Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Profil Edy Rahmayadi Petahana Gubernur Sumatera Utara Tak Didukung Lagi Golkar, Pendukung AMIN

Saat itu Golkar bersama Gerindra, Hanura, PKS, PAN, dan NasDem mencalonkan Edy Rahmayadi.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Sosok Edy Rahmayadi Calon Gubernur (cagub) Sumatera Utara tak mendapat dukungan lagi dari Partai Golkar. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Edy Rahmayadi Calon Gubernur (Cagub) Sumatera Utara tak mendapat dukungan lagi dari Partai Golkar.

Padahal pada periode pertama, Edy Rahmayadi didukung Partai Golkar.

Kini Golkar menyatakan tak mendukung lagi Edy Rahmayadi pada Pilkada 2024.

Pada tahun 2018, Golkar merupakan salah satu partai pengusung Edy.

Saat itu Golkar bersama Gerindra, Hanura, PKS, PAN, dan NasDem mencalonkan Edy Rahmayadi.

Hasilnya mereka memenangkan Pilkada Sumut 2018.

Namun, pada 2024 situasinya berbeda. Golkar memilih untuk tak kembali mendukung eks Ketua PSSI itu.

"Kalau soal (mendukung Edy) sudah pasti tidak," kata Sekretaris Partai Golkar Sumut, Datok Ilhamsyah, Senin (25/3/2024), dilansir Tribun-Medan.com.

Ilhamsyah menyebut Edy telah menyakiti hati kader partai berlambang pohon beringin itu.

Ketika masih menjabat sebagai Gubernur Sumut, ucapan pria berusia 63 tahun itu dinilai menyudutkan Golkar.

Anggota DPRD Medan itu berujuar, kader Golkar akan banyak yang kecewa apabila mereka kembali mendukung Edy sebagai gubernur.

"Kami juga tidak ingin melukai hati teman-teman yang di bawah kader-kader Golkar."

"Apa yang dilakukan beliau (Edy) yang lalu, bagaimana menjadikan warna dan lambang partai itu sangat menyakitkan kami," jelasnya.

Sementara itu, Ketua DPD Golkar, Musa Rajekshah atau Ijeck, menyebut Golkar telah memberikan surat penugasan kepada dua cagub Sumut, yaitu dirinya dan Bobby Nasution.

Ijeck sendiri mengaku siap mundur sebagai anggota DPR RI terpilih apabila ditunjuk sebagai cagub Sumut.

"Kalau dinyatakan menang kita harus mundur, ya, kita siap mundur," kata Ijeck, Senin.

Selain itu, ia mengatakan Golkar juga telah memberikan tugas kepada calon bupati (cabup) dan calon wali kota (cawalkot) di Sumut.

Namun, menurutnya akan ada evaluasi yang dilakukan Golkar sebelum penunjukan calon kepala daerah (cakada).

"Kita sudah mengusung satu kepala daerah khususnya Gubernur Sumatera Utara dalam pilkada nanti."

"Yang lalu ada dua nama itupun akan dikembalikan lagi ke DPP yang mana yang akan ditunjuk untuk dikeluarkan rekomendasi. Kita dikasih batas waktu hingga tanggal 28 Maret 2024 untuk memberikan evaluasi nama-nama cakada itu," sambungnya.

Di sisi lain, Ijeck menyatakan bahwa dirinya belum berkomunikasi dengan Bobby yang juga direkomendasikan menjadi cagub.

Terkait isu dirinya akan bersanding dengan Bobby di Pilkada 2024 nanti, Ijeck hanya tersenyum.

"Komunikasi soal jadi Gubernur dengan Bobby tidak ada, secara aturan kita belum tau seperti apa," terangnya.

Profil Edy Rahmayadi

Profil Edy Rahmayadi mantan anak buah Prabowo Subianto lebih pilih menangkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) pada Pilpres 2024.

Mantan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mendukung pasangan Anies - Cak Imin dibanding Prabowo - Gibran.

Edy Rahmayadi terang-terangan tidak mendukung Prabowo Subianto Ketua Umum Gerindra, meski pernah jadi atasannya saat aktif di militer.

Edy kini tercatat sebagai ketua tim kampanye pasangan AMIN di Sumut.

Sebagai mantan anggota TNI, Edy mengatakan harusnya dia berada di kubu nomor dua atau pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Kalau menurut emosional saya, saya ke nomor 2 karena beliau mantan atasan saya dan saya tau benar. Makanya sekarang pertanyaan kenapa saya tidak kesana. Kalau ditanya saya ingin berubah. Yang punya tagline berubah hanya nomor 1. Karena itu kita cocok kan dulu apa yang mau diubah," kata Edy dalam konsolidasi yang digelar di kantor DPW NasDem Sumut pada Rabu (29/11/2023).

Edy lalu menyampaikan jika yang harus diubah adalah kondisi sosial. Kondisi itu meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan.

"Jadi inilah yang kemudian disindir oleh Surya Paloh bagaimana kondisi kita hari ini. Oleh karena itu perlu ada perubahan," lanjut Edy.

Sebagai ketua tim kampanye AMIN, Edy lalu meminta agar kerja kerja pemenangan dilakukan dengan jujur, ikhlas dan berani.

"Jadi mari kita bekerjasama untuk melakukan pemenangan ini bersama sama. Setelah pertemuan ini katakan kepada seluruh rakyat apa itu perubahan," tukas mantan Pangkostrad itu.

Target suara 75 persen

Edy Rahmayadi menargetkan pasangan AMIN dapat memperoleh 75 persen suara pada pemilihan umum tahun depan di Sumatera Utara.

Edy mengaku target tersebut berdasarkan itung itungan saat ini.

"Tagline perubahan ini memang dibutuhkan untuk Indonesia ini dan inilah yang memotivasi untuk memenangkan calon presiden Anies dan Muhaimin. Target 75 persen, hitung hitungan sekarang ini segitu," kata Edy Rahmayadi usai memimpin rapat konsolidasi bersama tim pemenangan di kantor DPW NasDem Sumut, Rabu (29/11/2023).

Edy menyebutkan, ada pun basis suara pemilihan pasangan AMIN berada di wilayah pantai timur Sumatera dan Tapanuli Selatan.

"Pantai timur, pantai barat itu sebagian ada di daerah Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan itu kekuatan," lanjut dia.

Kepada tim pemenangan, Edy berpesan agar melaksanakan segala rencana kampanye dengan jujur, benar berani dan ikhlas.

"Kita sebagai tim pemenangan hari ini, saya mengajak saudara saudara saya ayo kita menangkan. Sampaikan kepada masyarakat Sumut apa itu perubahan," lanjutnya.

Selain konsolidasi, pada pertemuan yang dihadiri ratusan tim pemenangan dari partai pendukung dan relawan juga mengumumkan nama nama tim pemenangan.

Pada pertemuan tadi, Iskandar pun meminta agar bahu membahu memenangkan Anies dan Muhaimin satu putaran di Sumut.

"Sumatera utara menang satu putaran artinya 50 persen plus 1. Saya yakin dan percaya kita akan membawa kemenangan yang gemilang karena kalau kita menang tipis wasalam, kita harus menang besar kita harus menang satu putaran," kata Iskandar.

Selain itu Iskandar juga meminta agar seluruh tim kampanye daerah melakukan pengawasan dalam tahap pemilu.

Khususnya pada saat pemungutan suara di TPS. Iskandar berujar, perjuangan memenangkan Anis dan Muhaimin mesti dilakukan hingga pemilihan selesai.

"Ingat kita tetap harus waspada kita harus menjaga suara pasangan AMIN karena kita tahu demokrasi kita sekarang. Sekali lagi kita semu harus bersatu padu menjaga dan melawan semua usaha usaha kecurangan terhadap pasangan AMIN," tuturnya. 

Profil Edy Rahmayadi

Edy Rahmayadi lahir Sabang, Aceh 10 Maret 1961.

Ia lahir ketika ayahnya Rachman Ishaq yang juga seorang angkatan ditugaskan di sana.

Rachman Ishaq diketahui terakhir berpangkat Kapten (TNI) dan merupakan keturunan Melayu Deli.

Sejumlah jabatan strategis di militer sempat ia emban.

Alumnus Akabri 1985 ini tercatat pernah menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) Lintas Udara (Linud) 100/Prajurit Setia yang bermarkas di Namu Sira-sira, Kabupaten Langkat (1998), Komandan Kodim (Dandim) 0316/Batam (2002).

Saat berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI, Edy pernah diamanahkan menjadi Komandan Korem (Danrem) 174/Anin Ti Waninggap Kodam XVII/Cendrawasih. (2012)

Ketika berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen) TNI, suami dari Nawal Lubis itu pernah menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan (2015).

Sebelum memilih pensiun, Edy dipercaya menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) (2015-2018).

Selain kesibukannya di dunia militer, kepeduliannya akan sepakbola membuat alumnus SMA Negeri 1 Medan itu sempat menjadi Ketua Umum PSSI pada kurun waktu 2016-2019.

Tak sampai di situ, Edy juga peduli dengan klub sepakbola kampung halamannya yakni PSMS Medan.

Jabatan terakhir Edy adalah gubernur Sumatra Utara 2018-2023.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved