Kabid Kesmas Dinkes Barru Dilaporkan ke Polisi Atas Dugaan Pemangkasan Anggaran Perjalanan Dinas
Kelakukan Kabid sudah terjadi beberapa tahun terakhir, namun belum ada korban yang berani melapor.
Penulis: Darullah | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM - Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Barru, Ichwaniar Idris dilaporkan ke Polisi oleh seorang staf, Apriyani.
Apriyani melapor ke Unit Tipikor Polres Barru pada Januari 2024.
Dia geram melihat adanya dugaan pemotongan anggaran perjalanan dinas.
Pemotongan anggaran diduga dilakukan bendahara.
Sebelum dipotong, Kabid menyampaikannya lebih awal.
Hal itu sudah terjadi beberapa tahun terakhir, namun belum ada korban yang berani melapor.
Pasalnya mereka diancam akan dimutasi atau dipecat.
Korban pemotongan anggaran adalah PNS dan tenaga magang.
"Kabid Kesmas sampaikan ada pemotongan anggaran perjalanan dinas sepuluh persen. Itu sudah terjadi beberapa tahun," kata dia saat bertandang ke redaksi Tribun-timur.com.
Apriyani menyampaikan, para pegawai yang perjalanan dinas dipaksa tanda tangan anggaran sebagai laporan pertanggungjawaban.
Namun jumlah uang yang diterima tidak sesuai dengan angka yang tertulis di LPJ.
"Misal satu kali perjalanan dinas itu anggarannya Rp580 ribu. Itu sudah dipotong sepuluh persen," ujarnya.
Menurutnya, tenaga magang paling merasakan pemotongan tersebut.
Mereka hanya diberi Rp30 ribu.
Tenaga magang sebenarnya mau protes, tapi takut dipecat.
"Dulu anak magang diminta ke Makassar, hadiri acara. Mereka hanya dikasi Rp30 ribu setelah pulang," kata dia.
Padahal jumlah anggaran perjalanan dinas itu sudah diatur.
Sekira 99 orang termasuk PNS dan magang hadiri acara di hotel Remcy, Panakkukang.
Mereka semua dipotong uang perjalanan dinasnya.
"Coba bayangkan. Berapa hasil potongan uang perjalanan dinas itu. Itu baru satu kali," ujarnya.
Beberapa anak magang telah curhat ke Apriyani.
Tapi tak satupun yang berani protes.
"Kepala dinas kami baik sekali orangnya. Mungkin dia tidak tahu pemotongan itu," ujarnya.
Selain itu, Apriyani juga membongkar keburukan lain Kabid.
Kabid juga sering membayar honor kegiatan empat hari jadi sehari.
"Kegiatan empat hari, yang dilapor cuma satu hari. Jadi honor yang diterima cuma satu hari. Tiga harinya kemana," kata dia.
Ia menyebut, ada dua kubu di Kesmas Dinkes Barru.
"Seperti satu komplotan. Mereka semua yang atur," ujarnya.
Menurutnya, Kabid tak suka pegawai yang suka bertanya, khususnya persoalan anggaran.
"Saya tidak disuka karena sering bertanya. Wajar juga kalau saya bertanya, mereka tidak transparan," ujarnya.
Apriyani heran melihat ada perubahan tindakan dari Kabid.
Sebelumnya, Kabid malas turun lapangan. Awal 2024, Kabid sering-sering turun lapangan.
"Dulu dia hanya klaim turun lapangan. Tapi sebenarnya tidak. 2024, saya lihat dia sudah mulai turun," ujarnya.
Apriyani juga heran melihat Niar sudah 15 tahun jadi Kabid. Tak ada yang berani ganti atau mutasi.
Sementara Kasat Reskrim Polres Barru, AKP Doris akui telah menerima informasi terkait hal itu, hanya saja saat ini masih dalam tahapan fullbaket.
"Sesuai SOP, kita harus melakukan ful baket dulu terkait informasi tersebut," katanya kepada TribunBarru.com saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (7/3/2024).
"Dari hasil ful baket ini, jika memang ada temuan indikasi barulah kita lanjutkan ke tahap penyelidikan," ujar Doris.
"Kita akan tetap menindaklanjuti hal ini sesuai aturan yang berlaku, walaupun baru sebatas informasi dan belum ada laporan resmi ataupun surat yang disampaikan ke kami," tandasnya.
Pihaknya mengungkapkan penanganan tipikor berbeda dengan kasus lain. Harus melalui berbagai tahapan-tahapan.
"Jangankan informasi, laporan resmipun yang kita terima harus susuai SOP dalam penanganan tindak pidana korupsi, kita harus melakukan ful baket dulu," jelasnya.
Dokter Niar yang dikonfirmasi tidak merespon.
Saat penulis ke kantornya, Dinkes lagi sepi.
"Lagi keluar," kata seorang staf. (*/tribun-timur.com)
Laporan jurnalis TribunBarru.com, Darullah
| Bukti Kerusakan Alam di Barru Sulsel, Daftar Banjir Bandang 7 Tahun Terakhir |
|
|---|
| Aktivitas Tambang Diduga Pemicu Banjir Barru, Pakar Minta BPBD Gencar Lakukan Mitigasi Dini |
|
|---|
| Ketika Andi Ina Nyupir Sendiri dan Tanpa Ajudan saat Melayat Almarhum Nusra Azis |
|
|---|
| Amson Padolo: Galian C Picu Banjir di Barru |
|
|---|
| Kepala BPBD: Tambang Galian C di Mallusetasi Penyebab Banjir Barru |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.