Dinas Kesehatan Sulsel
Angka Kematian Ibu dan Bayi di Sulsel Capai 754 Kasus
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar menjelaskan penyebab kematian ibu 31 persen akibat komplikasi non obstetri.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM - Angka kematian ibu dan bayi di Sulsel pada 2024 mencapai 754 kasus.
Rinciannya 96 kasus kematian ibu dan 658 kasus kematian anak.
Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar menjelaskan penyebab kematian ibu 31 persen akibat komplikasi non obstetri.
Lalu 25 persen akibat hipertensi, 19 persen pendarahan, 17 persen akibat komplikasi lainnya.
Kemudian empat persen abortus, dua persen infeksi serta dua persen lainnya komplikasi manajemen yang tidak terantisipasi.
Ishaq Iskandar menyebut masyarakat harus lebih aktif memanfaatkan fasilitas kesehatan melakukan pemeriksaan.
Rumah sakit dan posyandu sudah tersebar sebagai garda terdepan untuk menjaga Kesehatan ibu dan anak.
“Kita jaga ibu-ibu kita supaya tidak anemia, agar tidak terjadi komplikasi pada kehamilan, jadi rajin diperiksa di posyandu ibu-ibu hamil, terus bayinya juga diperiksa selalu di timbang."
"Pelayanan puskesmas juga sudah massif dilakukan,” jelas Ishaq Iskandar.
Untuk penyebab kematian bayi di dominasi yaitu kasus dugaan Penyakit cardiovascular atau CVD.
Penyakit ini merupakan istilah umum untuk kondisi yang mempengaruhi jantung atau pembuluh darah sebanyak 244 kasus.
Kemudian ada Low birth weight and prematurity yaitu Berat badan lahir rendah (BBLR).
BBLR terjadi pada kondisi ketika berat badan bayi kurang dari 2,5 kg.
Kondisi ini membuat kepala bayi terlihat lebih besar dan tubuhnya tampak kurus.
BBLR biasanya terjadi pada bayi yang lahir secara prematur atau mengalami gangguan perkembangan dalam kandungan sebanyak 144 kasus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.