Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rambu Solo Ne Linggi

Mobil Toyota Avanza Lewat! Tedong Bonga Toraja Ini Harganya Fantastis, Tembus Rp410 Juta Per Ekor

Tiga ekor Tedong Bonga ini menarik perhatian dengan nilai jual yang fantastis. Per ekor tembus Rp410 juta.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
ERLAN/TRIBUN TIMUR
Penampakan Tedong Bonga di lokasi Upacara Pemakaman Almarhum Ne' Linggi alias Maria Tangkeallo di Kelurahan Pangli, Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara, Senin (15/4/2024).   

Keberadaan Batu Simbuang merupakan suatu bagian simbol yang sangat penting dalam suatu proses daur ulang manusia yang diyakini Suku Toraja.

Umumnya, Batu Simbuang berbentuk persegi panjang atau bentuk oval. Bentuk tersebut ada diperoleh secara alam, namun kebanyakan dipahat sampai menjadi bentuk diinginkan.

Dalam kehidupan masyarakat Toraja, Batu Simbuang merupakan simbol status sosial yang menjelaskan kelas bangsawan dari keluarga yang mendirikan dan memiliki batu tersebut.

Batu simbuang menunjukkan bahwa seseorang dari kalangan bangsawan bulaan baru saja melakukan sebuah upacara Rambu Solo’ dengan ukuran Sapu Randanan.

Setelah itu, jenazah dikembalikan ke lokasi ritual Rambu Solo' dan ditempatkan di Lakkian.

Sesuai tradisi, jalan saat keluar tidak boleh sama dengan jalan saat kembali, jadi rombongan akan melewati jalan lain saat membawa kembali jenazah untuk ditempatkan di Lakkian.

Setelah itu, masuklah prosesi Rambu Solo'.

Rambu Solo adalah upacara pemakaman adat Toraja, Sulawesi Selatan, yang telah dilakukan secara turun temurun sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal.

Upacara Rambu Solo memakan biaya yang tidak sedikit.

Karena, upacara ini membutuhkan penyembelihan kerbau dan atau babi yang jumlahnya tidak sedikit dan prosesinya berlangsung beberapa hari.

Selain pemberian babi atau kerbau dari tamu kepada keluarga yang ditinggalkan sebagai wujud ikatan kekeluargaan.

Pihak keluarga atau anak dari yang meninggal pun wajib menyembelih hewan kuban.

Banyaknya kerbau yang dipotong juga menandakan tingkat strata dari penyelenggara acara ini.

Keluarga Pong Masangka ini termasuk dalam bangsawan tinggi (Tana' Bulaan), sehingga menyembelih kerbau sesuai ukuran Sapu Randanan.

Nantinya, jenazah Ne' Linggi' akan disemayamkan di Patane keluarga, sama dengan jenazah Pong Masangka dan juga ibunya serta sanak keluarga yang lain. (*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved