarnya untuk urusan judi online.

Dan tragisnya lagi Nazli Putri diputuskan oleh si pria.

Berikut cerita lengkapnya!

Diketahui Nazli Putri menempuh pendidikan jurusan hukum di Universitas Negeri Gorontalo (UNG).

Nazli Putri terpaksa berurusan dengan polisi karena aksinya menggadaikan 11 laptop milik teman.

Nazli Putri diduga melakukan penggelapan belasan laptop milik rekannya.

Hal ini pun terungkap setelah salah satu rekan yang menjadi korban melaporkan laptop yang dipinjam dengan alasan untuk mengerjakan tugas tak kunjung dikembalikan setelah beberapa bulan lamanya.

Baca juga: Viral Polisi Beristri dan Punya Anak Bunuh Selingkuhannya yang Masih Mahasiswa UPSI

Setelah dilakukan pengembangan, petugas kepolisian akhirnya mendapati sudah ada sebanyak 11 orang yang menjadi korban dan mengamankan 11 unit laptop yang telah digadaikan di 3 tempat pengadaian.

Kapolresta Gorontalo Kota mengatakan, tersangka nekat melakukan aksinya karena untuk memenuhi gaya hidup.

Dari hasil pemeriksaan, tersangka diketahui telah melakukan perbuatan sejak bulan Mei hingga Juni 2024.

Hasil menggadai laptop ini diperkirakan mencapai 60 juta rupiah.

Akibat perbuatannya, tersangka pun kini harus mendekam di ruang tahanan Polsek Dungingi dan diancam pidana 4 tahun penjara.

Sementara itu, tersangka mengaku nekat menggadai belasan laptop milik rekannya karena untuk memenuhi kebutuhan sang mantan pacar.

Bahkan, tersangka mengatakan seluruh hasil menggadai laptop ini diberikan kepada sang mantan pacar, dan diperkirakan sudah mencapai 70 juta rupiah uang yang diberikan.

Tersangka pun bilang kerap mendapat ancaman dan tekanan dari beberapa rekan dari mantan pacarnya.

Disamping itu, tersangka pun mengungkapkan bahwa sang mantan pacar kerap bermain judi online.

Dari pengakuan tersangka, pihak kepolisian pun kini masih akan terus melakukan pendalaman dan pengembangan terhadap pihak pihak lain yang terkait.

Lulusan Cumlaude UGM Pilih Jadi Tukang Bersih-bersih Toilet

Lulus kuliah dengan predikat cumlaude di kampus ternama pula seperti Universitas Gadjah Mada atau UGM, tentu harapannya akan mendapatkan pekerjaan yang layak.

Atau minimal berbekal predikat cumlaude ini bisa digunakan untuk melanjutkan studi dengan beasiswa.

Tapi rupanya salah satu lulusan Cumlaude UGM tak serta merta mendapatkan apa yang diinginkan.

Ini terjadi pada Dea Rachma yang saat ini jadi tukang bersih-bersih.

Namun benarkah Dea Rachma memang tak bisa memanfaatkan statusnya sebagai lulusan Cumlaude UGM untuk mendapat pekerjaan yang lebih layak?

Atau sebaliknya, Dea Rachma sendirilah yang memilih profesi tersebut? berikut kisah lengkapnya:

Nasib orang memang tak ada yang tahu ke depannya.

Seperti yang dialami seorang wanita bernama Dea Rachma.

Dea Rachma saat lulus sarjana UGM dan saat kerja sebagai tukang bersih-bersih di Australia.
Dea Rachma saat lulus sarjana UGM dan saat kerja sebagai tukang bersih-bersih di Australia. (TikTok/@dearaleyden)

Dea Rachma merupakan lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) dengan predikat cumlaude.

Namun, kini Dea Rachma lebih memilih kerja jadi tukang bersih-bersih di Australia.

Kisah Dea ini dibagikan melalui akun TikTok-nya @dearaleyden pada Senin (24/6/2024) lalu

Banyak netizen menyebut kisah tersebut hanyalah gimmick.

Ada yang beranggapan Dea menjadi tukang bersih-bersih sembari menjalankan kuliah S2.

Namun, Dea mengaku dirinya bukan kerja sampingan sebagai tukang bersih-bersih melainkan full time.

"Lulusan UGM, nggak mungkin jadi full time cleaner di Australia pasti sambil lanjut S2 kan?,"

"Banyak yang mengira aku lanjut S2 di Australia lalu kerja sebagai cleaner sebagai kerjaan sampingan."

"Aku anggap itu sebagai doa dari kalian ya," tulis Dea.

Di video itu, Dea menunjukkan aktivitas sehari-harinya sebagai cleaner.

"9 hari kerja dan 5 hari libur. Kerja 11 jam, 1 jam lunch break dan 30 menit another break," ujarnya.

Diketahui, Dea menjadi cleaner di sebuah camp mini site.

Kerjaannya tak hanya bersih-bersih saja.

Ia terkadang juga mengecek kamar hingga mencuci barang-barang yang dipakai pengunjung camp.

Kendati demikian, Dea tak menyesali keputusannya menjadi tukang bersih-bersih.

"Kerjaannya ngapain aja? Bersihin laundry, bersihin kamar, bersihin public area, laundry microfiber, room check, laundry audit, dll.

"Jadi sekarang aku memang kerja full time ya. Belum sambil kuliah S2 hihi," ungkapnya.

Dea kemudian mengungkapkan alasannya bekerja menjadi tukang bersih-bersih di Australia.

Ternyata ia melakukannya untuk extend visa karena ia mengikuti program Working Holiday Visa (WHV). 

Kerja jadi cleaner ia lakukan semata-mata untuk bertahan hidup di sana.

"Salah satu alasan kenapa aku ambil kerjaan cleaner ini adalah untuk extend visa ku di Australia, karena aku mau memaksimalkan kesempatan yang bisa aku dapat."

"Sebetulnya aku bisa aja ambil kerjaan yang selaras dengan backgroundku, tapi saat itu aku dapat offer kerjaan ini, dan ini tantangan baru buatku, untuk keluar dari zona nyaman," kata Dea.

Dea pun tak ambil pusing dengan komentar miring terkait lulusan kampus ternama kerja jadi tukang bersih-bersih.

Dea justru mensyukuri pekerjaan yang ia jalani saat ini.

"Jadi, nggak ada yang aku sesali. Aku mensyukuri apa yang aku dapat saat ini.

"Semoga, kalian juga bisa mendapatkan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru di luar zona nyaman kalian ya," pungkasnya.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved