Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2024

Milad Mubarak ke 81 Anre Gurutta Mangkoso Prof Dr Faried Wadjedy Lc MA, di Sela Pengabdian di Mekah

Anre Gurutta Mangkoso Prof Dr M Faried Wadjedy memasuki usia 81 tahun di sela aktivitas sebagai pendamping jemaah haji khusus di Tanah Suci Mekah.

Editor: AS Kambie
zoom-inlihat foto Milad Mubarak ke 81 Anre Gurutta Mangkoso Prof Dr Faried Wadjedy Lc MA, di Sela Pengabdian di Mekah
MCH 2024/as kambie
Anre Gurutta Mangkoso (AGM) M Faried Wadjedy bersama Andi Muhammad Akmal (kanan) do Mekah, Arab Saudi, Juni 2024.

Oleh: Dr H Andi Muhammad Akmal SAg MHI

Pembimbing Ibadah Jemaah Haji Khusus/Santri PP DDI Mangkoso 1988-2000/Kajur HTN Siyasah Syar'iyyah FSH UIN Alauddin/Ketua IADI Soppeng/Ketua AMAN 88-95/Sekretaris IKA PT STAI DDI Mangkoso/Sekretaris AHC Alauddin Halal Centre/Pengurus PBDDI/Pengurus PWDDI Sulsel/Pengurus PDDDI Soppeng/Pengurus MUI Sulsel/Penasehat PPDDI Abrad Makassar

TRIBUN-TIMUR.COM - Ulama besar asal Sulawesi Selatan (Sulsel) Anre Gurutta Prof Dr M Faried Wadjedy, biasa disebut Anre Gurutta Mangkoso (AGM) kini berusia 81 tahun.

AGM Prof Dr M Faried Wadjedy memasuki usia 81 tahun di sela aktivitas sebagai pendamping jemaah haji khusus di Tanah Suci Mekah. Alhamdulillah, penulis juga menjadi pembimbing ibadah jemaah haji khusus dan berkesempatan bertemu AGM Prof Dr M Faried Wadjedy di Mekah. 

Sudah sepuluh tahun terakhir, AGM Prof Dr M Faried Wadjedy sebagai Pembimbing Haji Plus di Tanah Suci.

Pertama kali mengenal Anre Gurutta Mangkoso ( AGM ), tahun 1987, saat Paman saya, Gurutta Amiruddin Usman Lc menikah dengan adik AGM, Hajirah Amberi Said.

Setahun kemudian, setelah tamat SD di Watan Soppeng, 1988, saya masuk Madrasah I'dadiyah PP DDI Mangkoso, angkatan ke empat. Lanjut Tsanawiyah, Aliyah, hingga STAI DDI Mangkoso.

Studi selama 12 di Mangkoso dan pernah diamanahkan sebagai guru di M.Ts Putra Tonronge, tahun 1995 sd 2000 dan interaksi dengan Almukarram sampai saat ini, memberikan kesan dan pesan yang signifikan dalam hidup dan kehidupan saya.

AGM lahir di Lapasu, Barru, 22 Juni 1943, diberi nama Faried Wadjedy oleh ayahnya, Almukarram AGH Amberi Said, sebagai doa agar putra pertamanya dapat menjadi ulama dan Guru Besar, bermanfaat untuk agama dan kemanusiaan, sama seperti Prof Faried Wajdjedy di Mesir, yang lahir di Alexandria Mesir 1878-1854.

Alhamdulillah, doa Anregurutta Amberi Said terkabul, sesuai harapannya. AGM hidup dan studi selama 14 tahun di Mesir, menjadi Ketua MUI Kab. Barru sejak kedatangannya dari Mesir, tahun 1985 sampai sekarang dan juga sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI Sulsel. Ketua Baznas Barru tahun 1999 sd 2022, Bahkan AGM, menjadi anak Pattola Palallo dari ayahandanya, Petta Lallo Anregurutta Amberi Said.

Allah swt, telah mensetting dengan takdirNya. bahwa Anregurutta Amberi Said wafat pada bulan Juni 1985, tak lama setelah AGM tiba dari Mesir. Tongkat estafet kepemimpinan, dilanjutkan oleh AGM atas persetujuan Yayasan ( Pendiri PP DDI Mangkoso ), H Andi Yusuf Andi Dagong Petta Soppeng Riaja atau Arung Soppeng Riaja. 

AGM, lulusan angkatan pertama Univ. Addariyah / Peeguruan Tinggi DDI Mangkoso tahun 1967 dengan titel BA ( Bacheloret ). Setelahnya lanjut Ma'had Aly li Diraasah Islamiyyah ( Pendidikan Kader Ulama ) yang dilaksanakan oleh Haiatut Takaaful PP DDI Pare Pare, di bawah pimpinan AGH. Abdurrahman Ambo Dalle, selama 3 tahun. Mahasantri Ma'had Aly, adalah utusan dari pembina atau santri senior dari 4 Pesantren besar. PP As'adiyah Sengkang Kab.Wajo, PP Darud Dakwah wal Irsyad, PP Yasrib Soppeng dan PP Ma'had Hadis Al Junaidiyah Bone. (Ayah mertua saya Ustad H Mukhtar Genda, juga salah seorang Maha Santri Ma'had Aly, utusan dari PP. As'adiyah).

Pantaslah, salah seorang ulama di Kab. Sidrap, pernah menyampaikan, bahwa AGM, mendalam ilmu agamanya dan luas wawasannya, memang sudah Panrita, sebelum berangkat ke Mesir.

Di antara legacy dari AGM adalah dibukanya Madrasah I'dadiyah bulan Juli tahun 1985. Pendidikannya selama 1 tahun. Bahwa setiap santri yang akan masuk di PP DDI Mangkoso, baik yang tamatan SD/MI, tamatan SMP/ M.Ts, diwajibkan masuk tingkatan I'dadiyah. Out putnya agar santri dapat membaca kitab kuning dan memahaminya.

Setelahnya, baru masuk ke tingkatan selanjutnya. Inipun, awalnya terjadi pro kontra di kalangan Yayasan, Pembina dan Guru di Mangkoso.

Namun, sebagaimana kata pepatah, Anjing menggongong, kafilah berlalu. AGM, tetap bersikukuh dan istikamah atas kebijakannya. Saya pernah tanya AGM, apakah program I'dadiyah ini, muncul ide setelah AGM dilantik menjadi Pimpinan Pondok, dijawab ide ini, sudah ada sejak di Mesir, akan diterapkan setelah kembali mengabdi di Mangkoso. 

Tahun 2007, DDI Mangkoso membuka tingkatan SMP DDI. Kemudian pada Tahun 2015, AGM membuka tingkatan PDF ( Pendidikan Dinyah Formal Wustha' dan PDF Ulya'/ setingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Tahun 2015 juga, AGM membuka Ma'had Aly, Maha Santri Pengkaderan Ulama yang disiapkan menjadi ulama dan cendekiawan, Khadimul Ummah (Pelayan Ummat) dan Shaadiqul Hukamaa ( mitra pemerintah), dengan konsentrasi atau takhassus Ushul Fikih.

Beberapa hal yang diinisiasi dan didirikan oleh AGM, yaitu, Pendirian Organisasi KKS di Mesir tahun 1977, Pendirian Madrasah I'dadiyah tahun 1985, Pendirian Organisasi ICATT tahun 1988, pembukaan Tingkatan SMP DDI, pendirian tingkaatan PDF ( Pendidikan Diniyah Formal ) , baik tingkat Wustha dan Ulya serta Pendirian Tingkatan Ma'had Aly tahun 2015.

AGM adalah DDI sejati. Sejak MAI ( Madrasah Arabiyah Islamiyah ) Mangkoso berintegrasi dengan nama Darud Dakwah wal Irsyad, tahun 1947. Waktu itu AGM berumur 4 tahun. Lima tahun kemudian, diadakan Muktamar DDI yang pertama tahun 1952, AGM sudah hadir membersamai Anregurutta Amberi Said dan AGM tetap hadir setiap kali muktamar DDI dilaksanakan tiap lima tahun, sampai saat ini.

AGM meneladani prinsip pendiri utama DDI Anregurutta Abdurrahman Ambo Dalle, untuk tetap setia kepada ormas DDI, (meskipun pernah diajak untuk masuk NU oleh KH Abd Wahid Hasyim, Menag RI, saat itu, Anregurutta Ambo Dalle, mengutus muridx,  Anregurutta Ali Yafie ).

GM tidak pernah bergabung dengan ormas Nahdlatul Ulama. Beliau berdua yakin bahwa DDI lah sebagai wadah perjuangan umat yang diwariskan oleh Ulama, khususnya dari Sulawesi Selatan. Jalinan kerja sama dan silaturrahim antar ormas Islam, sep. NU, Muhammadiyah, dll tetap terpelihara dan terjalin dengan baik.

Trilogi DDI, terpatri dan terlaksana dengan baik dalam diri dan karakter AGM. Dengan dasar keikhlasan, sebagaimana yang diwariskan oleh Anregurutta Ambo Dalle. Trilogi DDI pertama, pendidikan. Bahwa AGM sudah menjadi guru Madrasah DDI, sejak usia 16 tahun, jadi santri senior dan juga diamanahkan menjadi guru. Tahun 1967, diamanahkan sebagai Kepala PGA samapi berangkat ke Mesir tahun 1971.

Sekembali dari Mesir tahun 1985, AGM diamanahkan sebagai Pimpinan PP DDI Mangkoso, pasca wafatnya Anregurutta Amberi Said sampai kini.

Demikian pula, sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas Addaariyah DDI tahun 1985 hingga 1994, lanjut Ketua STAI DDI Mangkoso sampai tahun 2022 serta Mudir Ma'had Aly, tahun 2015 sampi saat ini. Inilah realita bahwa AGM, di samping sebagai guru, pembina dan Dosen juga sebagai leader. 

Pengabdian di bidang pendidikan ini, diakui oleh Perguruan Tinggi di Kedah Malaysia, KUI ( Kolleg University Insaniyah ) tahun 2008, yang Rektorx saat itu : Almukarram Datuk AGH. Prof.Dr. H. Sayyid Agil Al Mahdaly, Lc.MA, dengan menganugrahkan Al Ustaz Ad Duktur Prof. Dr. HC ( Honoris Causa ). Ini atas usulan dari Almukarram Anre Gurutta Ketum PB DDI : AG. Prof. Dr. H. Andi Syamsul Bahri A.Galigo, Lc.MA.

Hal itu, saya dengarkan langsung dari Anregurutta Ketum PBDDI, saat kami berkunjung ke Brunai Darusalam, tahun 2018. Ketum PBDDI masih tugas mengajar di KUFU Brunei, dan pernah tugas mengajar di Malaysia. AGM, adalah pembelajar sejati dan Kutu Buku. Setiap sore dan malam, tetap aktif membaca kitab dan buku.

Di bidang dakwah dan pelayanan sosial, keummatan dan keagamaan, hampir tiap hari, AGM, mengabdi untuk ummat. Baik kegiatan pengajian (.Halaqah ), Khutbah Jumat , Dakwah Islamiah, menikahkan, selamatan dan syukuran., manasik haji, acara HBI ( Hari Besar Islam ), baik di Kab.Barru, Pangkep, Maros, Makassar dan sekitar, termasuk luar Sulsel.

AGM dapat mengatur waktu dengan baik, sehingga hajat masyarakat dan umat serta pemerintah dapat terpenuhi dengan optimal. Inilah bagian dari berkah, silaturrahim dan jaringan alumni Mangkoso, yang senantiasa terpelihara dan terjalin dengan optimal.

AGM adalah satu satunya Pengisi Pengajian Halaqah di Mesjid Al Markaz Al Islamy Makassar, sejak tahun 1996, setiap Jumat Subuh dan di Mesjid Raya Makassar, setiap jumat Magrib.

Jadwal khatibnya pun, setiap Jumat di Makassar sekitar, yang diatur oleh lembaga dakwah IMMIM ( Ikatan Masjid Mushalla Indonesia Muttahidah ).Demikian pula, setiap ada acara AGM di Kab.Soppeng, kami pun selalu mendampingi dan mengawal beliau, sebagai bagian pengabdian dan bakti alumni kepada Almukkarram.

Kami mendengarkan langsung dari AGM, bahwa beliaulah yang mengusulkan penggunaan istilah AGH ( Anre Gurutta Haji ), bagi ulama yang senior dan istilah GH ( Gurutta Haji ) bagi ulama yang yunior.

Bahwa pada tahun 2002, AGM mengikuti pertemuan atau Silatnas ICMI di Jakarta, sekamar dengan ulama dari NTB, diberi kartu nama, tertulis TGH di awal namanya. AGM tanya, apa itu TGH, dijawab Tuan Guru Haji, adalah istilah dan sebutan kearifan lokal untuk ulama di NTB. Nah, hal itulah, AGM menginfokan ke Gubernur Sulsel HZB Palaguna, bahwa di Sulsel, kita juga juga memiliki istilah keraifan lokal untuk ulama yaitu Anre Gurutta/ Anre Guru, ( Bugis ) dan Anrong Guru ( Makassar ). serta Annang Guru ( Mandar ).

Mulai saat itu di Sulsel, istilah Kyai diganti dengan Gurutta dan Anre Gurutta, yang berbasis kearifan lokal.

AGM memiliki fisik dan stamina yang prima, padahal usia 81 tahun. Sejak kecil, remaja dan dewasa sampai saat ini, tetap rutin olah raga, minimal jalan kaki ( jogging ) dan menjaga pola makan ( istilah AGM, jaga 3 J : Jenis, Jumlah dan Jadwal ) dan mengatur pola istirahat.

AGM, saat mudanya, adalah seorang atlet Bola Volly dan Pencat Silat. AGM, sudah sepuluh tahun terakhir, sebagai Pembimbing Haji Plus di Tanah Suci.

Tentunya memerlukan stamina yang optimal dalam melayani jemaah, di saat umur sudah lansia dan AGM tetap Fit. Setiap melakukan perjalanan darat dengan mobil ke Makasaar dan di berbagai tempat, AGM, tidak pernah tidur, beliau semantiasa berzikir dan menjadi navigator sejati.

AGM, juga memiliki skill yang unik, seperti, Mayoret Drum Band, Pandu/ Pramuka, Menggambar/ melukis, Guru Sastra, pandai memasak dan meracik makanan serta mampu mencukur sendiri ( cukur mandiri, tanpa ke tukang cukur ). AGM, seorang Fashionable ( memperhatikan penampilan dan serasi dalam pakaian ).

AGM, tetap up date dalam berbusana sesuai dengan situasi dan kondisi. Kami pernah mendapingi AGM ke Prov.NTB, mengikuti pertemuan Alumni Al.Azhar.tahun 2017, AGM membeli songkok Lombok, sebagai menghargai kearifan lokal. Kami pun bersama, sebagai pembimbing haji di Mekkah, tahun 2019, AGM, memakai sarung celana, pake topi, kaca mata hitam dan songkok hitam ( padahal jarang sekali AGM pakai songkok hitam ). Kami tanya AGM, kenapa pakai songkok hitam?, dijawab, kan habis Tahallul tentunya pakai songkok yang warnanya kontras dengan kepala gundul.

Inilah sebagian kecil yang kami ketahui tentang pribadi dan kiprah AGM dalam lapangan dakwah dan mewakafkan dirinya untuk ummat. AGM sebagai teladan ( Ajjoaretta ), uswaton hasanah dan dianugrahi oleh Allah swt, dengan berbagai kelebihan dan talenta. (*) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved