Headline Tribun Timur
PSI Yakin Suaranya Masih Akan Meningkat
Kenaikan secara signifikan suara PSI terjadi jelang berakhirnya proses penghitungan suara secara manual oleh KPU.
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di real count KPU menuai banyak komentar.
Pasalnya, kenaikan secara signifikan tersebut terjadi jelang berakhirnya proses penghitungan suara secara manual oleh KPU.
Selain itu, 'ledakan' suara ini hanya terjadi di PSI.
Sementara partai-partai lainnya, meski mengalami kenaikan, tapi masih dalam kewajaran.
Merespons hal ini, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie meminta agar semua pihak tak menyampaikan pernyataan tendensius dalam menyikapinya.
Hal ini disampaikan oleh Grace dalam keterangannya pada Sabtu (2/3/2023).
Menurut Grace, penambahan ataupun pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal yang wajar.
Dikatakan Grace, hal yang tidak wajar adalah ketika ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut.
Tak hanya itu, Grace meyakini suara PSI masih berpotensi meningkat.
Pasalnya hingga kini masih ada 70 juta suara yang belum dihitung.
Terlebih suara-suara tersebut berasal dari basis-pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diyakini Grace mendukung PSI.
Menurut Grace, perbedaan hasil quick count dengan rekapitulasi KPU RI juga terjadi pada partai-partai lain.
Grace mencontohkan perolehan suara PKB dan Gelora versi quick count dan rekapitulasi suara KPU RI.
Ia pun merasa heran mengapa hanya PSI yang mendapatkan sorotan dari publik. Grace lantas meminta semua pihak agar bersikap adil dan proporsional.
Baca juga: Bukti Penggelembungan Suara Tersebar di Medsos, Elit PSI Ramai-ramai Serempet PKB PDIP Hingga Gelora
Untuk diketahui berdasarkan hasil quick count dari Litbang Kompas misalnya, PSI hanya mendapat 2,81 persen.
Sedangkan dari hasil real count KPU RI, Minggu (3/3) pukul 21.00 Wita, suara PSI mencapai 2.403.418 atau 3,13 persen.
Angka ini menempatkan PSI mendekati ambang batas parlemen. PSI sedikit lagi mendekati PPP yang memiliki 3.081.121 atau 4,01 persen.
Tanggapan KPU
Anggota Komisi Pemilihan Umum RI (KPU) Idham Kholik, merespons soal adanya narasi dugaan intervensi atau operasi senyap dari istana atas melonjaknya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di data real count dan Sirekap.
KPU RI dalam Pileg 2024, kata Idham, sejatinya dalam proses pemungutan suara di Pemilu 2024 ini, banyak pihak yang dilibatkan untuk mengawal suara rakyat.
"Pelaksanan pemungutan penghitungan dan rekapitulasi suara itu melibatkan banyak pihak," kata Idham kepada awak media saat ditemui di Kantor KPU RI, Jakarta, Minggu (3/3/2023).
Kata dia, pihak yang termasuk dilibatkan yakni masyarakat yang menjadi badan ad hoc KPU dalam hal ini Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), menurut Idham, para KPPS di seluruh TPS itu sudah bekerja dengan baik.
Bahkan, ada banyak titik TPS yang bekerja hingga pagi.
"Melibatkan banyak KPPS yang telah menyelesaikan pekerjaannya dengan sangat baik sampai dini hari ya," kata dia.
Tak hanya KPPS, Idham juga menyebut, dalam Pemilu 2024 ini pihaknya melibatkan para saksi dari partai politik maupun dari pasangan capres-cawapres.
Kata dia, keseluruhan dari pihak yang bertugas itu memiliki keterbukaan dan kebebasan sehingga tidak dalam tekanan atau intervensi.
Baca juga: Gelisah Suara PSI Melonjak PPP Beri Sindiran, 2 Caleg DPR RI Dapil Sulsel Terancam Gigit Jari!
"Kami meyakini rekan-rekan bekerja dalam suasana kebebasan dan keterbukaan," kata Idham.
Terlebih lagi kata Idham, dalam agenda pemungutan suara hingga proses rekapitulasi suara, KPU tidak bekerja sendirian melainkan juga melibatkan Bawaslu.
Di mana, tugas Bawaslu ini kata dia, memberikan pengawasan terhadap jalannya proses tahapan pemilu.
"Karena dalam penyelenggaraan pemilu tidak hanya KPU sebagai penyelenggara tetapi juga ada Bawaslu dan bahkan dalam UU Pemilu ada yang namanya pemantau pendaftar," tukas dia.
Idham Kholik juga meminta kepada publik untuk menunjukan bukti atau fakta jika merasa janggal dengan hasil rekapitulasi sementara atau real count pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Naiknya perolehan suara PSI itu sebagian besar diduga publik karena adanya penggelembungan suara.
Kata Idham, sejatinya siapapun di negara ini berhak untuk menyampaikan komentar, namun, hal itu harus dilandasi pada bukti.
"Ya siapapun bisa berkomentar di dalam negara demokrasi siapapun bisa berkomentar, komentar yang baik adalah komentar yang dilandasi pada fakta ataupun data," kata Idham.
Kata dia, untuk KPU RI melalui aplikasi Sirekap selalu menampilkan bukti berupa foto data formulir model C.
Di mana, formulir itu menampilkan perolehan suara dari masyarakat yang didapat baik dari KPPS maupun PPLN.
"Sirekap data yang dipublikasi di Sirekap itu selalu disematkan foto formulir C hasil Plano, oleh karena itu saya ingin mengajak kepada para pengakses Sirekap tidak hanya melihat data numeriknya saja tetapi mohon lihat foto formulir model C hasil Plano nya," kata dia.
Idham lantas turut meminta kepada publik, untuk sedianya melihat foto formulir model C itu jika sedang mengakses Sirekap atau website real count KPU.
Dengan begitu, publik kata dia, bisa melihat secara pasti ada atau tidaknya perbedaan antara angka numerik di Sirekap dengan yang ada di formulir model C.
"Apakah antara data perolehan suara peserta pemilu yang ada di dalam formulir model C hasil Plano dengan data numerik sirekapnya akurat atau tidak," tukas Idham.
Dalam laporan yang diambil dari Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN) AS di Washington, D.C dan Chicago, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) unggul perolehan suara atas Partai NasDem, PKB, Gerindra hingga Golkar.
Tercatat oleh PPLN Washington D.C, PSI mendapatkan perolehan 134 suara, lalu Partai Golkar 39 suara, sedangkan Gerindra 64 suara.
Sementara itu perolehan suara partai NasDem 39 suara, lalu Partai Demokrat 29 suara.
Lanjut untuk catatan laporan PPLN Chicago, PSI mendapatkan 149 suara.
Sedangkan Gerindra 41 suara, Golkar 47 suara.
Baca juga: Rekapitulasi Suara Pilpres Wajo: Prabowo-Gibran 134.646, Anies-Muhaimin 95.929, Ganjar-Mahfud 6.120
Kemudian untuk perolehan suara NasDem 40 suara, dan Demokrat 28 suara.
Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera, meminta semua pihak untuk terus mengawal proses rekapitulasi suara.
"Kita awasi bersama proses rekapnya," kata Mardani.
Mardani mengingatkan bahwa saat ini proses rekapitulasi masih berlangsung dan dilaksanakam secara terbuka, dan disaksikan oleh saksi dari parpol.
Menurutnya akan sangat mudah jika ada penggelembungan suara secara sengaja.
"Mudah ngecek jika ada penggelembungan. Bisa dicek bahwa C Hasil Plano di Web KPU lengkap," pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.