Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilkada Sinjai 2024

Profil Hj Nursanti Pengusaha Tambang Siapkan Rp30 M Tantang Andi Kartini Ottong di Pilkada Sinjai

Lantas siapa sosok penantang Andi Kartini Ottong ini? Berikut profil Hj Nursanti dirangkum Tribun Timur dari berbagai sumber.

Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM
Hj Nursanti tantang Andi Kartini Ottong di Pilkada Sinjai 2024. 

Pernah Dilaporkan Kasus Penipuan

Calon Anggota Legislatif DPRD Sinjai, Hj Nursanti mengaku telah melakukan laporan balik terhadap H Junaidi.

H Junaidi dilaporkan balik oleh Hj Susanti di Polda Sulsel atas dugaan pencemaran nama baik pada tanggal 16 Januari 2024.

“Saya sudah laporkan H Junaidi di Polda Sulsel, ini menyangkut harga diri dan saya akan lawan,” tegas Nursanti saat Jumpa Pers, Minggu sore (21/1/2024) kemarin.

H Junaidi merupakan salah seorang pengusaha Kapal Laut di Bangka Belitung yang menjadi partner kerja Hj Susanti saat itu.

Sementara Hj Susanti adalah salah satu pengusaha tambang Nikel di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.

Sebelumnya, H Junaidi melaporkan Hj Susanti di Polda Sulsel atas dugaan kasus penipuan.

H Junaidi mengaku ditipu dan mengalami kerugian hingga 1 Miliar Rupiah.

Menurut Hj Nursanti, awal mula perkenalannya dengan H Junaidi pada tahun 2022 lalu.

Melalui teman bisnis Hj Susanti. Ia diperkenalkan bersama H Junaidi di Kota Makassar.

Dari perkenalan itu kata Hj Susanti, H Junaidi menyampaikan maksud dan tujuan dari perkenalannya.

Saat bertemu, H Junaidi berniat melakukan kerja sama bisnis di bidang tambang dengan Hj Nursanti.

Rupanya, ajakan kerja sama H Junaidi itu diamini oleh Hj Susanti. Ia mengajak H Junaidi untuk melihat lokasi tambang miliknya di Morowali.

Usai melihat dan melakukan survei H Junaidi kembali ke kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Berselang beberapa waktu, Junaedi kembali menghubungi Nursanti untuk melakukan kesepakatan kerja sama.

Mereka sepakat dan dituangkan dalam perjanjian kerja sama bisnis yang mengikat keduanya.

Poin dalam surat kerja sama itu tertuang bahwa segala bentuk kerugian ditanggung bersama. Begitu juga dengan keuntungan akan dinikmati bersama.

Atas dasar itulah Junaidi menyuntik dana sebesar Rp500 juta ke rekening Nursanti untuk biaya sewa alat berat yang akan beroperasi di lokasi tambangnya.

Sementara untuk operasional dilakukan langsung oleh Junaidi seperti biaya solar, pekerjaan di lokasi dan sebagainya.

“Jadi memang itu uang Rp500 juta masuk rekening saya untuk sewa alat beratnya untuk beroperasi bukan utang piutang,” ungkap Hj Nursanti.

Hanya saja dalam perjalanannya setelah hasil tambang akan dijual. Nilai kadar Nikel yang dikelola Junaidi merosot. Jika dijual harganya hanya ditaksir mencapai Rp500 juta.

“Inilah yang menurut Junaidi mungkin rugi karena harganya merosot dan tidak sesuai ekspektasinya. Makanya dia mau uangnya kembali yang ditaksir Rp1 miliar habis,” jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved