Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ayah dan Anak Tewas dalam Ruko

Warga Maccopa: Pembunuhan di Roti Maros Ini Paling Sadis, Korban Jarang Bergaul Tapi Ramah

Dalam foto yang beredar, kedua korban terkapar di lantai dan berlumuran darah. Di dekat korban ada uang seribu dan cetakan jalangkote.

|
Editor: Ansar
Tribun-Timur.com/Ansar Lempe
Ruko di Lingkungan Sanggalea, Kelurahan Taroada Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros, jadi TKP pembunuhan bos Roti Maros, Makmur dan putranya. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kasus pembunuhan bos Roti Maros, di Ruko di Lingkungan Sanggalea, Kelurahan Taroada Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros menjadi perhatian.

Korban merupakan ayah dan anak tewas di ruko depan Pondok Pesantren Darul Istiqamah Maccopa Jl Poros Maros-Makassar.

Sang ayah adalah Makmur (53) dan putranya, Abdillah Makmur (27).

Kedua korban ditebas pakai parang. Beberapa luka sabetan di tubuh korban saat terkapar.

GULUNGAN UANG - Gulungan uang kertas, penggulung adonan roti, jalangkote dan tongkat ditemukan di sisi mayat korban pembunuhan ayah dan putranya di ruko kedai roti Maros di Km 26 Jalan Poros Makassar-Maros, kawasan Maccopa, Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale, Maros, Sulsel, Rabu (6/12/2023).
GULUNGAN UANG - Gulungan uang kertas, penggulung adonan roti, jalangkote dan tongkat ditemukan di sisi mayat korban pembunuhan ayah dan putranya di ruko kedai roti Maros di Km 26 Jalan Poros Makassar-Maros, kawasan Maccopa, Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale, Maros, Sulsel, Rabu (6/12/2023). (dok_facebook)

Dalam foto yang beredar, kedua korban terkapar di lantai dan berlumuran darah.

Di dekat korban ada uang seribu dan cetakan jalangkote.

Baca juga: Ada Gulungan Uang Kertas, Mesin Jalangkote dan Tongkat di Sisi 2 Jenazah Pembunuhan Sadis di Maros

Uang dan cetakan itu penuh darah.

Warga Maccopa, menyebutnya, pembunuhan tersebut paling sadis.

Hal itu sampaikan Nur saat ditemui Tribun-timur.com di sekitar lokasi kejadian, Kamis (7/12/2023).

Nur adalah nama panggilan.

Ia menolak untuk menyampaikan nama lengkapnya dengan alasan takut dipanggil jadi saksi di kantor polisi.

"Pembunuhan ini paling sadis. Langsung dua yang meninggal," kata wanita usia 48 tersebut.

Nur mengatakan, ruko yang menjadi lokasi kejadian kini sedang kosong.

Polisi sudah datang pasangi garis polisi. 

"Darah di atas belum dibersihkan," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved