Pilkada Jakarta 2024
Pengamat Ungkap Penyebab Heru Budi Hartono Tak Mampu Saingi Ahok dan Anies Meski Berkuasa di Jakarta
Hanya saja, elektabilitas Heru Budi Hartono sulit saingi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
TRIBUN-TIMUR.COM - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono muncul sebagai bakal calon gubernur.
Hanya saja, elektabilitas Heru Budi Hartono sulit saingi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.
Penyebab elektabilitas Budi Hartono tak mampu saingi Ahok dan Anies pun terungkap.
Partai Demokrat pun sudah blak-blakan memberikan dukungan terhadap orang nomor satu di DKI Jakarta itu.
Hanya saja, Partai Demokrat yang cuma punya 8 kursi DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029 tak bisa sendiri mengusung Heru.
Sampai saat ini pun belum ada partai lain yang memberikan dukungan terhadap eks Wali Kota Jakarta Utara.
Heru pun diprediksi bakal kesulitan mencari kendaraan politik lainnya yang bisa mengantarkannya maju di ajang kontestasi tingkat daerah itu.
Hal ini dikatakan Pengamat Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga berdasarkan hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan elektabilitas Heru hanya berkisar di angka 1 persen.
“Elektabilitas Heru Budi memang rendah. Karena itu, peluang Heru dilirik partai lain makin kecil. Sebab, peluang menang sangat kecil,” ucapnya, Sabtu (20/7/2024).
Belakangan, nama Heru Budi masuk penjaringan bakal calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) yang dibuka Desk Pilkada PSI Jakarta.
Namun belum tentu Heru bakal diusung PSI, sebab dirinya harus bersaing dengan tokoh nasional lainnya, mulai dari Ridwan Kamil hingga Kaesang Pangarep.
Bila PSI memutuskan mengusung Heru, gabungan suara partai mawar itu dengan Demokrat pun belum mampu menggenapi syarat 22 kursi Parlemen Kebon Sirih.
Sebab, PSI hanya punya 8 kursi DPRD DKI sama seperti Partai Demokrat, sehingga butuh partai politik lain untuk mengusung Heru maju di ajang kontestasi politik tingkat daerah ini.
“Heru memang sulit dilirik partai lain, karena elektabilitas dan kinerjanya juga tidak menjual,” ujarnya.
Jamiluddin pun mengaku tak heran dengan rendahnya elektabilitas Heru Budi.
Pasalnya selama hampir dua tahun terakhir memimpin Jakarta, tak ada terobosan maupun kesuksesan yang ditorehkan Heru.
Heru justru acap kali dicibir di media sosial dan masyarakat pun kerap membandingkannya dengan Anies Baswedan yang memimpin Jakarta pada periode 2017-2022.
“Rendahnya elektabilitas Heru bisa jadi berkaitan dengan ketidakpuasan kinerja Heru.
Suara-suara ketidakpuasan itu memang sering terdengar dari warga Jakarta, sebagian warga Jakarta sering membandingkan kinerja Heru dengan yang dulu ditunjukkan Anies,” tuturnya.
Selain tak punya prestasi yang spektakuler, Heru juga dinilai Jamiluddin tak dekat dengan masyarakat.
“Gaya kepemimpinan Heru layaknya seorang birokrat yang berjarak dengan rakyat." kata dia.
"Gaya seperti itu lebih banyak diterapkan di era Orde Baru yang sekarang sudah tidak dikehendaki rakyat kebanyakan,” lanjutnya.
(TribunNewsmaker.com)
Dalang Kecurangan di Pemilihan Gubernur Jakarta Diungkap, Pengamat Tak Heran |
![]() |
---|
Hasil Hitung Suara Calon Gubernur Jakarta Terbaru, Pramono Anung Optimis Menang 1 Putaran |
![]() |
---|
Rencana Pendukung Ridwan Kamil di Putaran Kedua Pilkada Jakarta, Penyebab Kekalahan Sudah Diketahui |
![]() |
---|
Cek Fakta: Kubu Ridwan Tolak Kalah di Jakarta, Pramono Unggul Lebih 50 Persen |
![]() |
---|
Curhat Ahok Soal Pilkada Jakarta 2024 Berjalan Aman, Beda Pilkada 2017 saat Dikalah Anies Baswedan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.