Penyebab Longsor Tana Toraja Diungkap Bupati Theofilus Allorerung, Kebiasaan Petani Disalahkan

TRIBUN-TIMUR.COM, TANA TORAJA - 20 orang meninggal dunia dalam bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Ditengah duka tersebut, Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung justru mengeluarkan pernyataan mengejutkan.

Ia malah menyudutkan para petani di daerah yang dipimpinnya.

Menurutnya penyebab bencana longsor yang terjadi Sabtu (13/4/2024) lalu, akibat praktik pertanian yang berlebihan 

"Saya kira tidak tidak terlepas dari ulah manusia. Karena apa, pembabatan terhadap pohon-pohon, tidak ada disisahkan untuk terasering," kata Theofilus Allorerung di rujabnya, Jl Sultan Hasanuddin, Makale, Selasa (16/4/2024).

Para petani yang terus-menerus menggunakan pestisida dalam penanganan lahan, kata Theofilus menyebabkan kematian akar-akar tanaman.

Sehingga tidak ada akar pepohonan yang dapat mengikat atau menahan tanah.

Hal ini memicu terjadinya longsor yang merugikan.

Olehnya ia menyampaikan rencana menerapkan pelarangan penggunaan pestisida dalam pembabatan lahan.

Sangat penting masyarakat mencegah praktik-praktik yang dapat menyebabkan longsor di lereng-lereng.

Dia menambahkan bahwa insiden di Lingkungan Palangka menjadi contoh nyata bagaimana bambu-bambu turut terseret dalam longsor.

"Bambu pun ikut terseret karena dari atas yang longsor terjadi," tandasnya.

Longsor terjadi di dua titik pada Sabtu (13/4/2024) malam lalu.

Pertama, di Lingkungan Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale.

Kedua, Dusun Pangrata, Lembang (Desa) Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja.