Deklarasi Forum Dosen
Prof Amran Razak Kritik Jokowi: Apapun Risikonya Kebenaran Itu Harus Ditegakkan
Guru Besar Unhas Prof Amran Razak secara terbuka mengkritik pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Guru Besar Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Amran Razak, dengan tegas menyatakan bahwa kebenaran harus ditegakkan, terlepas dari segala risiko yang mungkin terjadi.
Hal itu diungkap dalam deklarasi Forum Dosen Sulsel, di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kota Makassar, Selasa (6/2/2024).
Dalam kesempatannya, Prof Amran Razak secara terbuka mengkritik pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Dia menekankan, Pemilu 2024 harus kembali ke jalur demokrasi yang benar.
Hal ini berangkat dari kekhawatiran pelaksanaan pemilu yang dianggap tidak berjalan sesuai amanat undang-undang.
"Apa yang kita lakukan ini bukan mencari kemenangan, tetapi menjaga kebenaran. Apapun resikonya kebenaran itu harus ditegakkan," kata Prof Amran Razak.
Di samping itu, alumnus Fakultas Ekonomi Unhas tahun 1983 ini juga menyoroti pimpinan kampus atau rektor-rektor yang seakan dibungkam.
Baca juga: Prof Arismunandar: Amanat Reformasi Harus Dijaga, Jangan Sampai Ada Jilid 2
Menurutnya, di tengah situasi politik saat ini mesti harus ada sikap dari pimpinan kampus.
Hanya saja lantaran rektor dipilih karena campur tangan pemerintah, sehingga Prof Amran Razak cukup memaklumi.
Para rektor terpilih menurutnya karena aliansi politik, bukan berdasarkan kapabilitas atau dukungan masyarakat akademis.
Sehingga, hal ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan.
Baca juga: Pakar Politik Unhas Adi Suryadi Culla: Bangsa Kita Ini Alami Regresi
Prof Amran Razak cukup memaklumi posisi rektor.
"Apalagi kalau rektor-rektor mau diharap, mereka itu terpilih karena partai, mereka terpilih karena 35 persen suara menteri. Jadi bisa dimaklumi," ujarnya.
Prof Amran Razak juga mengungkapkan bahwa banyak dekan dan pembantu dekan dipilih oleh rektor agar satu suara.
"Banyak dekan, banyak pembantu dekan yang itu memang pilihan rektor supaya satu suara. Jadi tidak usah kaget. Saya kira itu, kita ini sudah terlatih untuk bertahan, jadi kita tidak pernah takut kepada siapapun," tandasnya.(*)
Dua Profesor Unhas Sorot Tokoh Negara Abaikan Etika dan Moral Demokrasi |
![]() |
---|
Sudah 3 Kali Ketua KPU Langgar Etik, Akademisi Unhas: Memancing Ketegangan Masyarakat |
![]() |
---|
Idham Khalid: Demokrasi Sekarang Lecehkan Nilai-nilai Leluhur |
![]() |
---|
Aswar Hasan Sebut Negara Terancam Dilumpuhkan Trisula Kejahatan: Oligarki, Nepotisme, Dinasti |
![]() |
---|
Dosen Unhas Rahmat Muhammad Kritik Pemerintahan Jokowi: Semua Harus Bersuara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.