Rambu Solo Ne Linggi
Turis Mancanegara Ikut Ritual Ma'badong Adat Toraja untuk Almarhum Ne Linggi
Ne' Linggi adalah anak kandung dari Paulus Pongmasangka atau yang akrab dipanggil Ne' Pongmasangka.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Keindahan budaya Toraja sekali lagi mencuri perhatian dunia.
Kali ini melalui prosesi tari Ma'badong yang mengesankan.
Pada Senin (15/4/2024) pagi, puluhan wisatawan mancanegara dipukau oleh keindahan dan kekayaan budaya Toraja saat mereka menyaksikan prosesi ini.
Adapun Almarhum Ne Linggi alias Yulia Maria Tangkeallo menjadi pusat perhatian dalam acara ini.
Ne' Linggi adalah anak kandung dari Paulus Pongmasangka atau yang akrab dipanggil Ne' Pongmasangka.
Kali ini pemakaman Ne Linggi diiringi tradisi tari Ma'badong.
Ritual Ma'badong ini adalah bagian dari rangkaian Upacara Pemakaman Adat Rambu Solo' Ne Linggi, tengah berlangsung dari 10 hingga 19 April 2024 di Pangli, Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara.
Pantauan Tribun-Timur.com, Para wisatawan mancanegara tampak terpukau oleh keunikan prosesi tari Ma'badong.
Baca juga: Pj Gubernur Bahtiar Instruksikan Fokus Cari Korban Longsor Toraja dan Rawat Warga Selamat
Mereka mengamati dengan kagum gerakan-gerakan yang sarat makna, yang menggambarkan ungkapan kesedihan dan penghormatan kepada Almarhum Ne Linggi.
Tarian dan nyanyian ini dilakukan secara bersama-sama oleh puluhan orang tanpa menggunakan alat musik tambahan.
Dalam kebersamaan, mereka menghasilkan suara-suara yang harmonis dan gerakan-gerakan yang seragam.
Hal ini menciptakan suasana yang kuat dan penuh makna.
Keindahan dari pengalaman ini terletak pada kebersatuannya, di mana setiap gerakan dan suara menjadi bagian dari penghormatan kepada Almarhum Ne Linggi.
"Inikan ritual Mappalao. Jenazah akan digotong menuju ke lokasi upacara," katanya.
"Acara dipusatkan di Lapangan Rantepangli, Kecamatan Sesean, Toraja Utara," tambah Nico Linggi Pongmasangka.
Ritual Mappalao adalah salah satu upacara adat yang penting dalam budaya Toraja.
Ini adalah ritual pemindahan makam, di mana sisa-sisa orang yang meninggal dipindahkan dari makam sementara ke makam permanen.
Upacara ini melibatkan prosesi yang kompleks, termasuk tarian, dan pengorbanan hewan.
Mappalao menandai pentingnya penghormatan terhadap leluhur dan kepercayaan akan kehidupan setelah kematian dalam budaya Toraja.
Berikut rangkaian Acara Upacara Pemakaman Adat Rambu Solo Ne' Linggi' atau Yulia Maria Tangkeallo:
1. 20 Januari 2024: Malelleng
2. 9 April 2024: Umpalele Buku Rapona Pong Massangka
3. 11 April 2024: Mapparokko Paladan dan Maddoya Manuk
4. 13 April 2024: Mapparokko Alang
5. 15 April 2024: Mappalao
6. 17 April 2024: Mantarima Tamu
7. 19 April 2024: Meawa. (*)
Momen Jenazah Ne' Linggi Diarak Jalan Kaki 300 Meter ke Pemakaman |
![]() |
---|
Melihat Prosesi Mantarima Tamu Ne' Linggi, Kekayaan Budaya Tradisi Rambu Solo Suku Toraja |
![]() |
---|
Putra Ne' Linggi' Maknai Upacara Pemakaman Adat Rambu Solo sebagai Ungkapan Kerinduan ke Orang Tua |
![]() |
---|
Fantastis! Harga 35 Tedong Upacara Rambu Solo Ne' Linggi' di Toraja Utara Capai Miliaran Rupiah |
![]() |
---|
35 Tedong Disembelih di Rambu Solo Ne' Linggi Toraja, Harga Per Ekor Setara 1 Rumah Komersil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.