Gaji Honorer
Alasan Kadis Tak Bayar Gaji 54 Honorer Dispora Sinjai
Sebanyak 54 tenaga honorer di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Sinjai, belum terima gaji.
Penulis: Muh Ainun Taqwa | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI UTARA - Sebanyak 54 tenaga honorer di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Sinjai, belum terima gaji, Rabu (20/3/2024).
Mereka tidak menerima gajinya selama tiga bulan, Januari hingga Maret 2024.
Hal ini membuat beberapa tenaga honorer yang mengeluh.
“Belum diterima gaji, kan ini bulan puasa banyak kebutuhan,” kata salah satu honorer Dispora Sinjai, Rabu (20/3/2024).
Menurutnya, gaji para honorer biasanya diterima lebih cepat.
“Kan pertiga bulan, tapi kalau sudah masuk bulan ketiga itu pasti awal-awal diterima mi, beda dengan ini sudah hampir bulan empat belum diterima,” ujarnya.
Baca juga: Jadwal Pencairan dan Besaran THR PNS 2024
Sementara itu, Kepala Dispora Sinjai, Hasir Achmad, membenarkan tenaga honorer nya belum terima gaji.
Menurut Hasir pegawai honorer tidak menerima gaji.
“Tidak ada gajinya memang karena non ASN, yang ada itu upah kerja,” katanya.
Baca juga: 3 Bulan Tak Terima Gaji Petugas PDAM Kindang Ogah Laksanakan Tugas, Pelanggan Ikut Jadi Korban
Hasir mengatakan hingga saat ini upah kerja para tenaga honorernya belum dibayarkan.
“Iya betul belum dibayarkan,” ujarnya.
Hal tersebut kata Hasir karena belum ada petunjuk dari Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Sinjai.
“Belum ada petunjuk dari BKAD, sementara kami berkoordinasi,” katanya.
Baca juga: Petugas Damkar Seruduk BPKAD Palopo: Gaji Petugas Belum Dibayar, Biaya BBM Tak Ada
Gaji Tak Dibayar Berujung Petugas Mogok Kerja, Ratusan Pelanggan PDAM di Kindang Ikut Kena Imbas
Petugas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesib Selatan mogok kerja.
Hal tersebut terjadi lantaran gaji mereka yang tak dibayar.
Imbasnya, ratusan pelanggan ikut menjadi korban.
Sejak sepekan terakhir air PDAM tak mengalir di Kecamatan Kindang.
Salah satu pegawai PDAM, Bahar mengungkapkan, kondisi air di hulu Sapaya, Kelurahan Borongrappoa tak terawat saat ini.
Karena tak terawat sehingga air dapat mengalir dengan baik.
Jaringan air banyak ditumbuhi rumput dan lumut.
Termasuk saat hujan tiba sampah-sampah plastik turun ke aliran air.
Kini tak ada lagi petugas yang membersihkan.
Penyebabnya petugas sedang mogok kerja.
Sebab gaji mereka tak berjalan dengan baik.
"Kami tidak mau lagi membersihkan sampah yang menumpuk di pipa karena sampai saat ini gaji tidak dicairkan," kata Bahar kepada wartawan.
Ia meminta agar Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf turun tangan mengambil langkah tegas terhadap persoalan itu.
Salah satu warga Balibo, Kecamatan Kindang, Wahida pun protes.
Dirinya bersama pelanggan PDAM lainnya kini kesulitan air.
"Sudah satu pekan air minum PDAM tidak mengalir," kata Wahida warga Balibo, Kecamatan Kindang, Sabtu (2/3/2024).
Masyarakat di kecamatan itu terpaksa mencari air sumur atau menampung air hujan.
Kondisi itu baru terjadi seperti itu sejak bangunan PDAM ada di kecamatan tersebut.
Padahal pelanggan telah membayar Rp 2,5 juta biaya penyambungan termasuk uang pemakaian setiap bulannya lancar.
Respon Dirut PDAM Bulukumba
Direktur PDAM Bulukumba, Andi Nurjaya, membeberkan alasan gaji petugas belum dibayar.
"Pelanggan PDAM Bulukumba yang terdaftar 10.987 sambungan rumah, sementara yang aktif membayar 4.700 pelanggan," katanya.
PDAM Bulukumba pada umumnya menggunakan pompanisasi 65 persen pelayanan distribusinya air ke pelanggan, maka biaya listriknya lebih besar dari pemasukan dana rekening air ke PDAM.
Apalagi banyak kebocoran pipa sebesar 30 persen kebocoran fisik.
Ditemukan juga ada kebocoran non fisik seperti pencurian air.
“Ada juga pelanggan tidak terdaftar, tidak punya meteran air dan tidak memiliki rekening air,” katanya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.