Tribun HIS
Cerita Tempat Singgah Raja Gowa dan Kokohnya Masjid Karuwisi Makassar
Masjid Jami Nurul Muminin, satu dari sekian rumah ibadah tua yang tetap kokoh berdiri di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Masjid Jami Nurul Muminin, satu dari sekian rumah ibadah tua yang tetap kokoh berdiri di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Masjid ini mulai dirintis di zaman Kerajaan Gowa yaitu Sultan Muhammad Zainal Abidin (1825-1826 M).
Mulanya, masjid berlokasi di Jl Urip Sumoharjo, dekat kantor DPRD Sulsel ini, hanyalah tempat persinggahan sang raja.
Persinggahan itu dinamai dengan istilah bahasa Makassar, Saung atau Passau-sauang yaitu tempat beristirahat.
Sultan Muhammad Zainal Abidin di masa kepemimpinannya, kerap menjadikan lokasi masjid Jami' Nurul Mu'minin sebagai tempat beristirahat kala berkunjung ke Kerajaan Tallo.
Suatu ketika, sang raja beserta pengawal berkunjung ke kerajaan kembar Gowa (Tallo) di waktu shalat dhuhur tiba.
Sultan Zainal Abidin pun singgah sejenak bersama pengawalnya untuk shalat dhuhur berjamaah.
"Dari situlah, Sultan Zainal Abidin memerintahkan pengawalnya untuk mulai membuat dinding dari ranting kayu beratap ijuk, lalu digunakanlah untuk salat," kata Ketua Pengurus Masjid Jami' Nurul Mu'minin, Muhammad Ridwan Gassing ditemui tribun, Jumat (15/3/2024) sore.
Baca juga: Masjid Tertua di Sinjai ‘Al Mujahidin’ Jadi Bangunan Cagar Budaya
Seiring berjalannya waktu, lanjut Ridwan Gassing, gubuk yang dijadikan tempat beristirahat itu, kian kerap disinggahi sang raja saat berkunjung ke Kerajaan Tallo dalam satu tahun kepemimpinannya.
"Nantilah pada 1930-an keturunan Sultan Muhammad Zainal Abidin, Andi Tjintjing Karaeng Lengkese, Passauang ini dibangun permanen menjadi masjid," ujarnya.
Oleh Andi Tjintjing Karaeng Lengkese, Masjid Jami' Nurul Mu'minin ini mulanya dinamakan Masjid Karuwisi Gowa.
Kala itu, lokasi jalannya pun belum bernama Jl Urip Sumoharjo, melainkan Jl Gowa Raya.
Baca juga: Daftar Penceramah 10 Ramadhan Pertama Masjid Raya Makassar: KH Baharuddin hingga KH Abustani Ilyas
Masjid Karuwisi Gowa dibangun secara permanen oleh Andi Tjintjing Karaeng Lengkese ini seluas 6X6 meter persegi.
Meski tidak terlalu besar, Masjid Karuwisi Gowa ini terbilang unik karena memiliki lima pintu dengan dua mengarah di sisi Selatan dan Utara.
"Lima pintu masuknya ini merupakan simbol lima waktu salat," kata Ridwan Gassing.
Tribun HIS
Human Interest Story
Raja Gowa
Masjid Jami Nurul Muminin
Masjid Tua di Makassar
Sultan Muhammad Zainal Abidin
Masjid Karuwisi
Cinta di Balik Jeruji, Kisah Tersangka Narkoba Menikah di Tahanan Polres Gowa |
![]() |
---|
Tak Punya Tangan, Tapi Punya Harapan, Kisah Ilham Fauzi Difabel Bulukumba Penopang Keluarga |
![]() |
---|
Kisah Perjuangan Asriani, Jadi Buruh Ikat Rumput Laut Demi Hidupi Lima Anaknya |
![]() |
---|
Kegigihan Marliah Bersihkan Anjungan Pantai Losari Makassar Sebelum Terbit Fajar, Gaji di Bawah UMR |
![]() |
---|
Diabaikan Pemda, Guru dan Ortu Siswa Madrasah MI DDI Pinrang Patungan Perbaiki Jalan Rusak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.