Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mega Armini, Bidan di Bone Takklukan Medan Terjal dan Ekstrem Demi Layani Warga di Daerah Terpencil

Awalnya, Mega hanyalah bidan dengan status kontrak. Barulah di tahun 2017 ia diangkat sebagai pegawai negeri sipil.

|
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Ansar
Mega Armini
Bidan, Mega Armini saat bertugas di Desa Bontojai, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone.  

TRIBUNBONE.COM, BONTOCANI - Menjadi bidan di daerah pelosok sepertinya bukan opsi favorit.

Tidak banyak bidan mau berjibaku di jalan sunyi ini.

Mereka yang memilih jalan ini tentu pengabdian di atas segalanya.

Hal ini ditunjukkan oleh Mega Armini, seorang bidan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel). Sudah 13 tahun ia mengabdikan diri di Desa Bontojai, Kecamatan Bontocani. Pahit dan manis telah dirasakan. 

Desa tersebut berjarak 110 kilometer dari pusat Kota Watampone. Jarak tempuhnya 3 jam lebih.

Awalnya, Mega hanyalah bidan dengan status kontrak.

Barulah di tahun 2017 ia diangkat sebagai pegawai negeri sipil.

Berbagai keterbatasan dihadapi dalam menjalankan tugas.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada warga, Mega harus bertempur dengan medan yang sulit.

Aksesibilitas di wilayah kerja belum baik.

Walau begitu, Mega tetap semangat dalam menjalankan tugasnya.

Dia mengendarai motor trail menerabas hutan, sungai dan jalan yang masih beralaskan tanah.

Tentu ini sangat membahayakan nyawanya. 

“Perjuangannya cukup menguras tenaga karena kita tahu daerah Bontocani daerah terpencil. Apalagi di tempat saya bertugas (Desa Bontojai) ada dua dusun yang tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat,” ungkapnya kepada tribun-timur.com Sabtu (11/11/2023).

“Kalau mau berkunjung ke warga yang butuh  pertolongan saya pakai motor trail, karena kalau motor kecil lama sampai, kadang mogok di jalan dan tidak bisa mendaki,” tambah dia.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved