Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akpol

Daftar Anak Jenderal Lolos Seleksi Akpol 2024, Anak Wakapolda Maluku Peringkat II

Keempatnya Timothy Abishai Silitonga, Andhika Thariq Siraj Simatupang, Raphael Jonathan Quinn Napiun, Narendra Darma Salman Soumena.

Editor: Sudirman
Ist
Tiga lulusan Pantukhir Daerah Akpol 2024 Tingkat Provinsi Maluku dengan nilai tertinggi diisi anak dari para pejabat Polda.  

TRIBUN-TIMUR.COM - Dua anak jenderal dan dua anak polisi berpangkat Kombes lolos seleksi Pantukhir Daerah Akademi Kepolisian (Akpol) 2024.

Keempatnya Timothy Abishai Silitonga, Andhika Thariq Siraj Simatupang, Raphael Jonathan Quinn Napiun, Narendra Darma Salman Soumena.

Mereka berasal dari daerah berbeda.

Timothy Abishai Silitonga berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia anak dari Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga Kapolda NTT.

Baca juga: Sosok Komjen Wahyu Widada Peraih Adhi Makayasa, Seperjuangan Listyo Sigit dan Fadil Imran di Akpol

Sementara tiga orang lainnya berasal dari lulusan Pantukhir Daerah Akademi Kepolisian (Akpol) 2024 Tingkat Provinsi Maluku.

Mereka merupakan anak pejabat Polda.

Andhika Thariq Siraj Simatupang berada peringkat pertama.

Ia merupakan anak dari Karo SDM Polda Maluku, Kombes Pol. Leo Surya Nugraha Simatupang.

Peringkat dua yaitu Raphael Jonathan Quinn Napiun merupakan anak Wakapolda Maluku, Brigjen Stephen M Napiun.

Peringkat ketiga yaitu Narendra Darma Salman Soumena.

Ia anak dari Dirkrimsus Polda Maluku, Kombes Pol. Hujra Soumena.

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol. Areis Aminullah saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.

 Dikatakan, para lulusan Pantokhir Daerah itu akan lanjut seleksi di Polri.

"Benar itu peringkat daerah, masih tes lagi di Pusat," ungkapnya melalui pesan WhatsApp, Rabu (17/7/2024).

Kabid Humas memastikan bahwa penerimaan anggota Polri baik itu Akpol, Bintara maupun Tamtama dilakukan berdasarkan tahapan dan prosedur yang sudah ditentukan.

Selain itu, pada setiap tahapan panitia seleksi melibatkan pengawas dari internal dan eksternal.

"Peneriman AKPOL, Bintara dan Tantama melalui seleksi dan tahapan sesuai dengan prosedur dan di setiap tahapan seleksi atau test panitia melibatkan pengawas dari internal (Propam) dan eksternal (LSM, Dinas Pendidikan dan Olahraga, Dukcapil, Perwakilan Media)," kata Areis.

Lanjutnya, hasil seleksi juga dibuka secara transparan, para peserta bisa melihat skor nilai yang mereka raih.

"Pelaksanaan dan hasil atau penilaian tes transparan dan langsung bisa dilihat semua peserta," jelasnya.

Adapun peserta yang lolos disetiap tahapan akan berlanjut ke tahapan berikutnya.

"Bagi peserta yang nilainya memenuhi persyaratan akan melanjutkan tes berikutnya sampai selesai," tutupnya. 

Pakar Soroti NTT

Sementara Pakar Hukum Tata Negara Universitas Nusa Cendana Kupang, Dr. John Tuba Helan menyebut dugaan nepotisme pada tes calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2024 di Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda) NTT perlu diusut.

Ia mengusulkan Mabes Polri membentuk tim investigasi. 

Menurut John, persoalan itu sudah menjadi sorotan publik.

Seleksi itu disebut sudah menyimpang dari ketentuan.

Pengajar pada fakultas hukum Undana ini berpandangan agar kuota untuk putra-putri daerah mestinya ditetapkan dalam aturan sehingga bisa dilaksanakan oleh panitia seleksi. 

Berkaca dari masalah seperti ini, proses seleksi berlangsung terbuka sehingga siapapun, selama dia warga negara Indonesia, maka dibolehkan untuk mengikuti tes itu. 

"Menurut saya karena ini sudah menjadi sorotan maka perlu dilakukan pemeriksaan atau investigasi dari Mabes Polri."

"Investigasi itu bisa membuktikan bahwa itu sudah sesuai aturan atau tidak, kalau tidak sesuai maka dikenakan sanksi yang ada," ujarnya, Selasa 9 Juli 2024.

John Tuba Helan berkata, selama ini ada dugaan nepotisme yang terjadi.

Sehingga investigasi dilaksanakan agar membuktikan semua kecurigaan publik selama ini.

Jika para peserta yang lolos itu punya nilai tinggi maka tidak menjadi persoalan.

Namun, menjadi masalah bila ada semacam nepotisme. 

"Yang bermasalah itu peserta yang nilai lebih rendah tapi terpilih untuk mewakili NTT,"

 

 

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved