Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun HIS

Makna Filosofi di Balik Arsitektur Masjid Jami Tua Palopo, Berusia 4 Abad Lebih Masih Kokoh

Masjid Jami Tua Palopo didirikan di masa pemerintahan Datu Luwu 16, Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe. Artinya sudah berusia 4 abad.

|
TRIBUN-TIMUR.COM/ANDI BUNAYYA NANDINI
Masjid Jami Tua Palopo yang tetap berdiri kokoh sejak 1604 Masehi atau sudah berusia 400 taun lebih. 

TRIBUN-TIMUR.COM, PALOPO - Masjid Jami Tua adalah salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Masjid yang terletak di Jl Andi Djemma, Kelurahan Batupasi, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo ini dibangun pada tahun 1604 Masehi.

Diketahui masjid ini didirikan pada masa pemerintahan Datu Luwu 16, Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe.

Berseberangan dengan Istana Langkanae Luwu dan dibangun pada masa pemerintahan Datu Luwu 16 membuat masjid ini kaya akan nilai sejarah.

Karena merupakan bangunan bersejarah, bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya.

Saat bulan ramadhan, Masjid Jami Tua ini menjadi masjid incaran masyarakat guna melaksanakan ibadah tarawih.

Baca juga: Lebih Dekat dengan Masjid Agung Ummul Quraa, Ikon Wajo Diarsiteki Anak Pendeta

Seperti yang terjadi pada malam pertama bulan suci ramadhan 2024, ratusan masyarakat melaksanakan ibadah tarawih hingga jalanan yang berada sekitar masjid.

Sejumlah masyarakat yang berasal dari luar Kota Palopo juga rela hadir di Kota Palopo hanya untuk melaksanakan ibadah tarawih pertama di Masjid Jami Tua Palopo.

Humas Masjid Jami Tua Palopo, Usman Abdul Malla mengungkap alasan ukuran masjid yang terbilang kecil.

"Pada tahun 1604 penduduk sangat sedikit, sehingga masjid ini dibangun dengan ukuran kecil karena dirasa sudah cukup menampung penduduk untuk ibadah saat itu," kata Usman Abdul Malla, Sabtu (16/3/2024).

Ia juga mengungkap bahan yang digunakan untuk membangun masjid Jami Tua pada tahun 1604 bukanlah semen.

"Masjid ini dibangun menggunakan batu gunung dan untuk perekatnya menggunakan kapur sirih dan juga putih telur," jelasnya.

Tak hanya itu, menurutnya posisi batu yang tersusun rapih membuat bangunan masjid ini kokoh dan bertahan lebih dari 400 tahun atau 4 abad.

Baca juga: Sejarah Masjid Jami’ Nurul Mu’minin Berdiri 1825, Mulanya Hanya Tempat Persinggahan Raja Gowa

Sementara, tiang utama yang berada di tengah-tengah Masjid Jami dan telah bertahan lebih dari 400 tahun diketahui merupakan kayu kenanga dengan panjang 9,5 meter dan diameter 95 centimeter.

Tak hanya tiang utama yang berukuran 95 centimeter, Usman Abdul Malla juga mengungkap ketebalan seluruh jendela dan pintu mencapai 95 centimeter.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved