Antisipasi Jagung Petani Berjamur, Dinas TPHP Bakal Hadirkan Mesin Pengering di Bone Sulsel
Sektor pertanian memiliki potensi besar di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Namun kadang alami masalah gegara cuaca, misalnya berjamur.
Penulis: Wahdaniar | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNBONE.COM, BONE - Sektor pertanian memiliki potensi besar di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Hasil pertanian di Kabupaten Bone dari berbagai komoditas unggulan berkontribusi terhadap perekonomian daerah.
Meski demikian, sektor pertanian juga memiliki tantangan.
Seperti disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Bone, Andi Asman Sulaiman kepada Tribun-Timur.com, Sabtu (15/6/2024).
Ia mengatakan, perubahan iklim merupakan tantangan memerlukan penanggulangan khusus.
Perubahan cuaca tidak menentu mempengaruhi produktivitas sehingga banyak stok jagung kualitasnya rendah (berjamur) di kalangan Petani.
Hal tersebut mempengaruhi nilai jual jagung.
“Untuk mengantisipasi masalah tersebut, kami akan melakukan program usulan pengadaan mesin dryer (pengering) untuk petani jagung,” katanya.
“Intervensi penanganan pasca panen jagung perlu kita programkan anggaran beberapa unit dryer skala besar khususnya pertanaman jagung,” lanjutnya.
Baca juga: KPU Bone Hadirkan Kafe Demokrasi di 27 Kecamatan
Ia berharap dengan adanya pengadaan mesin pengering jagung di Kabupaten Bone dapat tertangani
"Semoga bisa terealisasikan sehingga nilai jualnya juga tinggi dan meningkatnya sektor pertanian khususnya untuk jagung," ujarnya.
Tambah 4 Rumah Rujukan Petani di Bone
Desa Lampoko, Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone dijadikan sebagai rumah rujukan bagi para petani di 27 Kecamatan di Bone.
Rumah rujukan tersebut bertujuan sebagai tempat belajar atau kiblat pertanian petani di Bnoe.
Andi Asman merinci rumah rujukan di Kabupaten Bone.
Antara lain, Kecamatan Kahu, Cenrana, Barebbo dan Cina.
"Karena rumah rujukan inilah, Kabupaten Bone dianggap rawan zero pangan dari tahun 2017 sampai sekarang," ujarnya.
Ia mengungkapkan di tahun 2016, beberapa daerah termasuk daerah zero pangan di Bone.
"Masih ada daerah rawan pangan pada data tahun 2016 sebelum saat itu, saya masih Kadis Ketahanan Pangan, tapi sekarang sudah tidak ada lagi," ujarnya.
"Jumlah kelompok tani di Bone itu sebanyak 1.700 lebih makanya kami tambahkan rumah rujukan,"sambungnya.
Ia mengungkapkan tujuan rumah rujukan ini dibangun untuk meminimalisir semua permasalahan pertanian di setiap Kecamatan.
"Dirumah rujukan inilah nantinya para petani menyampaikan keluhannya mengenai tamanan pangannya ke penyuluh," ujarnya.
"Dan jika tidak ditemukan solusi dari rumah rujukan tersebut, maka akan dibawah ke rumah model yang berpusat di Kabupaten Bone. Tepatnya di Jalan Biru," ujarnya.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan masalah pertanian yang dibawa hingga ke rumah model.
"Semuanya bisa diselesaikan di rumah rujukan," ujarnya.
Untuk diketahui areal pertanaman jagung di Kabupaten Bone seluas sekitar 62.000 Hektar
Dan juga tanaman tahunan seperti kelapa, cengkeh, kopi.
Ada juga tanaman musiman diantaranya tembakau, kapas dan tebu. Kemudian tanaman rempah, lada, cengkeh dan tanaman lainnya. (*)
Polres Bone Ringkus 42 Pelaku Kejahatan 20 Hari Operasi Sikat Lipu 2025 |
![]() |
---|
Andi Muhammad Rekrut 49 Pengurus, Lampaui Jumlah Partai NasDem Sulsel |
![]() |
---|
Penyebab Ketua DPRD Bone Andi Tenri Walinonong Walkout Saat Rapat Paripurna APBD Perubahan |
![]() |
---|
Bukit Pacongai, Wisata Alam Murah Meriah di Bone |
![]() |
---|
Sinyal Tak Setuju APBD Perubahan 2025! Ketua DPRD Bone Andi Tenri Walk Out dari Rapat Paripurna |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.