Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sulsel 2024

Parpol Pengusung Prabowo-Gibran Kuasai 38 Kursi DPRD Sulsel, Siapa Calon Gubernur Sulsel?

Parpol Koalisi Indonesia Maju pengusung Prabowo-Gibran menguasai 38 kursi DPRD Sulsel, siapa berpeluang

Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
Kolase figur bakal calon Gubernur Sulsel. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Parpol Koalisi Indonesia Maju tampil jadi pemenang kedua dan pemenang ketiga Pemilu 2024 di Sulsel.

Parpol pengusung Prabowo-Gibran itu antara lain Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN.

Di Pemilu 2024, Golkar jadi pemenang kedua di Sulsel.

Beringin rindang meraih 14 kursi DPRD Sulsel terbanya kedua di bawah Nasdem.

Selanjutnya ada Gerindra 13 kursi DPRD Sulsel.

Demokrat meraih 7 kursi DPRD Sulsel.

PAN meraih 4 kursi DPRD Sulsel.

Total perolehan kursi parpol pengusung Prabowo-Gibran di Sulsel mencapai 38 kursi.

Kader potensial bakal calon Gubernur Sulsel dari pengusung Prabowo-Gibran antara lain Ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras

Dari Golkar ada nama Wakil Ketua Umum DPP Golkar AM Nurdin Halid, Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe, kader Golkar Ilham Arief Sirajuddin, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, dan Indah Putri Indriani.

Adapula nonkader Andi Sudirman Sulaiman.

Baca juga: Daftar 10 Caleg Senayan Sulsel Peraih Suara Terbanyak, Duo Gerindra Patahkan Rekor Rusdi Masse

Meski bukan kader, Andi Sudirman Sulaiman ikut bergabung tim pemenangan TKD Prabowo-Gibran Sulsel di Pilpres 2024 kemarin.

Sementara itu parpol pengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meraih 32 kursi DPRD Sulsel.

Rinciannya Nasdem 17 Kursi, PKB 8 kursi, PKS 7 kursi.

Kader potensial bakal calon Gubernur Sulsel dari pengusung Anies-Muhaimin antara lain Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu, Wakil Bendahara Umum DPP Nasdem Fatmawati Rusdi.

Dari PKS ada Tamsil Linrung, dari PKB ada Ketua DPW PKB Sulsel Azhar Arsyad.

Baca juga: Sosok 2 Jenderal Calon Gubernur Sulsel Penantang Andi Sudirman Sulaiman

Adapun parpol pengusung dan pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD meraih 15 kursi DPRD Sulsel.

Rinciannya PPP 8 kursi, PDI Perjuangan 6 kursi, dan Hanura 1 kursi.

Kader potensial bakal Calon Gubernur Sulsel dari pengusung Ganjar-Mahmud antara lain Wali Kota Makassar Danny Pomanto, Ketua DPD PDI Perjuagan Sulsel Ridwan Andi Wittiri, Wakil Ketua Umum DPP PPP Amir Uskara.

Survei Elektabilitas Calon Gubernur Versi Archi

Survei terbaru elektabilitas calon Gubernur Sulsel delapan bulan jelang pilkada serentak 2024.

Sejumlah nama bermunculan jadi calon penantang Andi Sudirman Sulaiman menuju kursi 01 Sulsel.

Para penantang berlatar petinggi partai politik, bupati, hingga jenderal bintang tiga Polri.

Mereka antara lain dari petinggi partai antara lain Wakil Ketua Umum Golkar AM Nurdin Halid, Ketua DPW Nasdem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu, Ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras.

Adapula Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran.

Selanjutnya kepala daerah aktif dan mantan kepala daerah seperti, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin, Wali Kota Makassar Danny Pomanto.

Lembaga survei Archi merilis hasil survei terbaru terkait elektabilitas Calon Gubernur (Cagub) Sulsel.

Hasil survei Archi dilakukan di Masagena Coffee, Jl Bau Mangga, Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar pada Kamis (7/3/2024) sore.

Dalam survei tersebut, responden diajukan 12 nama Cagub Sulsel 2024.

Dari 12 nama yang disodorkan, terdiri dari wajah lama dan wajah baru.

Hasilnya menunjukkan bahwa Andi Amran Sulaiman, Nurdin Halid (NH), Adnan Purichta Iksan, dan Fadil Imran berhasil masuk dalam empat besar preferensi responden.

Meskipun survei ini memberikan gambaran awal, tetapi dinamika politik Sulsel masih terus berkembang dan dapat mengubah perhitungan elektabilitas kedepannya.

Survei Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menempati urutan pertama dengan elektabilitas 18.39 persen.

Sedangkan, Waketum DPP Golkar Nurdin Halid menempati posisi kedua dengan elektabilitas 13.98 persen.

Adapun elektabilitas Bupati Gowa Adnan Purichta Iksan 11.21 persen.

Wajah baru, Fadil Imran menempati posisi keempat dengan elektabilitas 10.10 persen.

Fadil Imran adalah seorang perwira tinggi Polri yang menjabat sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri.

Fadil Imran adalah seorang jenderal bintang tiga lulusan Akpol 1991, pernah menjabat Kapolda Metro Jaya.

Peringkat kelima ditempati mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS).

Elektabilitas IAS mencapai 8.48 persen.

Posisi keenam ditempati Wali Kota Makassar Danny Pomanto.

Danny Pomanto memiliki elektabilitas versi Archi berada di angka 8.01 persen.

Tak ketinggalan, Ketua DPW Partai Nasdem Sulsel Rusdi Masse Mappasessu (RMS).

Elektabilitas Rusdi Masse berada di angka 7.32 persen.

Posisi kedelapan, mantan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dengan elektabilitas 7.06 persen.

Ketua DPD Gerindra Sulsel Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) menempati posisi kesembilan.

Wakil Ketua Komisi V DPR RI itu elektabilitasnya berada di angka 5.8 persen.

Kesepuluh Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin mencapai 4.00 persen.

Kesebelas ada Bupati Luwu Utara (Lutra) Indah Putri Indriani 3.82 persen.

Keduabelas ditempati Andi Muhammad Bau Sawa dengan elektabilitas 3.34 persen.

Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki alias AM Bau Sawa Mappanyukki adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI-AD.

Terakhir menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin.

Pangkat terakhir, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI.

Direktur Eksekutif ARCHI Mukhradis Hadi Kusuma menyebutkan, survei dilakukan selama enam hari dari Jumat 1 Maret 2024 sampai Rabu 6 Maret 2024.

Responden berjumlah 400 orang dari 24 kabupaten/kota.

Metode pengambilan data by telesurvey.

Target populasi survei ini adalah warga Indonesia yang sudah memiliki hak pilih dan sudah menikah.

"Dalam metode survei, kita menggunakan metode stratified multistage random sampling. Margin of error 5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen," kata Mukhradis Hadi Kusuma.

Metode stratified multistage random sampling adalah pengambilan sampel acak bertingkat bertingkat.

Dalam pengambilan dan penentuan sampel dibagi menjadi empat bagian.

Pertama, populasi pemilih nasional dikelompokkan menurut provinsi (stratifikasi).

Kedua, populasi pemilih provinsi dikelompokkan menurut kabupaten/kota.

"Dua kecamatan dipilih secara acak dengan jumlah proporsional. Lalu tiga desa dan kelurahan dipilih secara acak dengan jumlah proporsional disetiap kecamatan," ujarnya.

Terakhir, setiap responden dipilih secara acak berdasarkan tempat pemungutan suara (TPS) di desa dan kelurahan yang terpilih.

TPS genap untuk responden laki-laki dan TPS ganjil untuk responden perempuan.

Identitas responden dalam survei Archi, tercatat jenis kelamin laki-laki 50.07 persen dan perempuan 49.93 persen.

Rentang usia dari 17-25 tahun sebanyak 17.73 persen.

Usia 25 sampai 39 tahun sebanyak 52.61 persen.

Usia 39 sampai 55 tahun 26.61 persen dan usia 50 ke atas 3.05 persen.

Identitas responden kategori pekerjaan, tidak dan belum bekerja 3.42 persen, ibu rumah tangga 22.97, pelajar dan mahasiswa 19.34.

Wiraswasta 30.44, pegawai kontrak/honor 10.44, karyawan swasta/BUMN 8.59,
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 4.44, dan TNI/Polri 0.27.

Sedangkan identitas responden terkait pendidikan terakhir, di antaranya tidak bersekolah/tidak tamat SD 0.62, SD (sederajat) 0.94.

Kategori lulusan SMP (sederajat) 5.14, SMA (Sederajat) 61.3, D/D2/D3 11.37, Si/D4 20.3, S2 0.59, dan S3 berada di angka O.03 persen.

Adapun identitas responden terkait agama melibatkan penganut Islam 88.31, Kristen Katolik 4.44, Kristen Protestan 4.68, Budha 0.24, Hindu 2.27, dan Khonghucu 0.05 persen.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved