Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ekspor Pertanian Februari Terus Tumbuh Positif, Di Saat Sektor Lain Turun

Ekspor sektor pertanian di bulan Februari 2024 meningkat signifikan, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

BPS
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan bahwa pada bulan Februari 2024, terjadi peningkatan signifikan sebesar 16,91 persen (YonY) dalam nilai ekspor sektor pertanian dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Amalia Adininggar Widyasanti selaku Plt. Kepala BPS mengungkapkan bahwa salah satu penyumbang utama dari peningkatan ini adalah subsektor perkebunan, terutama minyak kelapa sawit (CPO) dan produk turunannya.

"Meskipun secara tahunan sektor lain mengalami penurunan, sektor pertanian berhasil mencatatkan pertumbuhan sebesar 16,91 persen," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (15/3/2024).

Amalia menjelaskan bahwa sektor pertanian juga memberikan kontribusi signifikan sebesar 0,39 miliar USD terhadap total ekspor non-migas senilai 18,09 miliar USD, yang menempatkannya di posisi kedua setelah sektor pertambangan dan diikuti oleh industri pengolahan.

"Peningkatan nilai ekspor non-migas secara bulanan terjadi di hampir semua sektor kecuali industri pengolahan yang mengalami penurunan sebesar 9,22 persen," tambahnya.

Sementara itu, Amalia menyatakan bahwa penurunan terdalam terjadi pada sektor industri pengolahan yang turun sebesar 11,49 persen, serta sektor-sektor lainnya, terutama akibat penurunan ekspor logam baja, barang perhiasan, barang berharga, dan alumunium.

"Nilai ekspor tersebut hanya menyumbang sebesar 30,22 persen dari total ekspor non-migas Indonesia pada Februari 2024," jelasnya.

Kuntoro Boga Andri, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, mengatakan bahwa kenaikan ekspor sejalan dengan upaya penguatan produksi dalam negeri dan kesejahteraan petani yang telah dicanangkan oleh kementerian.

Fokus utama program tersebut adalah pada komoditas strategis seperti perkebunan, hortikultura, padi, jagung, serta komoditas peternakan dan turunannya.

"Seperti yang disampaikan Bapak Menteri, kami fokus pada program ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, program nilai tambah dan daya saing industri, program pendidikan dan pelatihan vokasi serta meningkatan penerimaan devisa negara dari ekspor komoditas pertanian. Yang pasti semua peningkatan komoditas dalam negeri terus kita pacu agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan ekspor," jelasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved