BPBD Bone
Padahal Rawan Bencana, BPBD Bone Hanya Operasikan 1 Armada untuk Tangani 27 Kecamatan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone hanya memiliki satu armada serbaguna aktif dalam penanganan kebencanaan.
Penulis: Wahdaniar | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNBONE.COM, BONE- Penanganan kebencanaan di satu daerah seyogyanya didukung dengan sarana memadai.
Namun, kondisi ini tak terjadi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Sebab Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hanya memiliki satu armada serbaguna aktif dalam penanganan kebencanaan.
Demikian disampaikan Plt Kepala DPDB Bone, Ikhsan.
Sebagai Kabupaten terluas di Sulsel, dengan wilayahnya mencapai 4559 km2, BPBD hanya punya dua armada.
"Itu pun satunya bermasalah, jadi cuma ini satu armada serbaguna yang dipakai" ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (27/3/2024).
Baca juga: Jadwal Libur Lebaran Anak Sekolah di Bone
Ia mengungkapkan kebutuhan armada ini tentunya sangat mendesak.
Misalnya perahu karet yang menjadi kebutuhan utama saat digunakan ke kawasan-kawasan banjir di Bone.
Dimana, kawasan banjir ini setidaknya tercatat di 11 kecamatan dari 27 memiliki potensi luapan banjir.
"Jadi kita juga belum punya perahu karet," uarnya.
"Kemudian longsor juga demikian, tercatat enam kecamatan di kawasan barat dan selatan Bone menjadi daerah yang paling rawan, tentunya membutuhkan armada berat untuk dukungan," tambahnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bone, Masriaty Kadir mengatakan, Bone salah satu wilayah paling rawan bencana di Sulsel.
"Itu berdasarkan peta kebencanaan kita. Untuk banjir misalnya, Kabupaten Bone berada di peringkat ketiga" ujarnya.
Diketahui, Bone salah satu kabupaten di Sulsel yang berada di lima besar daerah dengan luasan terdampak kebencanaan.
Total potensi luasan terdampak banjir mencapai 436,380 hektare di bawah Luwu Utara 688,552 hektare, dan Luwu Timur 572,194 hektare.
Sedangkan Potensi Banjir Bandang, pun Bone berada di peringkat keempat 14,560 hektare di bawah Luwu Utara 59,550 hektare, Luwu Timur 28,716 hektare, dan Enrekang 17,050 hektare
Demikian pula untuk kategori bencana cuaca ekstrem, Bone berada di peringkat kedua dengan luasan terdampak 139,877 hektare, di bawah Wajo 158,668 hektare.
Sedangkan untuk bencana kebakaran hutan Bone juga berada di peringkat ketiga dengan total 459,968 hektare potensi luasan yang bisa terdampak.
Di bawah luwu utara di peringkat pertama mencapai 740,104 hektare dan luwu timur 689,136 hektare
Untuk kekeringan, pun Bone masih berada di peringkat tiga dengan total potensi luasan kekeringan mencapai 459,842 hektare, di bawah Luwu Utara 740,074 hektare, dan Luwu Timur 689,349 hektare.
Bone juga tercatat sebagai daerah rawan longsor.
Berada di peringkat enam dengan total luasan lahan 127,868 hektare di bawah luwu utara sebagai yang tertinggi dengan total 489,746 hektare, Luwu Timur 361,542 hektare, Luwu 209,655 hektare, dan Tana Toraja 176,695 hektare. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.