4 Juta Hektar Lahan di Sulsel ‘Tidak Produktif’
"Saya itu pengen di Sulawesi Selatan itu, beraneka macam produk perkebunan dan perikanan," tegas Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Bobby Rinal Makmum.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Bobby Rinal Makmun menegaskan bahwa ia ingin Sulawesi Selatan memiliki beragam produk perkebunan dan perikanan.
"Saya itu pengen di Sulawesi Selatan itu, beraneka macam produk perkebunan dan perikanan," kata Bobby.
Hal ini disampaikan saat meninjau kebun pisang cavendish di Desa Batu Gading, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone, Sulsel, Rabu (19/6/2023).
Bersama dengan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi; Panglima Divisi Infanteri 3/Kostrad, Mayjen TNI Bangun Nawoko; dan Danlantamal VI Makassar Brigjen TNI (Marinir) Andi Rahmat, mereka melihat lahan tidak produktif yang telah diubah menjadi lahan hortikultura.
Sebanyak 200 hektar lahan tidur telah diubah menjadi kebun pisang cavendish.
Kehadiran pejabat Forkopimda Sulsel tersebut untuk meninjau lahan tidak produktif yang telah dikonversi menjadi lahan hortikultura.
Lokasi tepatnya di Dusun Cenrana, Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone.
Total ada 200 hektar lahan tidur yang disulap menjadi lahan produktif dengan tanaman hortikultura. Salah satunya adalah pisang cavendish.
Menurutnya, dengan aneka ragam tanaman perkebunan dan perikanan, maka masyarakat Sulawesi Selatan akan semakin produktif.
"Semakin banyak macamnya, semakin banyak orang akan terbantu," jelasnya Mayjen TNI Bobby Rinal Makmum.
Sementara itu, Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian mengatakan, budidaya pisang cavendish itu merupakan bentuk pemanfaatan lahan tidak produktif atau lahan tidur menjadi lahan bermanfaat. Bukan mengkonversi lahan persawahan yang ada selama ini.
Sebab kata dia, ada sekitar 4 juta hektar lahan tidak produktif di Sulsel belum termanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat selain padi.
Olehnya itu, dengan kehadiran tanaman hortikultura di Bone, dapat dijadikan percontohan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat petani dan sebagai bentuk upaya ketahanan pangan.
"Kami sepakat dengan bapak Pangdam akan menjadikan ini (pisang cavendish) sebagai salah satu produk unggulan ketahanan pangan Sulsel," kata mantan Kapolda Kalsel ini saat sambutan.
"Saya mencoba mengkaji memang Sulsel ini hebat dari dulu, luar biasa, sampai sekarang lumbung padi nasional, dan masih banyak potensi tanaman hortikultura lain yang belum dimaksimalkan,” ujarnya menambahkan.
Di hadapan awak media, Alumni Akpol 1991 ini, juga mengatakan, kehadirannya di lokasi budidaya pisang untuk memastikan bisa panen perdana Agustus mendatang.
Bahkan, mantan Dirtipidum Mabes Polri ini, berencana akan mengundang Kapolri dan Panglima TNI untuk hadir di Bone.
"Kehadiran kami hari ini untuk memastikan 200 hektare tidak produktif ini, akan bisa panen di awal Agustus nanti. Kalau memang bisa dipanen 80 persen, saya akan undang Bapak Kapolri dan Bapak Panglima TNI," katanya.
Di mata putra daerah Sulawesi Selatan ini, apa yang dicanangkan PjmGubernur sebelumnya, Bahtiar Baharuddin ini adalah langkah produktif memajukan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dirinya pun membandingkan dengan produksi gabah yang harganya ditentukan harga eceran tertinggi (HET).
Begitu harganya melebihi HET akan diintervensi pemerintah dengan subsidi.
"Makanya kami di Sulsel melihat karena begitu luas lahan tidur selain lawan persawahan, kita dorong produktivitasnya salah satunya untuk program pisang cavendish," terang Andi Rian.
Satu hektare pisang cavendish kata Andi Rian, modalnya dari pembibitan, tanam, pemupukan, perawatan sampai panen Rp 100 juta.
"7 bulan kemudian, harga panen kita kunci Rp 6.000 per kg dan rata-rata Rp 200 juta sekali panen, jadi petani langsung untung Rp 100 juta setiap panen," jelasnya.
Adapun budidaya pisang cavendish di Bone ditanam di atas lahan seluas 200 hektar, Dusun Cenrana, Desa Tellongeng, Kecamatan Mare, Kabupaten Bone.
Lahan untuk budidaya pisang cavendish saat ini bukan mengkonversi lahan persawahan tapi lahan milik PTPN XIV bekerjasama dengan PT CAP (Citra Agri Pratama), mempekerjakan masyarakat petani melalui dukungan pembiayaan KUR (Kredit Usaha Rakyat).
Oleh karenanya, dalam kunjungan tersebut, Forkopimda Sulsel mengajak turut serta Pimpinan Wilayah BRI Sulsel, Hendra Winata guna menyaksikan program unggulan ketahanan pangan tersebut secara langsung.
Dengan harapan penyaluran KUR kepada masyarakat dapat dimaksimalkan.(*)
Andi Ugi 33 Tahun Jadi Anggota Dewan, dari Bantaeng ke Sulsel |
![]() |
---|
Unhas dan Pemerintah Kota Tarakan Kolaborasi Bidang Pendidikan dan Kesehatan |
![]() |
---|
Jenderal Asal Makassar Tidak Lagi Jabat Menko Polkam Ad Interim |
![]() |
---|
Pasca Demo Rusuh Makassar, RT/RW Biringkanaya Siaga di Posko Siskamling, Camat Kerahkan 545 RT |
![]() |
---|
Alex Tanque Absen Lawan Persija Jakarta, PSM Makassar Siapkan Abu Kamara dan Jacques Medina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.