Unhas
Sosok Dokter Nur Amelia Bachtiar, Raih Gelar Doktor Radiologi Unhas di Usia 34 Tahun
Dokter Nur Amelia Bachtiar promosi gelar Doktor bidang Ilmu Kedokteran di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan di usia 34 tahun.
Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sosok Dokter Nur Amelia Bachtiar promosi gelar Doktor bidang Ilmu Kedokteran di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan di usia 34 tahun
Gelar doktor itu diraih setelah memaparkan disertasi di Aula Pusat Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDSP) Universitas Hasanuddin, Kota Makassar, Rabu (26/6/2024).
Sebelumnya, dokter Amel sapaannya mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran di Unhas pada tahun 2010 dan gelar profesinya pada 2012.
Kemudian mendapatkan gelar magister MPH di Universitas Negeri Georgia pada tahun 2017 dan mengambil gelar spesialis radiologinya di Unhas pada 2019.
Adapun judul disertasi untuk program S3nya kali ini adalah Evaluasi Hubungan N-acetylaspartate, Laktat, Myoinositol Dan Choline Pada Mr-spectroscopy Terhadap Luaran Klinis Pasien Stroke Iskemik Akut.
Penelitian disertasi itu dilakukan di RS Wahidin Sudirohusodo semenjak ia menjalankan program S3nya.
Dokter Amel mengatakan, dirinya sangat bangga dengan gelar doktor yang diraihnya di usia yang masih muda ini.
Apalagi, disertasi tersebut dilakukan sejak empat tahun terakhir sejak memasuki program S3.
"Alhamdulillah dengan kolaborasi departemen radiologi, neurologi dan juga departemen gizi itu kita berhasil menghasilkan disertasi yang kira-kira nanti akan menjadi pionir untuk penelitian molekuler imejing ke depannya," katanya.
• 4 Mahasiswi Unhas Dilecehkan Dosen, Psikolog Ungkap Relasi Kuasa Faktor Pelecehan di Kampus
Beberapa temuan bermakna dalam penelitian ini, misalnya metabolit seperti meonasitol kemudian Kolin dan NAA tampak sangat bermakna hubungannya dengan luaran klinis pasien stroke iskemik.
"Jadi ke depannya kita dari radiologi bukan hanya bisa menetapkan dimana tempat atau lesi di otak pada pasien stroke namun juga kita bisa memerahkan seperti apa metabolisme otak yang ada pada pasien stroke iskemik tersebut," ungkapnya.
Nantinya, kata dokter Amel, hal tersebut akan berkontribusi dalam proses penanganan dan rehabilitasi dari pasien kedepannya.
"Jadi pasien yang dilakukan pada disertasi kali ini adalah penelitian pada pasien stroke iskemik akut usia 24 jam sampai 7 hari," ujarnya.
"Sebenarnya nanti bisa dikembangkan mungkin untuk pasien-pasien stroke iskemik dibawah 24 jam atau lebih dari 7 hari untuk melihat perbaikan dari terapi yang sudah dilakukan oleh dokter neurologinya pada pasiennya selama ini," tambah dia.
Dalam penelitian itu juga, kata dokter Amel, keton darah dan urin sangat signifikan terhadap luaran klimis dari pasien stroke iskemik.
Sehingga hal tersebut ke depannya pasien stroke iskemik yang masuk di UGD dapat dilakukan pemeriksaan keton darah dan urin.
"Karena kalau kadarnya tinggi itu pertanda pasien tersebut dalam kondisi kurang baik dan pasien tersebut belum dapat perhatian lebih," katanya.
Lanjut dokter Amel, ia berharap ke depannya Mr-spectroscopy dapat diaplikasikan terhadap pasien stroke iskemik.
Pasalnya, terdapat banyak pasien stroke iskemik di Kota Makassar dan salah satu temuan tersebut banyak pasien yang masuk ke RS Wahidin sudah lewat dari 6 jam.
"Jadi sejak pertama kali belajar stroke iskemik dirasakan atau ada lumpuh itu seharusnya kurang dari 6 jam sudah masuk ke RS," jelasnya.
Andi Elsa Fadhilah Sakti Doktor Termuda Unhas Makassar
Andi Elsa Fadhilah Sakti jadi doktor termuda Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Andi Elsa mampu menyelesaikan pendidikan doktornya di usia 27 tahun.
Ujian promosi doktor Andi Elsa di Ruang Senat FIB, Kampus Unhas, Jl Tamalanrae, Makassar, Jumat (17/5/2024).
Putri Prof Sukardi Weda ini berhasil menyelesaikan Program S3 di FIB Unhas dengan topik penelitian bullying.
Andi Elsa tercatat sebagai Doktor Pertama ELS FIB Unhas sekaligus sebagai doktor termuda Unhas.
Gadis kelahiran Soppeng 9 Oktober 1996 tersebut, berhasil meraih gelar akademik tertinggi, Doktor dalam Program Studi Bahasa Inggris (English Language Studies/ELS).
Andi Elsa dalam ujian promosi doktornya berhasil mempertahankan disertasi berjudul 'Bullyng as Social Phenomena in Stargirl by Jerry Spinnelli and Unfriend You' Mashkah Kau Temanku? By Dyah Rinni (A Comparative Study) - Perundungan sebagai Fenomena Sosial di Stargirl oleh Jerry Spinnelli dan Unfriend You: Masihkah Kau Temanku? Oleh Dyah Rinni.
Ujian dipimpin Dekan Fakultas lImu Budaya Unhas Prof Akin Duli.
Bertindak sebagai promotor Prof Fathu Rahman yang juga mantan WD 1 FIB Unhas dan Ko Promotor masing-masing adalah Prof M Amir P dan Prof. Harlinah Sahib.
Adapun yang bertindak sebagai Penguji eksternal adalah Prof Muhammad Basri Jafar dari UNM dan Penguji internal adalah Prof Noer Jihad Saleh, Herawaty, dan Prasuri Kuswarini.
Dalam pemaparannya gadis kelahiran Panincong Soppeng pada 9 Oktober 1996 tersebut mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji dengan sangat meyakinkan.
Ia dengan tegas mengatakan bahwa fenomena bullying (perundungan) memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kesejahteraan dan perkembangan anak dan remaja.
Khususnya siswa baru di suatu sekolah, menyebabkan prestasi siswa menurun, rasa percaya diri berkurang, bahkan terkadang ada pikiran untuk bunuh diri karena merasa tidak mendapat penerimaan yang baik di sekolah.
Selain itu, bullying juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekolah, sehingga menimbulkan suasana yang tidak aman dan tidak kondusif dalam pembelajaran.
Aktivitas bullying di sekolah dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental dan fisik korban bullying.
Seperti diketahui, saat ini perilaku bullying marak terjadi terutama di kalangan anak sekolah dasar, hingga jenjang pendidikan tinggi.
Bullying dikatakan sebagai suatu bentuk kekerasan yang dilakukan oleh teman sebaya atau senior terhadap seseorang atau orang yang lebih lemah untuk mendapatkan keuntungan atau kepuasan bagi dirinya sendiri.
Perilaku perundungan yang sering terjadi pada era ini bersifat verbal, misalnya saling mengolok-olok, saling mengolok-olok dengan nama buruk, bahkan perundungan fisik dengan cara memukul dan menyiksa orang lain.
Yang lebih parah lagi maraknya perundungan sosial, yaitu dengan mengarahkan orang lain untuk menjauhi seseorang atau merusak citra orang lain.
Ini merupakan hal dalam melakukan perundungan terhadap korban yang dianggap lemah atau tidak mempunyai kekuasaan.
Peneliti menghasilkan sebuah model penanganan bullying yang dapat dijadikan referensi untuk menghindari bullying yang marak terjadi di kalangan remaja khususnya di lingkungan sekolah.
Di lingkungan sekolah, siswa baru seringkali menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh siswa lama.
Oleh karena itu dari penelitian yang menggunakan dua buah novel yang berbeda negara namun dengan topik yang sama yaitu tentang bullying yang terjadi di sekolah dan korban dari bullying ini adalah siswa baru.
Peneliti merancang model yang disebut model ELSA (Sebuah model untuk mencegah perundungan), yang terdiri dari makna (Empathetyc) empati, (Lovely) menyenangkan, (safe) aman, dan (Acceptable) dapat diterima.
Seperti diketahui, melalui hasil penelitian tersebut, peneliti menemukan bahwa kecenderungan jenis bullying yang terjadi adalah bullying sosial dan verbal.
Jadi, bullying jenis ini mudah ditemukan di kalangan remaja.
Pelak bullying merasa bahwa apa yang dilakukannya tidak menimbulkan kerugian secara fisik, namun bullying secara sosial dan verbal lebih merugikan mental dan jiwa korbannya.(*)
Teliti Islam Berkemajuan dalam Praktik Sosial Muhammadiyah, Dosen Unismuh Raih Gelar Doktor di Unhas |
![]() |
---|
Antisipasi Krisis Air Bersih: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Harga Mati |
![]() |
---|
Pembentukan BEM Unhas Dibahas Tengah Malam |
![]() |
---|
Daftar Nama Rektor Unhas dari Masa ke Masa, Kampus Merah Kini Cari Pemimpin Baru |
![]() |
---|
Sosok Prof Elly Sjattar Dekan Baru Fakultas Keperawatan Unhas, Alumni UI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.