Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Stok Beras Langka dan Harga Meroket

harga beras premium secara nasional naik 2,19 persen atau sebesar Rp 340 per kilogramnya dibanderol sebesar Rp 15.870.

Editor: Muh Hasim Arfah
Muslimin Emba Tribun Timur
Ketersediaan beras premium kini sulit ditemukan di pasaran. harga beras premium naik pada Sabtu (10/2) mengutip data panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas). secara nasional naik 2,19 persen atau sebesar Rp 340 per kilogramnya dibanderol sebesar Rp 15.870. 

Mahalnya beras premium ini berkaitan dengan stoknya yang mulai mengalami kelangkaan. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Roy Mandey mengungkap, saat ini beras premium mulai langka di toko swalayan.

Pengusaha ritel juga mulai kesulitan mendapatkan beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kg karena adanya keterbatasan suplai.

"Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras di pasar ritel modern (toko swalayan)," kata Roy.

Roy mengatakan, keadaan kenaikan harga beras ini terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, bahan pokok lain juga ikut mengalami kenaikan harga. 

Aprindo juga meminta pemerintah merelaksasi kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) sejumlah bahan pokok untuk sementara waktu.

Bahan pokok yang dimaksud d antaranya beras, gula, minyak goreng, dan beberapa komoditas lainnya yang berpotensi mengalami kenaikan harga di bulan Februari ini.

Menurut Roy, relaksasi HET ini bisa mencegah kekosongan atau kelangkaan atas bahan pokok di gerai-gerai ritel modern di Indonesia.

Dia bilang, bila kelangkaan terjadi, maka akan bermuara kepada konsumen melakukan "panic buying".

"Mereka akan berlomba membeli, bahkan menyimpan bahan pokok karena khawatir barang akan habis dan situasi harga yang tidak stabil," ujar Roy.

Roy menyebut, relaksasi HET dan aturan mainnya ini dimaksud agar peritel dapat membeli bahan pokok dari para produsen yang sudah menaikan harga beli bahan pokok di atas HET selama sepekan terakhir ini sebesar 20-35 persen dari harga sebelumnya.

Peritel, kata Roy, tidak dapat mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan produsen bahan pokok tersebut karena harga ditetapkan oleh produsen yang berada di sektor hulu. Pengusaha ritel tak punya andil menentukan harga yang ditetapkan produsen karena mereka berada di sektor hilir.

Roy kemudian mencontohkan saat ini peritel mulai kesulitan mendapatkan stok beras tipe premium lokal dengan kemasan 5 kilogram. "Keterbatasan supply beras tersebut disebabkan saat ini belum masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024," kata Roy.

Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras di pasar ritel modern (toko swalayan). Roy juga harus menelan fakta bahwa saat ini peritel tidak ada pilihan selain membeli beras dengan harga di atas HET dari para produsen atau pemasok beras lokal.

"Bagaimana mungkin kami menjualnya dengan (harga sesuai) HET? Siapa yang akan menanggung kerugiannya?" pungkas Roy.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved