WOW, Perceraian di Bulukumba Tembus 772 Kasus, Penyebabnya dari Poligami hingga Judi Online

TRIBUN-TIMUR.COM - Data yang diperoleh dari Pengadilan Agama (PA) Bulukumba hingga 15 Desember 2023 menunjukkan bahwa kasus perceraian di Kabupaten Bulukumba didominasi oleh faktor perselisihan dan pertengkaran terus menerus.

Sebanyak 772 pengajuan cerai telah tercatat, dengan 592 pasangan yang resmi bercerai.

Menurut informasi dari PA Bulukumba, beberapa faktor mendasari kasus perceraian meliputi perselisihan dan pertengkaran terus menerus, meninggalkan salah satu pihak, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), masalah ekonomi, perilaku mabuk-mabukan dan ber judi online, menjalani hukuman penjara, serta poligami tidak sehat.

Panitera PA Bulukumba, H A Saymsul Bahri SH M, menyatakan bahwa faktor perselisihan dan pertengkaran terus menerus mendominasi kasus perceraian tahun ini.

Perselisihan ini sering kali menjadi pemicu bagi faktor-faktor lain, seperti KDRT dan sebagainya.

"Jadi dari sekian banyaknya kasus perceraian yang ada di sini, semuanya didasari oleh perselisihan dan pertengkaran terus menerus dalam rumah tangga itu.

Nah, dari faktor itulah kadang menimbulkan faktor lain, misalnya KDRT, meninggalkan salah satu pihak, dan beberapa faktor lainnya," jelasnya.

Saymsul Bahri juga menambahkan bahwa rata-rata usia pasangan yang mengajukan perceraian berkisar antara 30 hingga 35 tahun.

Baca juga: Perceraian di Bone Capai 1.269 Kasus, Pemicunya Suami Tak Nafkahi Istri Termasuk Beli Skincare

"Kasus perceraian yang kami terima tahun ini di PA Bulukumba, rata-rata berumur 30 hingga 35 tahun," tambahnya.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2022 terdapat 827 laporan kasus perceraian, sedangkan hingga tahun 2023 saat ini, tercatat 772 laporan.(*)