Hari Asyura
Tradisi Beli Barang Pecah Belah di 10 Muharram Bikin Omzet Pedagang Tembus Ratusan Juta
Muhammad Ali Usman Dg Nompo sibuk melayani pembeli ketika Tribun-Timur.com mendatanginya, Selasa (16/7/204).
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
Namun, masyarakat mulai membeli barang pecah belah sejak 1 Muharram lalu.
Puncaknya pada 10 Muharram.
Bisa sampai pukul 00.00 Wita masyarakat berbelanja.
"Bagi masyarakat Bugis-Makassar ini sudah menjadi tradisi," katanya.
Pria berusia 39 tahun ini menyebut, seluruh barang dagangannya semua laku.
Yang terlaris timba, sapu dan sekop.
Di momen 10 Muharram ini, Ali Usman bisa mendapat keuntungan berlipat dibandingkan hari-hari biasa.
Barang dijual paling murah Rp3 ribu dan termahal Rp185 ribu.
Harga yang murah membuat orang tertarik untuk membeli.
Ditambah lagi kalau bentuknya terlihat mewah.
"Saya cari barang termurah, jadi orang tertarik. Misal Rp3 ribu, orang anggap pasti murah. Jadi banyak orang beli," sebutnya.
Ia pun berharap, di 10 Muharram ini bisa mendapat omzet seratusan juta.
Lantaran tahun lalu di momen 10 Muharram mampu dapatkan Rp135 juta.
"Kalau tahun lalu saya dapat Rp135 juta. Saya berharap bisa lebih (di 10 Muharram tahun ini)," ucapnya dengan penuh harap.
Sementara seorang pembeli, Nani mengaku setiap 10 Muharram selalu membeli peralatan dapur.
Apa Itu Tradisi Sapu-sapu Ulu? Dihadiri Indira Yusuf Ismail di Peringatan 10 Muharram |
![]() |
---|
Emak-emak di Wajo Berburu Pecah Belah di Pasar Sentral Sengkang, Mangkok Keramik Rp65 Ribu Per Lusin |
![]() |
---|
Warga Pinrang Sulsel Serbu Timba, Ember, hingga Rantang Peringati Hari Asyura |
![]() |
---|
Alasan Hari Asyura Istimewa? Begini Sejarah di Bulan Muharram & Ibadah yang Dianjurkan untuk Muslim |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.