Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabinet Prabowo

Bocoran Kementerian Baru Gagasan Prabowo - Gibran? Budi Gunadi Siap Pindah dari Menteri Kesehatan

Budi Gusnadi dikabarkan akan menjabat menteri keuangan di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sosok yang digadang-gadang masuk dalam kabinet Prabowo - Gibran. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sosok yang digadang-gadang masuk dalam kabinet Prabowo - Gibran.

Budi Gusnadi dikabarkan akan menjabat menteri keuangan di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Namun, Budi enggan menanggapi isu tersebut secara serius dan memilih menjawab secara bercanda.

Budi ingin menduduki jabatan menteri yang mengurus wartawan.

"Itu (isu jadi Menteri Keuangan) kan yang bicara dari teman-teman wartawan. Nanti yang mutusin kan presiden terpilih," katanya ketika ditemui di Gedung Permata Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/5/2024).

Jabatan menteri yang dingginkan Gusnadi itu disebutkan saat Prabowo-Gibran disebut bakal menambah jumlah menteri.

Ketika ditanya mengenai kesiapan jika ditunjuk kembali menjadi menteri, ia berkelakar lebih siap untuk lari di ajang Berlin Marathon di usianya yang sudah menginjak 60 tahun.

Dia bilang, sebagai Menteri Kesehatan, dirinya harus memberi contoh hidup sehat kepada masyarakat.

Ia kemudian ditanya lagi jika siap menjadi menteri di kabinet selanjutnya, ingin diposisikan di kementerian apa.

Budi menjawab lagi dengan berkelakar bahwa dirinya ingin menjadi Menteri Penerangan seperti yang ada di era Seoharto.

"Kalau ada posisi kayak zamannya Pak Harto, Menteri Penerangan yang mengurusi wartawan, aku mau jadi Menteri Penerangan," ujarnya sembari tertawa.

Sebelumnya, media asing Bloomberg membocorkan nama yang diincar Prabowo untuk menjadi menteri keuangan di masa pemerintahannya mendatang.

Bloomberg menyebut Sri Mulyani tidak akan lagi menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Prabowo disebut sedang mempertimbangkan sejumlah tokoh yang berlatar belakang bankir, sebagai Menteri keuangan.

Prabowo disebut mencari teknokrat untuk mengamankan pendanaan negara, menjaga kewaspadaan fiskal, serta bisa memenuhi janji kampanyenya.

Sumber-sumber Bloomberg mengatakan 4 nama yang sedang dipertimbangkan adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo.

Kemudian Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar, dan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Royke Tumilaar.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, nama-nama calon yang disebutkan di atas disebut memiliki latar belakang yang baik.

"Kayanya calonnya ada empat (berdasarkan kabar yang beredar). Pak Budi Menkes, Pak Tiko, Pak Mahendra, lalu Pak Royke ya figur-figur yang sangat bagus menurut saya," ucap Erick beberapa waktu lalu.

Prabowo gagas penambahan menteri

Beredar nama-nama bakal calon menteri di kabinet yang akan dipimpin Presiden dan Wapres RI terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Nama-nama tersebut berasal dari kalangan politisi, profesional, dan petahana di Kabinet Indonesia Maju.

Bahkan ada nama dr Terawan Agus Putranto, mantan Menteri Kesehatan RI yang pernah dicopot Jokowi pada masa Covid-19.

Prabowo dan Gibran akan dilantik pada 20 Oktober 2024 atau 4 bulan lebih lagi.

Siapa saja bakal calon menteri pada kabinet mendatang?

Berikut nama dan jabatannya sebagaimana yang viral:

Kepala Staf Kepresidenan: Yusril Ihza Mahendra

Menko Bidang Perekonomian: Airlangga Hartarto

Menko Bidang Energi, Investasi dan Lingkungan Hidup: Erick Thohir

Menko Bidang Pangan, Gizi dan Pembangunan Manusia: Rachmat Pambudy

Menteri Koordinator Bidang Polotik Hukum dan Keamanan: Nusron Wahid

Menteri Pertahanan: Agus Harimurti Yudoyono

Wakil Menteri Pertahanan: M Herrindra

Menteri Sekretaris Negara: Pratikno

Menteri Sekretaris Kabinet: Rui Duarta

Menteri Dalam Negeri: Tito Karnavian

Menteri Luar Negeri: Roeslan Roeslani

Menteri Agama: Habib Luthfi bin Yahya

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia: Hotman Paris

 Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Helmi Yahya

 Menteri Pendikan dan Kebuday: TB Ace Hasan Syadzily

Wakil Menteri Kesehatan dan Gizi: Beny Octavianus

Menteri Kesehatan dan Badan Gizi: Terawan Agus Putranto

 Menteri Muda Sosial, Kesejahteraan Perempuan, dan Anak: Garce Natalie

Kepala BRIN: Amarulla Octavia

 Menteri Perindustrian: Budi Gunawan Sadikin

 Menteri Ketenagakerjaan: Emanuel Melkiades Laka Lena

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Rauf Purnama

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral: Oki Muraza

Menteri Perhubungan: Bambang Haryo Soekartono

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Ridwan Kamil

 Menteri Keuangan dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional: Mahendra Siregar

Mentreri Investasi: Bahlil Lahadalia

 Menteri Muda Komunikasi Informatika dan Digital: Noudhy Valdryno

Menteri Komunikasi, Informatika dan Digital: Budi Arie Setiadi

Menteri Perdagangan: Zulkifli Hasan

Menteri Lingkungan Hidup: Budisatrio Djiwandono

Menteri Pertanian: Andi Amran Sulaiman

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Bambang Eko S

Menteri Desa dan Transmigrasi: Budiman Sudjatmiko

Menteri BUMN: Sakti Wahyu Trenggono

Wakil Menteri BUMN: Dirgayuza Setiawan

Menteri Tata Ruang dan Kehutanan: Hadi Tjahjanto

Wakil Menteri Tata Ruang dan Kehutanan: Raja Juli Antoni

Menteri Kelautan dan Perikanan: TB Haeru Rahayu

 Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan: M Riza Damanik

Menteri Pemuda dan Olahraga: Kaesang Pangarep

Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga: Arief Rosyid Hasan

 Menteri Koperasi UKM dan Pasar Tradisional: Muararar Sirait

Wakil Menteri Koperasi UKM dan Pasar Tradisional: Sudaryono

Menteri Sekretaris Pengendalian Pembangunan: Roberto P Lumban Gaol

Kepala BIN: Dudung Abdurrachman

Kepala Badan Pangan Nasional: Arief Prasetyo Adi

Kepala Badan Gizi Nasional: Dadan Hindayana

Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretaris Presiden: Bey Machmudin

Kepala Badan Penerimaan Negara: Bangbang Brodjonegoro

Terkait dengan beredarnya nama bakal calon menteri, hingga kini Prabowo dan Partai Gerindra belum pernah mengonfirmasi dan membenarkan.

Ketua Koordinator Strategis Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, tak ada yang benar soal nama-nama menteri.

"Tidak ada satupun versi yang benar karena apa, karena penyusunan kabinet prosesnya belum dimulai," kata Dasco, pekan lalu.

Wakil Ketua DPR itu menyampaikan Presiden terpilih Pemilu 2024, Prabowo Subianto, masih rutin melakukan komunikasi dengan berbagai pihak.

Prabowo masih melihat portofolio sosok balal calon menteri yang ada. 

Banyaknya nama calon menteri sejalan dengan gagasan Prabowo untuk menambah kementerian.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menilai wajar apabila jumlah kementerian diperbanyak karena Indonesia merupakan negara yang besar sehingga butuh bantuan dari banyak pihak.

Menurut Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara mengatur bahwa jumlah maksimal kementerian yang ada adalah 34 kementerian.

Menurut Habiburokhman, semakin banyak jumlah kementerian justru baik bagi pemerintahan dan pelayanan publik karena Indonesia memiliki target sekaligus tantangan yang besar untuk diraih.

"Dalam konteks negara jumlah yang banyak itu artinya besar, buat saya bagus, negara kita kan negara besar. Tantangan kita besar, target-target kita besar," kata Habiburokhman ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024).

Habiburokhman pun tidak membantah ketika ditanya soal kabar yang menyebut presiden terpilih Prabowo Subianto akan membentuk sebanyak 40 kementerian.

Meski begitu, ia mengeklaim ide itu muncul bukan hanya untuk mengakomodasi kepentingan partai politik pendukung Prabowo.

Wakil Ketua Komisi III DPR ini menekankan, banyaknya jumlah kementerian semestinya tidak lantas dijadikan sebagai ajang mengakomodasi kepentingan politik.

Sementara, pengamat menyarankan Prabowo menetapkan 2 syarat utama, jika ingin benar-benar menambah jumlah kementerian dan menunaikan janji membentuk kabinet ahli serta menekan potensi munculnya problem.

Menurut Direktur Eksekutif Indo Strategic Ahmad Khoirul Umam, sebaiknya Prabowo dan Gibran harus memastikan proses pengambilan keputusan di internal harus betul-betul cermat dan tidak terjebak dengan alasan politis.

"Yang pertama tentu harus meletakkan pada basis keahlian dan pengalaman. Maka zaken kabinet atau kabinet ahli itu menjadi sebuah keniscayaan kalau misal memang betul Prabowo-Gibran berorientasi pada hasil dari pemerintahan yang memang betul-betul efektif," kata Umam dikutip dari program Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Selasa (7/5/2024).

Kriteria kedua, kata Umam, Prabowo mesti mengutamakan kredibilitas dan independensi calon menteri.

Dia menyampaikan, sebelum memilih kandidat, sebaiknya Prabowo memperhitungkan berapa kelompok profesionl yang dipercaya untuk memimpin sejumlah posisi strategis di kabinet.

Contohnya seperti keuangan, pendidikan, sampai perdagangan.

"Bukan sekadar kemudian menjadi semacam alat 'sapi perah' bagi kekuatan tertentu untuk memanfaatkan pos-pos kementerian yang strategis itu," ujar Umam.

Umam juga menyarankan supaya jika penambahan jumlah kementerian terealisasi maka pemerintahan mendatang harus memastikan garis komando. 

"Jangan sampai ditambah jumlah kementerian yang ada, ego sektoral dan problem koordinasi antarkementerian justru semakin kompleks. Semakin menyulitkan di sana," papar Umam.

"Hal ini yang kemudian prinsip-prinsip dasar supaya kemudian zaken kabinet atau kabinet ahli itu bukan sebagai sebuah gimik semata, tapi betul-betul mendapatkan legitimasi yang kuat di mata publik," sambung Umam.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved