Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jalan Rusak di Bone

Jalan di Bontocani Bone Bak Kubangan Sapi, Warga Minta Perhatian Pemkab

Kondisi jalan yang rusak parah butuh perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bone (Pemkab Bone).

|
Penulis: Wahdaniar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Kondisi jalan menuju pelosok desa yang ada di Kecamatan Bontocani)  

TRIBUNBONE.COM, BONE- Akses jalan di daerah-daerah kawasan Selatan Bone masih memprihatinkan. 

Kondisi jalan yang rusak parah butuh perhatian dari Pemerintah Kabupaten Bone (Pemkab Bone).

Jalan rusak ini ditemukan hampir di seluruh wilayah Bone, namun yang cukup mengkhawatirkan adalah wilayah-wilayah pelosok di Kecamatan Bontocani.

Meski akses lebih dekat dengan Ibukota Provinsi, lantas tak membuat kawasan-kawasan di Selatan diperhatikan.

Warga Desa Pattukku Kecamatan Bontocani, Nasrul Iswadi Bundu (36) mengaku sebagian besar jalan di Bontocani khususnya di desanya masih dalam kondisi yang tidak layak, bak kubangan sapi.

Kondisi ini juga bisa dirasakan di desa-desa tetangga seperti Dusun Bahollangi Desa Bontojai, dan Dusun Palisiri dan Desa Bana. 
Jalan di Bontocani sendiri, memiliki tiga ruas. Yakni Ruas Kelurahan Camba Langi'Pattuku, Ere Cinnong, Watang Cani, Mattiro Walie dengan panjang sekira 60 km, lalu kelurahan Bontojai sekitar 15 km dan Kelurahan Bana 10 km.

Namun menurutnya sebagian besar dari ruas ini masih dalam kondisi yang tak layak.

Sebut saja di Dusun Bahollangi Desa Bontojai, Dusun Lurae di Desa Watang Cani, dan Dusun Palisiri di Desa Bana. 

Akses utama tembus ke Camba ini juga masih belum terbenahi sekitar 40-an km. 

"Itu belum pernah tersentuh aspal ataupun pembetonan. Sebagai pemuda yang lahir dan tumbuh disana, yang pernah merasakan berjalan kaki 21 km untuk sekolah, akses jalan harapannya bisa diperbaiki pemerintah, minimal pengerasan. Warga Bontocani lumayan patuh pak bayar pajak"ujarnya saat dikonfirmasi Tribun Timur, Jumat (22/03/2024).

Kodisi jalan kabupaten yang rusak ini kemudian memaksa warga untuk memasarkan hasil buminya ke kabupaten lain.

Petani selama ini lebih memilih membawa hasil buminya ke Kabupaten Sinjai, Bulukumba ataupun Maros yang dianggap lebih dekat atau sekalian ke Makassar, alih-alih ke daerah sendiri.

Ini membuat produksi pangan di daerah tersebut tidak tercatat di Kabupaten Bone.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved