Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Makassar Leadership Summit 2023

Alasan Sulsel Tak Pernah Jadi Tuan Rumah Pertemuan Pimpinan Dunia

Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin mengungkap alasan Sulsel tidak pernah jadi tuan rumah pimpinan dunia...

|
Penulis: Rudi Salam | Editor: Sukmawati Ibrahim
RUDI SALAM/TRIBUN TIMUR
Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin (tengah) berfoto bersama usai pembukaan Makassar Leadership Summit 2023 resmi dimulai di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar, Jl AP Pettarani, Senin (27/11/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin mengungkap alasan Sulsel tidak pernah jadi tuan rumah pimpinan dunia.

Alasannya karena persoalan tempat. Ia mengangkap tidak ada hotel layak ditiduri para presiden secara bersamaan.

“Mencari hotel di Makassar dan Sulsel masih jadi persoalan,” kata Bahtiar saat sambutan dalam Makassar Leadership Summit 2023 resmi dimulai di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar, Jl AP Pettarani, Senin (27/11/2023).

Bahtiar menceritakan, beberapa tahun lalu, ia sempat protes Kementerian Keuangan.

Sebab, rata-rata event pertemuan kepala negara dunia hanya dilaksanakan di Jakarta dan Bali.

“Saya protes, waktu itu saya masih direktur. Kenapa sih acara pertemuan kepala negara, 5 orang atau 10 orang harus di Bali, Jakarta, dan tidak pernah di Makassar,” ceritanya.

Pria kelahiran Bone, 16 Januari 1973 itu pun mempertanyakan alasan ‘kampungnya’ tidak pernah tuan rumah.

Ia pun mendapatkan jawaban yang sangat sederhana.

“Ternyata jawabannya sederhana sekali. Tunjukkan saya tempat di Makassar, hotel layak nginap presiden 5 orang seluruh dunia,” katanya.

“Rupanya sampai hari ini, sampai saya Pj Gubernur saya cek di Makassar, memang tidak ada hotel layak ditiduri president Amerika, Rusia, Cina. Tidak ada yang presentatif,” sambung Bahtiar.

Menurutnya, kondisi ini merupakan tantangan, utamanya para pengusaha hotel di Sulsel.

“Mohon maaf pengusaha hotel di Sulsel. Ini tantangan kita. Jadi tidak pernah ada pertemuan kepala negara seluruh dunia, cerita di kertas ji itu. Karena tidak ada tempat representatif untuk pertemuan 10 kepala negara di dunia. Mereka surveinya satu atau dua tahun sebelumnya. Ini tantangan Indonesia Timur,” tambah Bahtiar. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved