Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Di Bulukumba Ada Lelang Semangka untuk Palestina, Sosok Ini Beli Seharga Rp60 Juta

Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf memenangkan lelang semangka petani Bontosunggu dengan harga penawaran tertinggi Rp60 juta.

Penulis: Ardiansyah Safnas | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM
Bupati Bulukumba Andi Utta membeli semangka warga seharga Rp60 juta yang dilelang untuk didonasikan ke Palestina. 

"Yang kita kenal itu Kabupaten Takalar sebagai penghasil semangka, tapi petani kita di Bontosunggu menunjukkan bahwa semangka Bulukumba tidak kalah dengan yang ada di Takalar," imbuh bupati. 

Semangka dan Spirit Perlawanan Palestina

Dilansir majalah Time, penggunaan semangka sebagai simbol Palestina bukanlah hal baru.

Simbol buah ini pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza, serta mencaplok Yerusalem Timur.

Pada saat itu, Pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat.

Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka sebagai simbol bendera mereka.

Warna buah semangka dianggap mewakili warna bendera Palestina.

Ketika dibelah, semangka memiliki warna merah, hitam, putih, dan hijau seperti bendera nasional Palestina.

Seniman Sliman Mansour mengatakan kepada The National pada 2021 bahwa, pejabat Israel pada 1980 menutup pameran di 79 Galeri di Ramallah yang menampilkan karyanya dan karya lainnya, termasuk Nabil Anani dan Issam Badrl.  

“Mereka mengatakan kepada kami bahwa mengecat bendera Palestina itu dilarang, tapi warnanya juga dilarang. Issam berkata, ‘Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam dan putih?’, dan petugas itu menjawab dengan marah, ‘Ini akan disita. Bahkan, jika Anda mengecat semangka, itu akan disita'," kata Mansour.

Israel mencabut larangan terhadap bendera Palestina pada 1993, sebagai bagian dari Perjanjian Oslo, yang mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina.

Ini merupakan perjanjian formal pertama sebagai upaya untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Bendera tersebut dianggap mewakili Otoritas Palestina, yang akan mengelola Gaza dan Tepi Barat.

Setelah perjanjian ini ditandatangani, New York Times mengulas tentang semangka sebagai simbol selama pelarangan bendera.

“Di Jalur Gaza, di mana para pemuda pernah ditangkap karena membawa irisan semangka, yang menunjukkan warna merah, hitam, dan hijau Palestina, tentara hanya berdiam diri, dengan sikap bosan, saat prosesi berjalan sambil mengibarkan bendera yang pernah dilarang,” ujar jurnalis Times, John Kifner.

Pada 2007, tepat setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan Kisah Semangka untuk buku berjudul Subjektif Atlas Palestina. Pada 2013, ia membuat satu karya seni yang dinamakan Warna Bendera Palestina.

Karya seni ini kemudian dilihat oleh banyak orang di seluruh dunia.(*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved