Berita Viral
Cara 5 Bersaudara di Sinjai Barat Bertahan Hidup: Adik Laki-laki Jadi Buruh Tani
Ini kisah lima bersudara di Desa Gunung Perak, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulsel..
Penulis: Muh Ainun Taqwa | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI BARAT - Tidak selamanya kita bisa bergantung pada orang tua.
Ada kalanya kita perlu mengatasi sesuatu seorang diri.
Ini kisah lima bersudara di Desa Gunung Perak, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai, Sulsel.
Mereka adalah Nadia (20), Rika Amalia (17), Mitra (16), Keping (13) dan Hapisa Unna (8).
Hidup tanpa kedua orang tua tidak membuat mereka menjadi terpuruk.
Ayah mereka sudah meninggal dunia sejak 2019 silam.
Sementara ibu mereka pergi meninggalkan mereka dan memilih hidup dengan laki-laki pilihannya.
Baca juga: Cara 5 Bersaudara di Sinjai Bertahan Hidup saat Ayah Meninggal-Ibu Pergi, Adik Laki-laki Jadi Buruh
Hal tersebut diketahui saat Jurnalis Tribun Timur mendatangi kediaman mereka di Desa Gunung Perak, Kamis (28/3/2024).
Sekitar pukul 14:20 Wita jurnalis Tribun Timur tiba di kediaman mereka dan disambut hangat oleh Mitra dan Hapisa.
Terlihat juga ada pengurus masjid dari Kabupten Gowa.
Tak lama kemudian, Keping yang merupakan satu-satunya sudara laki-laki tiba di rumahnya.
Keping tiba dengan menggunakan pakaian kotor penuh lumpur. Ia baru pulang sebagai Buruh Tani.
Rika Amalia saat itu masih berada sekolahnya.
Sementara kakak tertuanya Nadia berada di Kota Makassar bekerja sebagai penjaga tokoh.
Baca juga: Lapor Pak Pj Bupati Sinjai! Warga Gunung Perak Sinjai Barat Butuh Jaringan Internet
Nadia merupakan tulang punggung di keluarga ini.
Jurnalis Tribun Timur mendapat kesempatan wawancara langsung dengan Mitra, Keping dan Hapisa.
Hanya Keping yang mampu bicara terkait persoalan hidupnya.
Mitra dan Hapisa hanya bisa meneteskan air mata melihat orang-orang yang menyambanginya.
Seumur Keping seharusnya bermain dengan teman sebayanya rela mengorbankan waktunya demi bekerja.
Hal itu dilakukan untuk membantu perekonomian keluarganya.
Keping mengaku tidak malu bekerja sebagai buruh tani.
Baca juga: 2 Jalan di Sinjai Barat Tak Pernah Tersentuh Aspal Sejak Kemerdekaan, Warga: Pemerintah Pilih Kasih
“Saya tidak malu, intinya halal,” kata Keping.
Butuh perjuangan lebih untuk mendatangi kediaman kelima bersudara ini.
Jurnalis Tribun Timur harus menempuh perjalan sekitar dua jam dari ibu Kota Sinjai.
Dengan melewati jalan rusak mulai dari Kecamatan Sinjai Tengah dengan panasnya terik matahari.
Bahkan setelah sampai di lokasi, jaringan internet susah.
Bahkan untuk menelepon seluler tidak bisa.
Ternyata kondisi ini sudah bertahun-tahun.
“Memang di sini tidak ada jaringan,” kata salah satu warga, Riska.
Saat warga ingin menggunakan jaringan internet, mereka harus ke jalan poros.
“Sangat susah jaringan di sini, kita saja kalau mau menelepon harus ke depan di Jalan Poros,” ujarnya. (*)
Viral Bocah 12 Tahun di Makassar Curi Motor di Siang Bolong, Polisi: Pelaku-Korban Berdamai |
![]() |
---|
Polisi Terima Dua Laporan Dugaan Penganiayaan Pembina Pesantren di Palopo |
![]() |
---|
Viral Pengendara Motor di Maros Jadi korban Benang Layangan di Jalbar, Leher Terluka |
![]() |
---|
Viral Dua Pria Adu Jotos di Jalan Poros Malino Gowa, Berakhir Damai |
![]() |
---|
Viral, Dua Kelompok Warga Bentrok di Jalan Kandea Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.