Headline Tribun Timur
Nasdem 'Ngadat', Demokrat Partai Pertama Resmi Usung Andi Sudirman - Fatmawati di Pilgub Sulsel
Surat rekomendasi diberikan empat hari setelah Andi Sudirman mengembalikan formulir pendaftaran di Sekretariat DPD Demokrat Selsel.
TRIBUN-TIMUR.COM - Partai Demokrat resmi memberikan surat dukungan kepada pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi untuk bertarung di Pemilihan Gubernur Sulsel.
Pemberian surat surat rekomendasi diberikan langsung oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Jakarta, Jumat (19/7) malam. Acara penyerahan ini juga disiarkan secara live di kanal youtube Partai Demokrat.
AHY menyerahkan rekomendasi untuk Provinsi Papua Pegunungan, Kalimantan Selatan, Banten, dan Sulawesi Selatan. Di Sulsel, Partai Demokrat memiliki tujuh kursi di DPRD Sulsel.
Surat rekomendasi diberikan empat hari setelah Andi Sudirman mengembalikan formulir pendaftaran di Sekretariat DPD Demokrat Selsel.
Sejatinya, pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi telah mendapat dukungan dari Partai NasDem yang memiliki 17 kursi.
Baca juga: Profil dan Kekayaan Andi Sudirman Sulaiman - Fatmawati Rusdi Diusung Demokrat di Pilgub Sulsel 2024
Namun hingga saat ini, DPP Partai NasDem belum memberikan surat rekomendasi pada pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi.
Tak hanya itu, Partai Golkar juga masih enggan mengeluarkan rekomendasi.
Padahal, ada empat kader yang diusulkan. Mereka adalah Indah Putri Indriani, Adnan Purichta Ichsan YL dan Ilham Arief Sirajuddin.
Partai Gerindra yang juga telah mengumumkan nama-nama calon Gubernur, hingga kini belum memberikan surat rekomendasi untuk calon Gubernur dari Sulsel.
Selasa lalu, Gerindra merilis 14 nama bakal calon kepala daerah yang akan diusung di Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 nanti. Sayangnya, dari 14 nama tersebut, belum ada nama calon dari Sulawesi Selatan.
Padahal, jauh sebelumnya, pengurus Gerindra Sulsel mengumumkan segera melakukan deklarasi pencalonan Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) sebagai bakal calon Gubernur Sulsel akhir Juli 2024 mendatang.
Deklarasi akan dilakukan setelah Gerindra Sulsel mengklaim telah mendapat sinyal positif dari DPP Gerindra untuk mengusung AIA sebagai bakal calon Gubernur Sulsel.
Pengumuman 14 nama bakal calon Gubernur dari Partai Gerindra diumumkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani.
“Karena waktu semakin dekat, tentu saja Pak Prabowo harus memutuskan sebagai Ketua Umum dan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra untuk mengajukan orang-orang terbaik yang dianggap bisa mewakili masyarakat di provinsi di kabupaten dan kota tersebut, kemudian Pak Prabowo telah mengambil keputusan,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa lalu.
Dia menyebut keempat belas nama yang diputuskan tersebut diambil setelah melalui berbagai proses dan pertimbangan, mulai dari survei hingga pandangan berbagai tokoh masyarakat maupun internal Partai Gerindra dan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Pak Prabowo juga selalu mendengar apa kata tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh profesi, dan tokoh-tokoh di daerah, tentang siapa yang layak untuk memimpin menjadi calon gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, dan wali kota, serta wakil wali kota,” tuturnya.
Dia berharap keempat belas nama yang telah diputuskan oleh Prabowo itu dapat terpilih menjadi kepala daerah pada Pilkada 2024.
“Harapan Pak Prabowo dengan nama-nama tersebut diajukan, tentu saja nama yang bersangkutan akan terus mengenalkan diri, mengajukan program-program dan gagasan bagi kemajuan provinsi, kemajuan daerah dan pada akhirnya adalah kemajuan Republik Indonesia,” ujar dia.
Ketua DPD Partai Gerindra yang juga bakal calon Gubernur Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) yang dikonfirmasi, hingga malam tadi, belum memberi respon.
Beberapa pengurus Partai Gerindra Sulsel juga memilih tutup mulut. Menurut beberapa pengurus yang dihubungi mengaku sudah mendapat perintah dari DPP agar tidak banyak berbicara mengenai Pilgub Sulsel.
Survei Cagub
Berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC) yang dirilis Juni 2024 lalu, nama Andi Sudirman Sulaiman berada di peringkat paling atas. Adik kandung Menteri Pertanian Amran Sulaiman tersebut memiliki tingkat elektabilitas hingga 23 persen.
Disusul Ketua DPW Partai NasDem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu (11,8 persen), Adnan Purichta (11,1 persen), Andi Amran Sulaiman (10,0 persen), Indah Putri Indriani (7,4 persen), Mohammad Ramdhan Pomanto (6,3 persen), IAS (6.1 persen), dan Andi Iwan Darmawan Aras (3,0 persen)
Demokrat Resmi Usung Andi Sudirman-Fatmawati
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Prof Sukri Tamma memperkirakan Pilgub Sulsel berpotensi tiga poros.
Hal itu akan terjadi jika tidak ada pasangan calon (paslon) yang memborong partai untuk membentuk koalisi gemuk.
“Kalau kita menghitung-hitung dari perkembangan terkini, di atas kertas berpotensi tiga pasang calon. Tapi dengan catatan tidak ada yang memborong partai terlalu banyak. NasDem bisa mengusung sendiri, kalau yang lain terbagi. Jadi masih sangat mungkin bisa ada dua pasangan calon lagi,” ujar Sukri.
Mengenai Gerindra yang mendorong AIA sebagai bakal calon Gubernur Sulsel, Sukri Tamma mengatakan, Gerindra memiliki modal 13 kursi sehingga hanya butuh tambahan 4 kursi lagi agar bisa membentuk koalisi.
“Pernyataan pihak AIA yang ingin maju masih kita tunggu apakah betul maju sebagai 01 atau 02. Karena masih terbuka opsi itu, karena tentu parpol tak akan memaksakan memajukan kader kalau posisinya lemah atau tidak punya potensi untuk bersaing,” jelas Sukri.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas ini menilai keputusan Gerindra nantinya akan memengaruhi konstelasi di Pilgub Sulsel. Apalagi jika AIA dipastikan maju sebagai calon gubernur.
“Kalau (AIA) didukung penuh oleh partainya tentu memang akan memberikan efek pada konstelasi kandidat lain dan parpol-parpol dalam menentukan arah koalisinya. Hal itu juga akan ditentukan dengan partai apa Gerindra berkoalisi dan dengan siapa AIA disandingkan,” jelasnya.
Sementara jika AIA maju ditugaskan DPP Gerindra harus maju 01, maka kandidat lain diprediksi akan menghitung ulang peluangnya. Bagi kandidat yang memaksakan untuk diusung Gerindra terpaksa harus legawa jadi 02. Itupun jika Gerindra atau AIA setuju menggendongnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.