Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Kehebatan 2 Cendekiawan Sulsel Jadi Panelis Debat ke-4 Pilpres 2024

Dua cendekiawan asal Sulsel Abrar Saleng dan Rukka Sombolinggi dipercaya jadi penelis debat keempat Pilpres 2024.

Editor: Ari Maryadi
Tribun Network
Kolase dua cendekiawan Sulsel Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H, M.H dan Rukka Sombolinggi, SP, M.A. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Dua cendekiawan asal Sulawesi Selatan dipercaya jadi penelis debat keempat Pilpres 2024.

Keduanya yakni Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H, M.H dan Rukka Sombolinggi, SP, M.A.

Abrar Saleng adalah profesor Universitas Hasanuddin.

Sedangkan Rukka Sombolinggi adalah Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara sekaligus Ahli Masyarakat Adat.

Keduanya akan menyusun pertanyaan untuk ketiga cawapres, Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD.

Debat keempat akan digelar pada Minggu (21/1/2024).

Ketiga cawapres akan tampil beradu gagasan di depan publik.

Debat ini keempat ini membahas tema "pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa".

Berikut profil kedua cendekiawan asal Sulsel itu:

1. Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H, M.H

Prof Abrar Saleng (55) merupakan dosen Hukum di Universitas Hasanuddin (Unhas).

Sejak kecil Prof Abrar telah bercita-cita menjadi seorang dosen.

“Dari dulu memang mau jadi dosen,” katanya kepada Tribun Timur, Rabu (5/12/2018).

Bahkan saat ini Ia sering ditawari dan disarankan untuk menjadi hakim. Namun, Ia tetap teguh untuk menjadi tenaga pengajar.

Berikut profil Prof Abrar Saleng:

Nama Lengkap:  Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, SH. MH.

Nama Panggilan: Abrar

Tempat / Tanggal Lahir: Rappang, 19 April 1963

Agama: Islam

Status: Menikah

Pasangan: Hj. Suryani Saad Abrar

Anak:  6 orang

Nama Ayah: H. Muh. Saleng

Nama Ibu: Hj. Dia mulai Djunaid

Alamat Rumah:  Perdos Unhas Tamalanrea, Kota Makassar

Tinggi: 161 Cm

Berat Badan: 70 Kg

Hobi: Berdiskusi

Sekolah:

* SD:  SDN 4 Rappang, 1975

* SMP:  SMP Muhammadiyah  Rappang, 1979

* SMA: SMA Negeri 157 Rappang 1982

Kuliah:

* S1:  Hukum UNHAS dan Teknik Pertambangan UVRI 1988

* S2: Magister Hukum UNHAS 1994

* S3: Doktor Hukum  Univ. Padjadjaran Bandung 1999

Karir: Dosen Fakultas  Hukum UNHAS 1989 - sekarang

Penghargaan: Satya Lencana Karya sebagai PNS 10 Tahun dan 20 Tahun

Penelitian: Penelitian tentang Pertanahan dan Pertambangan

Buku yang telah terbit:

 * Hukum Agraria, 2010

* Hukum Pertambangan 2004

* Hukum Sumberdaya Alam 2013

Motto: Pikirkan yang baik baik saja, lakukan dengan cara yang benar pada waktu yang tepat. 

2. Rukka Sombolinggi, SP, M.A.

Rukka Sombolinggi kembali dipercayakan menjabat Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) periode 2022-2027.

Perempuan berdarah Toraja itu terpilih menjadi Sekjen AMAN setelah sembilan calon Sekjen AMAN melakukan musyawarah mufakat yang dilakukan di Stadion Barnabas Youwe Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura Provinsi Papua, Sabtu (29/10/2022) malam.

Baca juga: Penutupan KMAN VI, Sabang-Merauke Disatukan Lewat Tarian Kolosal Hingga Festival Kuliner Nusantara

Lalu siapakah sosok Rukka Sombolinggi?

Berikut profil Rukka Sombolinggi dikutip Tribunnews dari Tribun-Papua.com.

Rukka Sombolinggi bukan lah orang baru di Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).

Dia sebelumnya menjabat sebagai Sekjen AMAN periode 2017 - 2022.

Bersama dengan 9 orang lainnya, Rukka Sombolinggi mencalonkan diri untuk menjadi Sekjen AMAN periode 2017 - 2022.

Belakangan 9 calon Sekjen AMAN sepakat memilih Rukka Sombolinggi sebagai Sekjen AMAN periode 2017 - 2022.

Rukka berlatar belakang pendidikan formal dengan bersekolah di SD Inpres Nanggala dan lulus pada tahun 1979.

Kemudian, Rukka melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Kristen Madandang dan berhasil lulus 1988.

Selanjutnya pada tahun 1991, ia berhasil tamat dari SMA Kristen Rantepao.

Setelah itu, ia kuliah mengambil Jurusan Pertanian di Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan.

Tak puas sampai di situ, Rukka kemudian melanjutkan pendidikan magisternya di Ilmu Politik Universitas Chulalongkorn, Thailand.

Ditinjau dari sepak terjangnya, sosok Rukka memang telah mendedikasikan separuh hidupnya untuk membela hak-hak masyarakat adat.

Bersama AMAN, ia telah banyak melawan berbagai kebijakan pemerintah yang tidak pro pada keberadaan dan hak masyarakat adat.

Pada tahun 2018 lalu misalnya, wanita bertubuh mungil itu mewakili AMAN dan menerima penghargaan organisasi kemasyarakatan terbaik dari Menteri Dalam Negeri, Tajahjo Kumolo.

Perjuangan Rukka bersama masyarakat adat sebelumnya telah dimulai saat ia memutuskan bergabung dengan AMAN pada 1999 silam.

Terlebih dahulu, wanita bersuara lantang itu tercatat aktif lebih dulu dalam Jaringan Pembelaan Hak-hak Masyarakat Adat (JAPHAMA).

Kemudian sempat di tahun 2007, ia dipercayakan terlibat aktif bersama United Nation Development Programme (UNDP) untuk UNDP Asia Pacific Regional Center di Bangkok, Thailand.

Wujudkan Undang-undang (UU) Masyarakat Adat

Setelah melakukan banyak hal di masa periodenya, Rukka merasa masih ada yang ingin ia perjuangkan.

Ia mempunyai amanat untuk mewujudkan Undang-undang (UU) Masyarakat Adat.

Rukka menyampaikan harapannya agar motivasi bersama masyarakat adat untuk membebaskan segala bentuk penyaderaan terhadap perwujudan UU Masyarakat Adat.

Perempuan kelahiran tahun 1973 itu menyampaikan dari Kongres VI di Kabupaten Jayapura ini diharapkan mampu melahirkan konklusi yang jelas terhadap pemerintah dan partai politik yang menyandera RUU Masyarakat Adat.

"Lalu terhadap seluruh sahabat masyarakat adat dan sikap masyarakat sendiri secara internal," imbuhnya.

Secara pribadi pula, Rukka berharap melalui kongres tersebut melahirkan rencana strategis yang mampu memastikan masyarakat adat bisa lebih kuat dan mempertahankan wilayah adatnya.

"Semua bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adat yang kuat, mandiri, dan bermartabat," tegasnya.

Semasa jabatannya, Rukka mengungapkan tidak hanya melakukan advokasi, hak asasi manusia (HAM) dan politik, tapi juga konsen dengan dunia pendidikan, khususnya sekolah adat.

Rukka mengungkapkan, total 90 sekolah adat telah didirikan AMAN.

"Untuk urusan sosial budaya kita harus berterima kasih kepada Perempuan Aman dan Pemuda Aman," katanya saat menyampaikan laporan pertanggungjawaban Sekjen AMAN periode 2017-2022 di Stadion Barnabas Youwe Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (27/10/2022) lalu.

Menurutnya, dari total 90 sekolah adat yang telah AMAN dirikan, 65 di antaranya didirikan periode 2017-2022, masa jabatan Rukka Sombolinggi.

"Ini merupakan pencapaian yang patut kita apresiasi," ujarnya.

Menurutnya, 65 sekolah adat yang didirikan periode 2017-2022, mayoritas terbentuk ketika Indonesia dihantam pandemi Covid-19.

"Jadi ternyata saat kita dilockdown anak muda kembali ke kampung dan belajar tentang adat leluhur," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PROFIL Rukka Sombolinggi yang Kembali Jadi Sekjen AMAN, Pernah Tempuh Pendidikan S2 di Thailand

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved