Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Profil Deklarator Unhas Kawal Demokrasi Prof Triyatni Martosenjoyo

Inilah sosok penting pembaca narasi deklarasi ialah srikandi Anggota Dewan Profesor Unhas Prof Triyatni Martosenjoyo.

DOK PRIBADI
Prof Triyatni Martosenjoyo saat dikukuhkan menjadi guru besar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Forum Guru Besar dan Dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) melantangkan deklarasi selamatkan demokrasi, Jumat (2/2/2024) lalu.

Jajaran Guru Besar Unhas berdiri menyanyikan ‘Padamu Negeri’ seraya menggaungkan semangat menjaga proses demokrasi jelang pemilu 2024.

Sosok penting pembaca narasi deklarasi ialah srikandi Anggota Dewan Profesor Unhas Prof Triyatni Martosenjoyo.

Siapa Prof Triyatni Martosenjoyo?

Prof Dr Ir Triyatni Martosenjoyo MSi lahir di Ujung Pandang 29 Juli 1957.

Prof Triyatni mengawali jenjang sekolah dasar di SD Katolik Beringin lulus tahun 1969.

Kemudian lanjut di SMP Katolik Rajawali hingga lulus tahun 1972.

Prof Triyatni melanjutkan sekolah di SMA Katolik Cendrawasih dan lulus 1975.

Jenjang perguruan tinggi, Prof Triyatni berkuliah di Universitas Hasanuddin.

Dirinya mengikuti pendidikan jenjang sarjana Teknik Arsitektur lulus 1983.

Kemudian kembali melanjutkan kuliah jenjang Magister di Kampus Unhas.

Prof Triyatni mengambil program studi Pengelolaan Lingkungan Hidup lalu lulus 1997.

Tak berhenti disitu, Prof Triyatni lanjut jenjang doktoral.

Ia kuliah S3 Antropologi Unhas lalu lulus 2015.

Saat ini, dirinya merupakan Guru Besar Bidang Ilmu Perancangan Arsitektur.

Prof Triyatni Martosenjoyo dikukuhkan jadi guru besar oleh Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa di Gedung Rektorat Unhas Kampus Tamalanrea, Makassar, Kamis (22/12/2022) lalu.

Saat itu, Prof Dr Triyatni Martosenjoyo dikukuhkan bersama Guru Besar Bidang Manajemen Pemasaran Prof Abdul Razak Munir.

Pidato pengukuhan Prof. Triyatni tentang “Belajar Menjadi Arsitek Melalui Toilet Publik”.

Prof triyatni membuka pidato tentang hubungan manusia dalam hubungannya dengan lingkungan sebagai sebuah jiwa kehidupan.

"Berpikir tentang arsitektur berpikir tentang bagaimana manusia memahami sistem lingkungan tempat mereka berada. Tanpa memahami tentang manusia di lingkungannya, maka bangunan yang kita ciptakan hanya sekedar onggokan bahan dan material, tanpa 'jiwa'," jelas Prof Triyatni.

Prof Triyatni menyimpan perhatian lebih pada toilet publik.

Dirinya menjelaskan bagaimana toilet publik sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia hingga lingkungan secara global

"Toilet ibarat kepakan sayap kupu-kupu walau dimensi kecil tapi bisa menimbulkan kerusakan sistem lingkungan global," lanjutnya.

Prof Triyatni mencontohkan adanya kasus 100 ribu sampai 130 ribu kematian akibat kolera.

"Tercemarnya 70 persen air minum di Indonesia karena kualitas pengelolaan limbah toilet di Indonesia yang buruk," kata Prof Triyatni.

Pada toilet publik titik ekstrem disebut melebur antara kesadaran global dan lokal, ruang makro dan mikro sampai kesetaraan derajat manusia dengan kastanya.

"Riset toilet selamaini selalu dikaitkan dengan kualitas pendidikan dan tingkat pendapatan. Toilet buruk dianggap orangnya pasti miskin dan pendidikan rendah," jelas Prof Triyatni.

Prof Triyatni banyak menjelaskan bagaimana ilmu arsitektur tidak hanya sekedar menggambar saja.
Namun turut andil dalam keberlanjutan kehidupan manusia.

"Seorang arsitek yang baik wajib memiliki wawasan mumpuni tentang sistem terkait bidang arsitektur. Bahwa profesi arsitektur bukan hanya menggambar tapi merancang sesuatu yang belum ada menjadi ada. Mengubah wujud bumi dari kondisi awal menjadi kondisi yang dipengaruhi dan mempengaruhi. Dari sebuah ruang kecil bernama toilet kita belajar bahwa ilmu arsitektur adalah ilmu rumit tidak bersifat parsial atau linear melainkan holistik," tegasnya.

Penelitian toilet publik ini mengantar Prof Triyatni mampu mengemban amanah sebagai Guru besar Unhas.

Makin Meluas

Gerakan menyelamatkan demokrasi semakin meluas.

Setelah Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), kini Universitas Hasanuddin (Unhas) menyuarakan hal sama.

Belasan akademisi Unhas mengatasnamakan Forum Guru Besar dan Dosen Unhas mendeklarasikan Unhas Bergerak untuk Demokrasi.

Deklarasi digelar di pelataran Rektorat Unhas, Jl Perintis Kemerdekaan KM 10, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Jumat (2/2/2024).

Para guru besar dan dosen Unhas ini membuka deklarasi dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri.

Mereka mengingat perjuangan demokrasi untuk persatuan Indonesia.

Pembacaan petisi dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Teknik Unhas, Prof Triyatni Martosenjoyo didampingi Ketua Dewan Kehormatan Universitas, Prof Amran Razak dan Ketua Divisi 3 Dewan Profesor Unhas, Prof Arsunan Arsin.

Prof Triyatni mengatakan, pernyataan sikap Forum Guru Besar dan Dosen Unhas setelah mencermati perkembangan rangkaian pelaksanaan pemilu) dan Pilpres 2024 serta kehidupan demokrasi secara nasional.

Ada empat poin pernyataan sikap disampaikan. Pertama, senantiasa menjaga dan mempertahankan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dalam pelaksanaan pemilu sebagai instrumen demokrasi.

“Kedua mengingatkan Presiden Jokowi, dan semua pejabat negara, aparat hukum dan aktor politik yang berada di kabinet presiden untuk tetap berada pada koridor demokrasi serta mengedepankan nilai-nilai kerakyatan dan keadilan sosial serta rasa nyaman dalam berdemokrasi,” tegas Prof Triyatni

Ketiga, sambung Prof Triyatni, meminta KPU, Bawaslu serta DKPP selaku penyelenggara pemilu agar bekerja secara profesional dan bersungguh-sungguh sesuai peraturan yang berlaku.

“Penyelenggara pemilu senantiasa menjunjung tinggi prinsip independen, transparan, adil, jujur, tidak berpihak, dan teguh menghadapi intervensi pihak manapun,” tegasnya.

Keempat, menyerukan kepada masyarakat dan elemen bangsa secara bersama-sama mewujudkan
iklim demokrasi yang sehat dan bermartabat untuk memastikan pemilu berjalan secara jujur, adil, dan aman agar hasil pemilihan umum dan pemilihan presiden/wakil presiden mendapat legitimasi kuat berbasis penghormatan suara rakyat.

Prof Amran Razak menyebut, deklarasi ini sebagai bentuk keprihatinan akademisi melihat kondisi demokrasi.

“Saya kira sikap keprihatinan ini menandakan bahwa kami-kami dari kampus ini menjaga peradaban dunia. Pertama, menjaga demokrasi,” katanya.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas menyebut, para dosen dan guru besar ini merupakan saksi sejarah reformasi.

Mereka ingin menjaga amanat reformasi dengan mengawal proses demokrasi di 2024 ini.

“Apalagi kami ini pelaku dari reformasi. Oleh sebab itu kami tetap menjaga sampai akhir hayat bagaimana reformasi ini kembali ke jalan yang benar,” tegas penulis buku Demonstran dari
Lorong Kambing ini.

Rektor Unhas: Tak Mewakili Institusi

Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa mengeluarkan maklumat terkait situasi politik dan merespon gerakan balasan akademisi Unhas yang mengatasnamakan Forum Guru Besar dan Dosen Unhas.

Maklumat Rektor Unhas ini dituliskan dengan nomor 05426/UN4.1/HK.05/2024.

Ada enam poin yang menjadi penekanan Prof Jamaluddin Jompa, salah satunya Forum Guru Besar dan Dosen Unhas untuk menyelamatkan demokrasi tidak mewakili Unhas sebagai institusi.

Humas Unhas, Ahmad Bahar mengungkapkan, maklumat itu merupakan sikap resmi Unhas secara institusi atau kelembagaan.

“Maklumat itu resmi karena ada tanda tangani elektronik dari Pak Rektor. Jadi Pak Rektor ingin kondusifitas di Unhas tetap terjaga,” kata Ahmad Bahar dikonfirmasi tribun, Jumat (2/2/2024).

Menurut Ahmad Bahar, maklumat yang dikeluarkan Rektor Unhas itu merupakan sikap demokratis Prof Jamaluddin Jompa dalam melihat adanya perbedaan pandangan.

“Jadi beliau (Prof Jamaluddin Jompa) orangnya sangat demokratis, beliau menerima adanya perbedaan sikap. Hanya saja pernyataan yang mengatasnamakan guru besar ini tidak mewakili Unhas sebagai institusi,” katanya. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com,Faqih Imtiyaaz

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved