Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dwiaffor Owner RK Glow Dilapor ke Polrestabes Makassar Dugaan Pencemaran Nama Baik

Sosok pelapor Dwiaffor ke Polrestabes Makassar seorang perempuan bernisial AA (27) warga Jl Borong Raya, Makassar.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Owner Revolusi Kormetik (RK) Glow Dwi Sukti atau yang akrab disapa Dwiaffor memberikan keterangan dalam konferensi pers syukuran HUT ke -5 perusahaan di Four Point by Sheraton Hotel Makassar, Minggu (27/8). Acara yang mengundang para member dan mitra kerja ini bertabur aneka hadiah mulai dari umrah, motor, iphone hingga uang tunai dan penapilan spesial dari Judika. 

Terpisah, NLD yang dikonfirmasi wartawan, mengaku ia meminta agar dananya dikembalikan oleh AA namun malah difitnah dan dilaporkan.

"Intinya perihal danaku, tapi malah dialihkan pencemaran nama baik. Padahal sama sekali tidak ada kalimat menjatuhkan," ucap NDL kepada wartawan.

"Malahan dia yang menjatuhkan karena upload data KTP ku yang bersifat data pribadi di sosial media," ucapnya lagi.

Sosok Dwiaffor

Sosok Nurlinda Dwi Sukti atau Dwiaffor sarat prestasi. Ia pernah menyabet penghargaan bergengsi karena kapasitasnya sebagai entrepreneur di bidang kosmetik.

Penghargaan itu di antaranya, Best Women in Entrepreneur, The Best Indonesian Inspiring Young Female Entrepreneur in the Beauty Product Business, dan The Most and Trusted Company in Beauty Product Quality and Customer Satisfaction.

Capaian tersebut, tak membuat Nurlinda dwi Sukti menghentikan langkahnya.

Sebab, masih ada mimpi yang belum kesampaian, yakni membuka lapangan kerja bagi banyak orang di Indonesia.

Pebisnis kelahiran tahun 1993 asal Makassar ini sejak kecil sudah akrab dengan kerja keras.

Jauh sebelum sukses, Nurlinda Dwi Sukti saat duduk di bangku kuliah pernah bekerja sebagai sales dealer motor. Tugasnya membagikan brosur di pinggir jalan.

"Saat kuliah, saya kerja sampingan jadi sales salah satu merek sepeda motor. Waktu itu kerjaan saya membagikan brosur di jalan raya," kenang Dwi.

Dwi kemudian merantau ke Kota Kendari. Ia magang di maskapai penerbangan komersil.

Lepas dari situ, Dwi menjadi karyawan salah satu perusahaan asing dengan pendapatan menjanjikan.

Namun, petualangan berakhir. Ia kembali ke Makassar, kota kelahirannya.

Dwi kembali memulai hidupnya dari nol. Untuk memenuhi kebutuhannya, Dwi bekerja sebagai sales air minum kemasan. Ia berkeliling dari warung ke warung.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved