Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun HIS

Potret Distribusi Logistik Pemilu di Sudda Enrekang, Petugas Nekat Terobos Arus Deras Demi Tugas

Petugas nekat menerobos arus Sungai Saddang sebagai jalur alternatif menuju TPS di Lingkungan Sudda Enrekang.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Hasriyani Latif
KPU Enrekang
Potret distribusi logistik Pemilu 2024 di Lingkungan Sudda, Kelurahan Leoran, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (13/2/2024). Petugas terobos arus Sungai Sadang yang deras. 

TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG - Lingkungan Sudda, Kelurahan Leoran, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan wilayah yang bisa diakses dengan menyeberangi sungai.

Sebenarnya, ada jalan lain menuju Lingkungan Sudda.

Namun, jaraknya cukup jauh karena harus mengelilingi sejumlah desa.

Kondisi ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi petugas dalam mendistribusikan logistik Pemilu 2024.

Mengefisienkan waktu, petugas nekat menerobos arus Sungai Saddang sebagai jalur alternatif menuju tempat pemungutan suara (TPS).

Mereka menggunakan sampan sebagai sarana transportasi untuk distribusi logistik pemilu.

Keputusan ini tidaklah mudah, mengingat Sungai Sungai Sadang adalah sungai terpanjang di Sulsel.

Sungai ini membentang sepanjang 182 kilometer.

Sungai Saddang memiliki arus yang cukup deras.

Namun, dengan semangat petugas menjalankan tugas dengan baik.

Kisah perjuangan pengantar logistik pemilu ini disampaikan Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Enrekang, Muhammad Rahmat.

Rahmat mengungkapkan pihaknya ingin memastikan setiap warga dapat menggunakan hak pilihnya.

Dalam proses distribusi, KPU Enrekang dikawal personel Polri, TNI, dan diawasi Bawaslu.

"Proses distribusi lewat sungai menggunakan perahu ke TPS Sudda," kata Rahmat kepada Tribun-Timur.com, Selasa (13/2/2024).

Jumlah pemilih tetap di Kelurahan Leoran sebanyak 1.619 orang dengan jumlah sembilan TPS.

Sementara di Sudda, jumlah pemilih tetap mencapai 175 jiwa.

Tembus Jalan Terjal Menuju 4 TPS di Desa Sawitto

Selain di Sudda, distribusi logistik di Desa Sawitto, Kecamatan Bungin, Kabupaten Enrekang, juga menyimpan cerita tersendiri.

Bagaimana tidak, untuk sampai di empat TPS di desa itu, petugas dihadapkan jalan terjal yang sulit dilalui kendaraan roda empat.

Baca juga: Cerita Komisioner KPU Distribusikan Logistik ke Daerah Rawan Longsor di Parigi Gowa

Namun, kendala itu tidak menghalangi seluruh proses pemilihan umum di Desa Sawitto.

KPU Enrekang telah mengambil langkah lain.

Hal itu dilakukan untuk memastikan logistik Pemilu 2024 sampai di TPS.

Apapun cara dan kendala harus dihadapi petugas.

Muhammad Rahmat mengungkapkan petugas terpaksa memakai sepeda motor dalam proses distribusi.

“Dalam pendistribusian logistik, kami dibantu masyarakat karena persoalan akses jalan," katanya.

Hal tersebut sebagai upaya memastikan setiap warga memiliki akses untuk memberikan suaranya.

Sehingga, KPU Enrekang mengambil langkah kreatif dengan mengandalkan motor sebagai alternatif pengangkutan logistik.

“Di Desa Sawitto terdapat empat TPS. Ada dua TPS di wilayah selatan dan dua lagi di utara. Jadi terpisah antara lembah dan sungai,” ujarnya.

Jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Desa Sawitto sebanyak 664 pemilih.

Dari total 664 pemilih tersebar di empat TPS.

Rinciannya, TPS 1 di Dusun Nating 246 pemilih.

Kemudian TPS 2 Dusun Kaktabi sebanyak 172 DPT.

Lalu TPS 3 Dusun Mabu 104 DPT.

Selanjutnya TPS 4 Dusun Sawitto ada 142 DPT.

Sementara jumlah surat suara didistribusikan sebanyak 3.320.

Surat suara itu mencakup calon legislatif tingkat kabupaten, provinsi, pusat, senator, serta capres dan cawapres.

Meskipun tantangan medan sulit, KPU Enrekang memastikan proses pemilu berjalan lancar dan demokratis, utamanya di desa-desa terpencil.

Sementara itu, Anggota Bawaslu Enrekang Haslipa membenarkan akses menuju Desa Sawitto, cukup sulit dijangkau.

Baca juga: Cerita Komisioner KPU Luwu Suherman Antar Logistik ke Daerah Pedalaman, Kena Hujan sampai Longsor

"Jalanan sangat terjal, jadi kendaraan roda empat susah tembus. Apalagi di tengah musim hujan," kata Haslipa.

Sehingga, petugas yang dibantu warga sekitar terpaksa menggunakan motor.

"Belum lagi, jarak dari ibu kota kecamatan Bungin ke Desa Sawitto, butuh perjalanan lebih satu jam," ujarnya.

Terkait pengawasan, mantan ketua KPU Enrekang ini mengaku sejauh ini masih berjalan aman.

Hanya saja akses menuju wilayah terpencil menjadi tantangan utama dalam mengantarkan logistik pemilu.

"Soal pengawasan, masih berjalan lancar sebab kita sudah bagi-bagi tim," katanya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Erlan Saputra

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved