Hari Asyura
Tradisi Beli Barang Pecah Belah di 10 Muharram Bikin Omzet Pedagang Tembus Ratusan Juta
Muhammad Ali Usman Dg Nompo sibuk melayani pembeli ketika Tribun-Timur.com mendatanginya, Selasa (16/7/204).
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
Kali ini ia membeli timba dan baskom kecil.
Ia berujar timba memiliki filosofi sebagai penimbah rezeki.
Nina tak tahu menahu awal mula tradisi membeli barang pecah belah di 10 Muharram.
Dia hanya melanjutkan tradisi yang sudah berlangsung dari nenek moyangnya.
"Hanya lanjutkan tradisi," ucapnya.
Generasi Kedua Berdagang Pecah Belah
Muhammad Ali Usman menjadi pelanjut usaha ayahnya yang meninggal sejak 2001.
Awalnya, ia berdagang pakaian sembari ikut Ayahnya yang berjualan barang pecah belah.
"Kalau ini mulai dari Bapak. Saya generasi kedua.
Begitu bapak meninggal saya lanjutkan. Pesan almarhum berhenti jual pakaian, lanjutkan pekerjaan (jual barang pecah belah)," ungkapnya.
Ia pun berkeliling kabupaten/kota di Sulsel untuk berjualan.
Bahkan, hingga ke Sulawesi Barat (Sulbar). Terjauh Kabupaten Pasang Kayu.
Ia biasanya memanfaatkan hari jadi kabupaten/kota untuk berjualan.
Atau pun ada festival yang digelar di daerah.
Usahanya pun berkembang pesat.
Apa Itu Tradisi Sapu-sapu Ulu? Dihadiri Indira Yusuf Ismail di Peringatan 10 Muharram |
![]() |
---|
Emak-emak di Wajo Berburu Pecah Belah di Pasar Sentral Sengkang, Mangkok Keramik Rp65 Ribu Per Lusin |
![]() |
---|
Warga Pinrang Sulsel Serbu Timba, Ember, hingga Rantang Peringati Hari Asyura |
![]() |
---|
Alasan Hari Asyura Istimewa? Begini Sejarah di Bulan Muharram & Ibadah yang Dianjurkan untuk Muslim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.