Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sumut

Sosok Calon Lawan Bobby Nasution di Pilgub Sumut, Alumni STPDN Lobi PDIP dan PKB Lawan Mantu Jokowi

Nikson Nababan mengaku telah berkomunikasi sejumlah parpol diusung maju di Pilgub salah satunya Partai Kebangkitan Bangsa.

Editor: Sudirman
Tribun Medan
Ketua DPC PDI P Tapanuli Utara Nikson Nababan. Nikson Nababan ingin melawan Bobby Nasution di Pilgub Sumut. 

Nikson yakin, kemandirian masyarakat desa mesti dimulai dengan melakukan hal hal produktif.

Selain itu, program penyediaan fasilitas kesehatan, pendidikan dan perlindungan hukum bagi masyarakat Sumut merupakan hal yang mendesak dikerjakan.

Baca juga: Golkar Tak Prioritaskan Mantu Jokowi Pilgub Sumut, Anak Buah Airlangga Jadi Sandungan Bobby Nasution

Sementara  Ketua DPP PDIP, Said Abdullah mengatakan, partainya kemungkinan akan mengusung kader sendiri dalam pemilihan gubernur (Pilgub) Sumatera Utara 2024.

"Nampaknya, aspirasi dari bawah akan memunculkan kader atau tokoh sendiri dari PDIP," kata Said kepada wartawan, Rabu (17/4/2024).

Saat ini, satu di antara kader PDIP yang sudah menyatakan diri maju ke Pilkada Sumut yakni, Nikson Nababan.

Jalan Nikson menuju pertarungan Pilgub Sumut sudah terbuka lewat partainya. 

Nikson pun  sudah menyerahkan berkas pendaftaran pencalonan Gubernur ke DPD PDI Perjuangan Sumut.

Nikson merupakan Kader PDI Perjuangan yang telah memimpin Kabupaten Tapanuli Utara selama dua periode. .

Bagaimana nasib Bobby Nasution?

Said mengapresiasi keinginan menantu Jokowi Bobby Nasution untuk mendaftar sebagai bakal calon gubernur di DPD PDIP Sumatera Utara.

"Ya kalau memang Bobby berkehendak dan berkeinginan tetap izin masuk lewat pintu PDIP, saya apresiasi. Karena kita tidak bisa melarang keinginan orang per orang," ujarnya.

Namun, dia menyebut bahwa arus bawah PDIP sepertinya menolak untuk mengusung Bobby seperti yang disampaikan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.

"Artinya, dari Internal PDIP akan memajukan calon sendiri," ucap Said.

Said menjelaskan, berbeda pilihan atau sikap merupakan hal yang biasa dalam dunia politik.

"Kan tidak perlu juga kalau chemistry-nya tidak nyambung katakanlah disatukan juga tidak baik," ucapnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved