Profil Eny Syatriana Guru Besar ke-19 Unismuh Makassar
Eny Syatriana ditetapkan sebagai Guru Besar ke-19 di Kampus yang terletak di Jalan Sultan Alauddin, Makassar.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Eny Syatriana, dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris pada FKIP Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar ditetapkan sebagai Guru Besar ke-19 di Kampus yang terletak di Jalan Sultan Alauddin, Makassar.
Ia juga tercatat sebagai Guru Besar kedua, di kalangan Dosen Persyarikatan (Yayasan) di Unismuh.
Pengangkatan Eny sebagai Guru Besar tertuang dalam SK Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Pendidikan Tinggi Nomor 67925/M/07/2023.
Perempuan kelahiran Ujung Pandang pada 18 Oktober 1974 ini mengawali perjalanan akademik di dunia pendidikan Tinggi dari STKIP YPUP, berlanjut ke UNM untuk S-2 dan S-3 dalam bidang Pendidikan Bahasa Inggris.
Ia menyelesaikan Program Doktor dengan disertasi berjudul, "Designing English Instructional Materials for EFL Senior High School Students Based on School Curriculum" dengan Promotor Prof Harianto, Ko Promotor I Prof Baso Jabu, dan Ko Promotor II Prof Djamiah Husain.
Pengalaman mengajarnya meliputi mata kuliah seperti Education Psychology, Academic Writing, dan English for Spesific Purpose.
Curriculum Decelopment dan juga kerap berperan sebagai penguji eksternal, menunjukkan kapasitasnya dalam penilaian akademis.
Eny tidak hanya mengajar, tapi juga menciptakan produk bahan ajar, serta aktif dalam pelatihan profesional seperti "Penguatan Calon Kepala Sekolah" oleh Dirjen GTK Kemdikbud, dan "Pelatihan Penulisan Buku Ajar" oleh Universitas Negeri Makassar. Ia juga terlibat sebagai editor jurnal dan penyaji dalam konferensi internasional, yang mempertegas reputasinya sebagai akademisi yang diakui di kancah internasional.
Karya ilmiah yang mengantarkannya menuju Guru Besar adalah karya hasil kolaborasi antara Unismuh dan Samarkand State Institute of Foreign Language Uzbekistan, yang didanai oleh hibah kolaborasi internasional LP3M Unismuh Makassar.
Penelitian dan publikasi ilmiahnya yang tersebar di berbagai jurnal dan seminar internasional, antara lain, "Exploring the experiential learning circle application: Case study of University of Makassar and Samarkand State Institute of foreign language”, yang diterbitkan di Eurasian Journal of Applied Linguistics, adalah bukti nyata dari kompetensi dan kontribusinya yang luar biasa dalam bidang pendidikan.
Pesan Prof Eny
Eny memberi pesan khusus kepada para koleganya sesama dosen, yang saat ini masih berjuang mencapai jabatan akademik tertinggi.
“Menjadi guru besar bukan hanya mimpi, tetapi sebuah pencapaian yang mungkin untuk semua dosen yang berdedikasi. Peluangnya sama saja, baik untuk Dosen DPK maupun dosen persyarikatan,” ungkap Eny saat dihubungi media di penghujung Desember 2023.
Eny mengakui, salah satu tantangan terbesar, yakni menaklukkan jurnal terindeks Scopus.
“Saya juga sempat merasakan penolakan dari jurnal terindeks Scopus, tapi itu bukanlah akhir dari perjalanan. Sebaliknya, ini adalah kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, untuk menjadi lebih proaktif dalam menulis artikel yang berkualitas dan memenuhi standar artikel jurnal internasional,” jelasnya.
Inilah Tujuan Pembentukan Pokja Akselerasi Investasi di Luwu, Diapresiasi Guru Besar Unhas |
![]() |
---|
9.529 Mahasiswa Baru Unismuh Makassar Resmi Pakai Jas Biru |
![]() |
---|
Tren Take Over KPR Meningkat, Pengamat Ekonomi: Sinyal Mobilitas Konsumen ke Kredit Ekonomis |
![]() |
---|
FEB Unismuh Makassar Tanamkan Semangat Akademik dan Literasi Keuangan 385 Mahasiswa Baru |
![]() |
---|
FISIP Unismuh Tantang Mahasiswa Baru Bersaing Birokrasi Robot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.