Pilwali Bekasi 2024
Mengenal Nofel Calon Wali Kota Bekasi Bernazar Tak Ambil Gaji Jika Terpilih, Bukan Orang Sembarangan
Rencananya, politisi Partai Golkar menggunakan gaji dan upah pungut tersebut untuk kepentingan masyarakat.
TRIBUN-TIMUR.COM - Mengenal Nofel Saleh Hilabi kandidat calon wali kota Bekasi, Jawa Barat.
Nofel Saleh Hilabi bernazar tidak mengambil gaji dan upah pungut jika dirinya menang di Pemilihan Wali Kota Bekasi.
Rencananya, politisi Partai Golkar menggunakan gaji dan upah pungut tersebut untuk kepentingan masyarakat.
Komitmen ini diungkap Nofel Saleh Hilabi dalam wawancara khusus di studio Tribunnews.com di Palmerah, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2024)
"Saya sudah berkomitmen sejak saya terjun ke politik, tidak akan mengambil gaji
"Jika terpilih jadi wali kota saya tidak akan mengambil gaji dan upah pungut," kata Nofel.
Nofel menjelaskan, setiap kepala daerah berhak atas upah pungut.
"Upah pungut ini halal," katanya.
Upah pungut merupakan honor bagi kepala daerah atas upayanya dalam menghimpun restribusi maupun pajak di antaranya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Pajak Kendaraan Bermotor.
Nofel menegaskan, jika terpilih jadi Wali Kota Bekasi, dirinya tidak akan mengambil gaji dan upah pungut.
"Itu tidak akan saya ambil untuk kepentingan pribadi tapi saya akan kembalikan ke masyarakat," ungkap Nofel.
Dana tersebut, menurut Nofel, akan digunakan untuk penyelenggaraan program-program yang merangsang masyarakat terlibat aktif pada pembangunan di Kota Bekasi.
"Saya akan akan bikin KPI (key perfomance indicator) untuk PNS dan masyarakat," katanya.
"PNS dan warga masyarakat yang KPI-nya bagus akan difaslitasi menjalankan ibadah. Bagi yang muslim akan diberangkatkan umroh sedangkan yang non muslim disesuaikan keyakinan masing-masing," papar Nofel.
"Setiap bulan akan kita lakukan itu," imbuh Nofel.
Komunikasi ke Parpol Lain
Nofel Saleh Hilabi optimis dirinya akan dapat rekomendasi dari Partai Golkar untuk jadi calon Wali Kota Bekasi 2024.
Pengusaha muda ini yakin, DPP Partai Golkar dinilai tidak akan ragu untuk mengusung dirinya maju dalam Pilkada Kota Bekasi.
“Saya yakin diusung, karena pemilih saya di Kota Bekasi itu kurang lebih 50.000 dan saya punya basis suara dan bisa dikapitalisasikan dan bisa menjadi suara yang cukup besar sehingga bisa merebut kembali pemerintahan Kota Bekasi,” kata Nofel dalam wawancara Sabtu (11/5/2024).
Pada pemilihan legislatif (pileg) 2024, Nofel merupakan caleg Partai Golkar Dapil VI Jawa Barat yang meliputi Kota Bekasi dan Depok.
Nofel Saleh Hilabi meraup lebih dari 50 ribu suara hanya dari Kota Bekasi saja.
Untuk memuluskan langkahnya menjadi calon wali kota Bekasi, Nofel Saleh Hilabi juga sudah melakukan komunikasi ke sejumlah partai politik untuk penjajakan kolaborasi menyambut Pilkada 2024.
Selain mengikuti penjaringan calon wali kota di Partai Golkar, Nofel juga mendaftar penjaringan bakal calon wali kota melalui Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Bekasi dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Barat.
Pria kelahiran 1986 ini juga sudah melakukan komunikasi dengan Partai Gerindra, PKS, dan Partai Demokrat.
Siap wakafkan diri
Nofel Saleh Hilabi menyatakan siap mengabdikan diri untuk Kota Bekasi dan Kota Depok, jika terpilih sebagai anggota DPR RI 2024.
Seperti diketahui, Nofel merupakan calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Golkar dengan daerah pemilihan (dapil) Kota Bekasi dan Kota Depok.
Kepada Kompas.com, pengusaha muda nan bersahaja itu menceritakan berbagai pandangan tentang pentingnya pemimpin yang adaptif dan peran anak muda dalam politik, serta visi-misi yang akan dibawa untuk membangun kedua kota tersebut.
Terjun politik sejak usia 19 tahun
Dunia politik bukan hal asing bagi Nofel.
Sebab, ia telah terjun ke dalamnnya sejak usia 19 tahun saat masih mengenyam bangku kuliah.
Sejumlah organisasi nonkampus pun ia jajaki, seperti Satuan Pelajar-Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).
Karena aktif dan sering melahirkan ide-ide segar, Nofel didapuk menduduki jabatan prestise di Hipmi sebagai Ketua Hipmi Jakarta Selatan.
Untuk mengasah kemampuan berpolitik, ia pun bergabung ke dalam Kamar Dagang Indonesia (Kadin) begitu melakoni usaha bisnis dan memantapkan diri menjadi bagian Partai Golkar.
Di partai berlambang pohon beringin itu, Nofel dipercaya menjadi Departemen Bidang Korpolhukam Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) yang merupakan organisasi kepemudaan partai tersebut.
Namun, ia mengaku lebih senang sekarang ketimbang saat ia pertama kali terjun ke dunia politik.
Sebab, menurutnya, anak muda yang peduli dan mau terjun ke politik sangat sedikit kala itu.
Padahal, golongan ini dikenal akan pemikirannya yang segar dan sikap yang adaptif.
“Sikap adaptif sendiri diperlukan kala memutuskan untuk memimpin daerah. Sekarang, saya senang, anak muda sudah pintar dan melek politik,” ujarnya saat ditemui di bilangan Jakarta Selatan, Jumat (13/10/2023).
Bantah mitos dapil neraka
Kota Bekasi dan Kota Depok selama ini lebih dikenal akan stigmanya yang beragam, mulai dari yang berkaitan dengan aspek lingkungan, seperti sampah, sungai, dan polusi, kesenjangan sosial, intoleransi, hingga infrastruktur dan transportasi yang belum memadai.
Akibat berbagai masalah yang ada, di masa kontestasi politik, kedua daerah tersebut mendapat julukan sebagai dapil neraka. Sebab, butuh usaha besar untuk membenahinya.
Namun, anggapan tersebut tidak berlaku bagi Nofel.
Ia justru menilai Kota Bekasi dan Kota Depok layaknya surga.
Menurutnya, dua daerah ini unik dan menyimpan banyak potensi yang belum tergali.
“Banyak anak muda yang pintar dan orang-orang hebat yang tinggal di sana. Sayangnya, mereka tidak pernah dikasih kesempatan untuk menunjukin kehebatannya.
Selama ini, yang diangkat hanya keburukannya. Padahal, kalau dicari lebih lanjut, banyak juga tokoh-tokoh dan artis yang tinggal di Bekasi dan Depok,” tuturnya.
Meski begitu, Nofel tidak menutup mata bahwa Kota Bekasi dan Kota Depok juga membutuhkan sejumlah pembenahan agar semakin baik dari segala sisi.
Akan tetapi, hal ini akan memberikan hasil maksimal jika pemerintah daerah dan pusat bisa bekerja sama.
Nofel juga menjanjikan bahwa jika terpilih menjadi anggota DPR RI, ia tidak akan mengambil gaji dan tunjangan apa pun. Ia akan mengembalikan semua uang tersebut kepada daerah dalam bentuk program-program yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Saya punya nazar. Kalau saya terpilih, tak satu rupiah pun gaji dan tunjangan saya ambil. Saya akan kembalikan (uang gaji dan tunjangan) untuk Kota Bekasi dan Depok dalam bentuk program.
Saya 'wakafkan' diri saya di dunia politik. Saya enggak butuh itu karena saya sudah punya bisnis yang cukup untuk kehidupan (dan kebutuhan saya),” kata Nofel.
Program yang memanusiakan manusia Melihat Kota Bekasi dan Depok memiliki banyak talenta muda nan kreatif, Nofel berencana mendirikan creative hub yang bisa diakses secara gratis.
Selain sebagai wadah menyalurkan kreativitas, fasilitas ini nantinya akan dilengkapi coworking, office space, layanan pengurusan usaha, notaris, dan jasa promosi yang bisa membantu para calon atau pebisnis muda.
“Anak muda di sana enggak punya tempat yang namanya creative hub sebagai tempat mereka untuk mengembangkan dan memaksimalkan kreativitas. Saya sudah bikin konsepnya,” kata Nofel.
Dari segi pendidikan, ia juga akan mengusulkan sistem penerimaan murid berdasarkan zonasi untuk ditinjau kembali.
Seperti diketahui, sistem penerimaan murid baru berdasarkan zonasi adalah sistem yang memprioritaskan calon murid yang tinggal di zona sekolah tersebut.
Sistem ini bertujuan untuk pemerataan pendidikan dan meningkatkan akses murid dari keluarga kurang mampu ke sekolah negeri berkualitas. Namun, seiring waktu, aturan tersebut menemui sejumlah tantangan.
Salah satunya, rentan terhadap kecurangan, seperti manipulasi alamat.
Akibatnya, calon murid yang seharusnya masuk ke sekolah sesuai zonasi malah terpental.
Tak jarang, hal ini mengakibatkan mereka yang tidak diterima di sekolah target harus bersekolah di fasilitas pendidikan yang jauh dari rumah.
Bagi orangtua kurang mampu, biaya transportasi anak sekolah menjadi faktor beban finansial.
Ditambah lagi, bersekolah jauh dari rumah juga membuat mereka harus menggunakan moda transportasi, misalnya diantarkan naik kendaran pribadi.
Hal ini kontradiktif dengan tujuan pemerintah pusat ataupun daerah yang sedang mengatasi pencemaran udara.
“Padahal, kalau anak-anak bisa sekolah dekat rumah, mereka cukup bersepeda atau jalan kaki. Tidak perlu menggunakan kendaraan (yang dapat menghasilkan emisi gas buang) menuju sekolah,” ucapnya.
Optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) pun jadi perhatian Nofel.
Ia ingin BLK yang ada di Kota Bekasi dan Depok bekerja sama dengan pelaku industri.
Dengan demikian, para peserta pelatihan bisa mendapatkan kurikulum dan fasilitas latihan sesuai kebutuhan pasar kerja.
Nofel juga berancang-ancang menyediakan insentif bagi para pelaku industri yang merekrut talenta lokal radius 5 km dari lokasi usaha.
Ini pun mengingat tak sedikit lulusan sarjana di kedua daerah tersebut yang sulit mendapatkan pekerja dan lagi-lagi harus ke Jakarta.
Selain ingin menurunkan angka pengangguran setempat, inisiatif tersebut diharapkan dapat mengurangi kemacetan, polusi udara, dan penghematan konsumsi BBM bersubsidi.
“Kita harus berpikir jangka panjang dan holistik. Kita tidak bisa memecahkan masalah dengan cara yang sama dengan yang menciptakannya. Kita harus berinovasi dan berkolaborasi,” kata Nofel.
Upaya memanusiakan manusia lain yang ingin Nofel lakukan adalah menyetarakan pelayanan kesehatan.
Ia menilai, tidak sedikit fasilitas kesehatan yang membedakan antara pasien BPJS dan pasien non-BPJS. Padahal, kesehatan yang layak itu adalah hak setiap orang.
“Saya tidak ingin ada perbedaan kualitas fasilitas perawatan dan obat antara orang berduit dan tidak berduit,” ujarnya.
Politisi berusia 36 tahun itu pun peduli akan isu food waste.
Karena itu, ia sudah merencanakan sebuah program yang memperpanjang masa pakai bahan makanan yang hampir kedaluwarsa. Sebagai contoh, di pasar tradisional.
Sering terlihat banyak sayur atau buah yang tidak habis terjual atau cacat sebagian terbuang begitu saja.
Padahal, kalau paham caranya, bahan makanan tersebut bisa diolah menjadi makanan.
“Nah, daripada dibuang, sayuran dan buah tersebut bisa dikumpulkan lalu diolah menjadi pangan gratis untuk orang membutuhkan. Jadi, enggak ada lagi juga orang kelaparan,” imbuhnya.
Upaya itu, lanjutnya, akan juga disosialisasikan ke restoran-restoran di Kota Bekasi dan Depok.
Caranya, dengan mengedukasi pemilik usaha dan konsumen untuk menggunakan piring dan sendok terpisah bagi pelanggan.
Dengan demikian, makanan utama yang tidak habis bisa dimanfaatkan lagi dengan dikemas sebaik dan sehigienis mungkin.
Dengan segala tujuan tersebut, ia berharap untuk bisa mendapatkan hati dari masyarakat dengan slogan kampanyenya “Izinkan Aku Mendapatkan Hatimu”.
“Kalau kita mau bergerak di dunia politik, harus pakai hati. Kalau politik (dijalankan) enggak pakai hati, dia akan menghalalkan segala cara,” tegas Nofel.
Artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com/Kompas.com
Nofel
Nofel Saleh Hilabi
Profil Nofel Saleh Hilabi
Sosok Nofel Saleh Hilabi
Wali Kota Bekasi
Golkar
Bekasi
Jawa Barat
Elektablitas Pasha Ungu di Pilwali Bekasi Tertinggal, Tri Adhianto Belum Terkalahkan |
![]() |
---|
Elektabilitas Calon Wali Kota Bekasi versi SMRC dan LKPI: Jagoan PDIP Terkuat, Pasha Ungu Tertinggal |
![]() |
---|
PKB - Gerindra Koalisi di Pilkada Bekasi 2024, Ini Daftar Nama Calon Wali Kota Usungan |
![]() |
---|
Wacana Kaesang Maju di Pilkada Bekasi Menguat, Putra Jokowi Didorong Relawan Prabowo |
![]() |
---|
Kunci Kemenangan Kaesang Ketum PSI di Pilkada Bekasi Diungkap Pengamat, Bukan Pengaruh Jokowi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.